O3 ❀ sepeda merah muda

12.3K 2.5K 539
                                    

aku kaku.
rasanya terlalu ragu,
karena dekat tapi terasa jauh.

haechan,
sini kuberi tahu,
eh, tapi kayaknya aku terlalu malu.

hm,
─itu,
izin rindu.

"wah, parkirannya penuh," gumamku sambil melihat ke arah parkiran yang motornya udah sebanyak dosa kehidupan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"wah, parkirannya penuh," gumamku sambil melihat ke arah parkiran yang motornya udah sebanyak dosa kehidupan. "untung gak jadi bawa motor,"

aku masuk ke dalam toko buku. rencananya, aku mau nyari buku novel terbaru. apapun lah, yang penting bagus buat dibaca. aku penggemar novel soalnya.

tapi, setelah beli buku nanti, aku mau ke sekolah lagi. kerja kelompok bikin proposal presentasi. nanti naik apa, ya? hm, kendaraan umum aja lah.

toko buku itu kayak surga dunia, bagiku. entah, kalo cewek seusiaku suka make up, aku suka buku.

mataku menatap jajaran best seller disana. wah, masih ada dilan, si tokoh romansa yang unik.

"loh, ketemu lagi," seseorang nepuk pundakku yang bikin aku noleh, "eh, iya. kamu disini juga,"

ada si haechan, nih.

"nyari buku apa?"

"anu, novel."

perbincangan kami berlanjut, sambil mencari buku yang diinginkan, bahkan sampai membayar dan keluar dari toko. kayaknya kalau ngobrol sama haechan, waktu gak akan kerasa. hehehe.

"naik apa kesini?" tanya haechan pas di depan pintu. "jalan kaki. kan gak terlalu jauh dari rumahku,"

"oh ya? lain kali aku mampir, boleh?"

ya gak mungkin aku nolak. "boleh,"

"sekarang mau kemana?"

"balik ke sekolah, mau kerja kelompok." jawabku. dia nanya lagi, "naik apa?"

"angkot, mungkin."

"ayo sini kuanter. tapi aku naik sepeda ontel. mau gak?"

aku ketawa, kukira dia bercanda. habisnya, haechan ini kalau di sekolah tipe orang yang bawa motor sport segede bison. "sepeda ontel? bercanda?"

"loh beneran," dia narik tanganku. iya, diantara banyak motor, ada satu yang berbeda.

sepeda warna merah muda.

"sepedamu?"

"sepedanya mamaku, aku cuma pinjem." haechan meringis. "ayo. aku kuat kok ngeboncengnya. kalau kamu gak mau kupaksa,"

aku menghela nafas pelan, "yaudah ayo."

aku beneran dianterin ke sekolah naik sepeda ontel. aku duduk di belakang, memegang kaosnya pelan.

hatiku jadi cabuh, bersamaan dengan sepeda yang terkayuh.

hatiku jadi cabuh, bersamaan dengan sepeda yang terkayuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[I] sampai jadi debu, haechan✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang