Chapter 18

756 111 12
                                    

"CUKUP! " bentak Soraru.

"Apa yang kalian inginkan hah?!  Kenapa kalian terus mengganggu Mafu?!  Apa Mafu pernah berbuat salah kepada kalian?! " Soraru mulai kehabisan kesabarannya.

"Soraru-san... " kata Mafu,  ia menundukkan kepalanya menahan amarah.

"Tidak bisa kah kalian membiarkannya menjalani kehidupannya dengan damai?! " kata Soraru yang tidak menghiraukan ucapan Mafu.

"Soraru-san... Hentikan... " kata Mafu yang masih menundukkan kepalanya.

"Tidak Mafu,  jangan hentikan aku!  Kalau kalian tidak membiarkan Mafu sendiri maka----!!!! " perkataannya terputus.

"Maka apa?  Kau akan mengeluarkan kami semua?  Kami tak peduli lagi kau tau... Dan kau.. Bocah albino.  Kau hanya bisa berlindung dibalik orang lain huh? " kata salah satu anak itu.

"Beraninya kalian!! " kata Soraru,  ia baru saja hendak memukul anak anak itu namun pada saat itu juga Mafu berteriak.

"SUDAH KUBILANG HENTIKAN!!" teriaknya.  Amarahnya tak terbendung.  Perasaan kesal, benci,  dan putus asa bercampur menjadi satu.  Dengan segala amarah itu ia berlari.

"Mafu!  Tunggu! " kata Soraru seraya berlari mengejar Mafu.

Sementara anak anak itu , mereka tersenyum dengan puas merasa tujuan mereka telah tercapai.

Mafu terus berlari,  ia bersembunyi di dalam kamar mandi.  Mengunci dirinya disana.

"Hei Mafu!  Buka pintunya! " kata Soraru.

Namun Mafu tak menjawab,  ia hanya berdiam diri didalam sana.  Air mata nya terus mengalir.  Sungguh sesak,  betapa kesalnya dia.  Ingin rasanya ia berteriak melepas semua pikiran yang memenuhi pikirannya.

Hampa,  hati ini tak lagi dapat merasakan apa yang seharusnya dirasakan.  Gelap,  hanya kegelapan.  Tak ada setitik pun cahaya kehidupan yang menyinari hatinya.

"Baiklah,  sepertinya kau butuh waktu sendiri..  Kalau begitu aku pergi dulu" kata Soraru.  Suaranya terdengar sungguh putus asa.  Hal tersebut hampir membuat Mafu keluar dari sana namun ia mengurungkan niatnya.

Langkah demi langkah,  Soraru meninggalkan Mafu.  Hanya menyisakan kesunyian yang membuat dada terasa sesak.

"Maafkan aku" kata Mafu.  Satu demi satu air matanya terus menetes.

Waktu terus berlalu,  kira kira saat ini anak anak lain sedang mengikuti pembelajaran.  Mafu tidak mungkin mengambil tas nya di kelas,  jadi ia pergi meninggalkan barang barangnya di kelas dan berjalan pulang ke rumah.

Karena tidak mungkin untuk keluar dari sekolah begitu saja,  jadi dia harus meminta izin terlebih dahulu.

Ia berjalan dengan perasaan hampa menuju kerumahnya.  Tatapannya kosong,  hanya terus berjalan agar segera sampai di rumahnya.

Sesampainya dirumah,  ia menutup pintu dan membiarkan seluruh ruangan gelap.

"Sampai kapan ini akan berlangsung... " katanya pada diri sendiri.

Air matanya tak lagi menetes.  Apa yang ia rasakan saat ini?  Kesedihan?  Tidak... Bahkan kesedihan tak lagi menyelimuti hatinya. Tak ada setitikpun rasa yang ada pada dirinya saat ini.  Hampa.

Tak terasa hari siang berganti sore,  cahaya jingga sang Mentari menghiasi langit senja.  Sedikit demi sedikit sang Mentari mulai tenggelam menyisakan kegelapan dibelakangnya.

*tok tok tok*

Seseorang mengetuk pintu rumah Mafu.  Yang membuatnya sontak terbangun, namun ia tak membukakan pintu.

"Mafu,  aku hanya membawakan tas mu.  Jika kau tak ingin menemui ku.. Tak apa,  aku akan tinggalkan tas mu disini... Jika kau sudah merasa lebih baik kau bisa menghubungiku ok? " kata Soraru.

Tak ada balasan,  Mafu hanya terdiam mendengar perkataan itu.  Setelah suara langkah Soraru hilang,  Mafu membuka pintu untuk mengambil tas nya.

Ia mengambil tas nya dan kembali masuk ke rumahnya.

"Ugh,  aku ketiduran" kata Mafu.

Ia berjalan menuju jendela.  Ia buka tirai dan melihat keluar.

"Sudah senja... Sepertinya sebentar lagi malam tiba" sambungnya.

Ia kembali menutup tirainya dan membereskan barangnya.

Setelah membersihkan diri Mafu berbaring di kasurnya. Ia menatap langit langit,  mencoba berpikir apa yang harus ia lakukan sekarang.

Sebenarnya ke arah mana ia berjalan? Kemanakah tujuan nya sebenarnya. Apa selama ini iya terus berjalan tanpa tujuan? 

Ia merasa,  walau ia sempat menggapai cahaya dari kehidupan ini namun mengapa kegelapan kembali menariknya jatuh?

Kehidupan ini bagaikan jarum jam yang berputar terbalik. Entah sampai kapankah iya akan terus berjalan mundur.

"Apa aku bisa mengubah semua ini? "
.
.
.
.
.
.
*to be continued *

-----------------------------------

Hello minna!!  Konbanwaa!
I'm back :v ada yang kangen gak?  //gak
Maaf karena baru up sekarang :" minggu lalu habis UTS jadi baru sempat up sekarang hueee gomen :v

Untuk semua yang sudah mendukung ff ini sampai sejauh ini,  shine mengucapkan
ARIGATOUGOZAIMASHITA!

-Shine-

Hantokeimawari ( mafumafu )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang