Sakura menatap takjub pada Ino. Ino dengan gaun putih yang menjuntai sampai ke lantai membuatnya seperti Tuan Putri di mata Sakura. Siapa pria beruntung yang mendapatkan hatinya?
Khayalan Sakura harus berakhir saat Hinata menyenggol lengannya, menyuruhnya fokus karena mereka akan membawa cincin masing-masing mempelai. Sakura jadi gugup. Padahal ini hanya pertunangan, tapi ia merasa akan membawa cincin saat pernikahan. Entah mengapa ia merasa hatinya jadi gelisah.
Ia menatap sebuah tempat cincin cantik di tangannya. Sangat sederhana tapi manis. Hanya sebuah tempat cincin berbentuk seperti mangkuk, dengan dua angsa yang saling berhadapan dan kepalanya saling bersentuhan sehingga membuat leher mereka membentuk hati sebagai latar sebuah cincin yang berdiri manis di antara celah sempit yang mengapitnya. Cincin lain sedang dibawa oleh Hinata.
Sakura tersenyum melihatnya. Sepertinya ini adalah cincin untuk perempuan. Berarti nanti ia akan berdiri di samping mempelai laki-lakinya. Ia jadi benar-benar ingin melihat wajah Sang Pria. Ino berhasil membuatnya mati penasaran. Awas saja nanti. Sakura bersumpah akan menjitaknya.
Lamunan Sakura buyar oleh suara MC yang mengintruksikan Ino untuk meniup lilin, diiringi lagu 'Happy Birthday' yang dinyanyikan oleh seorang penyanyi dan diikuti oleh beberapa yang hadir di sini, termasuk Sakura. Gadis itu sangat antusias.
Setelah meniup lilinnya, ia melihat Ino yang tersenyum ke arah mereka. Ia dan Hinata membalas tersenyum. Tapi selanjutnya, ia merasa kalau Ino tersenyum sedih ke arahnya. Ada apa? Dengan semangat ia melambai ke arah Ino dan itu sukses membuat Ino tersenyum geli. Sakura lega melihatnya. Entahlah. Ia hanya tidak ingin Ino berekspresi seperti itu.
Dan inilah saatnya. Ino akan memanggil tunangannya dan acara pertunangan akan dimulai. Begitu yang dikatakan panitia padanya. Ia melihat Ino mengambil mic dari MC dan memberi beberapa kata sambutan.
"Terima kasih pada teman-teman semua yang sudah mau datang dihari bahagiaku ini. Aku merasa senang sekali hari ini. Semoga semua yang di sini bisa merasakan apa yang aku rasa sekarang."
Sakura tersenyum menatap Ino.
"Hari ini, bertepatan dengan sembilan belas tahun usiaku, aku ingin mengumumkan sesuatu yang sudah lama aku rencanakan. Dan maaf jika sebelumnya aku tidak menceritakan pada kalian. Aku akan melepaskan status lajangku dan bertunangan dengan seseorang."
Beberapa sorakan dan siulan menyambut ucapan Ino itu. Sakura dan Hinata saling berpandangan dan terkikik geli.
"Aku akan memperkenalkannya pada kalian semua. Inilah dia, orang yang paling aku cintai, Deidara-nii."
Dan apa yang didengar Sakura terakhir dari mulut Ino, membuat dunianya berputar. Ia serasa tidak menginjak tanah. Ia ingin menyangkal apa yang ia dengar tadi. Ya, ia pasti salah dengar. Tapi apa yang dilihatnya sesudah itu membuatnya ingin menangis. Deidara naik ke panggung menghampiri Ino.
Tidak. Ia tidak salah dengar. Itu Deidara-nii. Orang yang disukainya. Orang yang menjadi alasannya mau belajar gitar lagi. Ia menatap nanar ke depan. Menatap dua orang yang sedang tersenyum bahagia ke arah tamu undangan. Ia mundur selangkah. Tindakan yang membuat Hinata menoleh padanya.
"Sakura-chan?" Mata Hinata terbelalak saat melihat wajah pucat Sakura.
"Sakura-chan, kau baik-baik saja? Wajahmu pucat sekali! Kau sakit?!" Sakura termangu sesaat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guitar
Teen FictionSakura menyukai gitar karena dia. Tapi bagaimana jika dia menyukai orang lain? Akankan Sakura tetap menyukai gitar? Apa yang membuat Sakura bertahan untuk menyukai gitar? "Menikahlah denganku!" "Eeeehhhhh!"