O4 ❀ si mama

10.9K 2.4K 320
                                    

katakan ke dunia, selamat malam.
matahari telah terbenam,
sudah gelap untuk alam.

sampai sekarang, rasaku masih diredam.
nyaman untuk bungkam,
terlalu lama mendiam.

berjuang sendiri terasa terlalu kelam,
menyukai terlalu dalam.
bagaimana jika akhirnya tetap jadi rasa yang terpendam?

bagaimana jika akhirnya tetap jadi rasa yang terpendam?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sekarang lagi rapot sisipan. itu loh, rapot tengah semester. pasti yang pelajar tau semua.

aku bersyukur nilaiku gak ada yang kosong, tandanya aku gak perlu remidi apapun. yang hampir kkm ada sih, tapi kan gak sampe.

aku naik motor nih, sendirian. teh yeeun malah naik mobil. katanya teh yeeun, "kamu naik motor aja, mau naik mobil sendirian nih. biar kayak anak hitz zaman now,"

ih! dasar.

sekarang aku lagi ada di parkiran belakang, pengen langsung pulang. aku males lama-lama di sekolah.

cuma, tepat dibelakangku, ada ibu-ibu sendirian, kayak kebingungan gitu, soalnya celingukan. aku otomatis nanya, "tante, kenapa? kok kayak nyari sesuatu,"

si ibu noleh, sedikit meringis. "anu, nyari anak saya, katanya disuruh jalan duluan ke parkiran, nanti dia susul. cuma kok dia gak ada,"

hadeh, bandel banget deh anaknya. "kalau boleh tau, nama anak tante siapa? terus kelas apa? mungkin aku bisa bantu,"

"haechan, 12 ips 1."

WAH, INI MAMANYA.

"oh, aku kenal kok." kataku. "tante mau kuanterin ke gerbang depan? disana juga ada parkiran. siapa tau haechan disana,"

"eh, iya. maaf ya ngerepotin,"

akhirnya aku ngebonceng mamanya haechan ke gerbang depan. sesampainya di sana, beneran ada haechan. celingukan juga kayak mamanya.

"haechan, kamu nih, ditungguin gak dateng-dateng!" mamanya haechan ngomel pas turun dari motorku. haechannya bingung, "loh, kan di parkiran!"

"kamu gak ngomong, parkiran depan apa belakang. mama ke parkiran belakang, kamu ke parkiran depan. yaelah, untung anak sendiri." mamanya haechan ngejewer telinga haechan pelan. aku nahan ketawa.

"untung si kakak cantik ini mau anterin mama. makasih dulu sana!"

"iya-iya," haechan noleh ke aku. "makasih ya kay. kalo kamu gak ada dan gak nganterin mamaku, pasti si mama makin ngamuk terus ngeluarin jurus seribu bayangannya─ YA ALLAH JANGAN DICUBIT ATUH, MA!"

"siapa namanya?" mama haechan nanya ke aku. "kayra, tante."

"kay, lain kali ke rumah tante aja. tante di rumah punya banyak camilan,"

"apaan sih mama, kayak penculik nawarin ke anak kecil aja!" haechan merengut. iya juga ya.

"dih, kita kenal?" mamanya haechan melet ke haechannya. ya ampun, aku pengen ngakak.

"astaga...."

"minta kontak line aja deh, kay!" mamanya haechan ngasih hpnya ke aku. aku ngangguk dan nambahin lineku ke dalam daftar temannya mama haechan.

oh, namanya mama yuri.

HILIH, KOK PANGGILNYA MAMA.

"udah, tante."

"yaudah, tante pulang dulu. makasih, kayra."

ini aku boleh senang gak sih? soalnya sekarang aku udah kenal mamanya haechan. kata orang-orang, deketin penciptanya dulu, terus orang tuanya kan?

 kata orang-orang, deketin penciptanya dulu, terus orang tuanya kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[I] sampai jadi debu, haechan✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang