kamu pakai jaket tebal, kayaknya kamu kedinginan.
boleh tidak, aku beri coklat hangat?
soalnya, untuk sekarang aku gak berani peluk.
nanti ya, kalau ada kesempatan.makanya, resmiin dong hubungannya.
"rok baru alhamdulillah, dipakai di hari sekolah~" senandung eunbin di koridor sekolah.
bentar, ini yang ganti rok kan aku, kok yang seneng eunbin sih?
pas aku tanya, kata eunbin─ "abisnya rokmu udah gantung banget! aku gemes pengen narik!" aku ketawa dengernya.
oh iya, hari ini hujan. aku suka. eh, aku suka bukan karena hujan mendukung suasana hatiku, enggak. justru suasana hatiku lagi baik.
iyalah? siapa dulu dong, yang habis kenalan sama si dia?
"aih, pelangi!"
aku noleh. wah, iya. ada pelangi habis hujan. "bagus ya, bin?"
"iya! warna-warni kayak sempak adikku,"
"apaan!" aku ngakak.
"eunbin!" aku dan eunbin noleh ke sumber suara. ada sanha dengan senyumannya. "bin, nanti pulang sekolah jalan, yuk?"
"heeeehhhh! ngajaknya pas aku sendirian dong!" eunbin ngebekep mulutnya sanha yang bikin aku ketawa.
eunbin sama sanha emang pacaran dari kelas 10, awet gitu. padahal sifat mereka itu sama-sama keras kepala. tapi kayaknya mereka sudah paham satu sama lain.
"aku pergi duluan ke kelas, bin. enakin aja pacarannya!" aku jalan menjauh sambil terkekeh. terdengar eunbin teriak dari jauh, "kayraaaaa, jangan ditinggalin!"
padahal aku tau dia pengen berdua sama sanha. dasar eunbin.
kelasku ips 3, jadi sudah pasti ngelewatin ips 1.
loh, loh. di depan ips 1 ada si tuan bawa gitar sendirian. aku berusaha bersikap biasa aja, padahal jantung sudah berdetak cepat layaknya sedang maraton.
"halo, kayra!"
aku noleh. dia senyum. "mau kemana?"
"balik ke kelas,"
"oh," haechan ngangguk. "aku mau nyanyi, tapi gak ada yang mau dinyanyiin. kamu mau gak? ntar nilai suaraku,"
aku ngangguk, "iya, boleh."
dia mulai memetik gitarnya, "kita remaja, yang sedang dimabuk asmara~"
siang itu, rasanya lebih indah lantunan suara haechan yang sedang bernyanyi, ketimbang pelangi dengan hangat mentari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] sampai jadi debu, haechan✅
Fanficft. lee haechan ❃selamanya, biarkan perasaan ini menetap, sampai menjadi debu. ©jeezvr, 2O19 [read seperti tulang, haechan too]