Eins

2.4K 159 14
                                    

Entah sudah keberapa kalinya wanita mungil itu tersenyum.

Senyum yang masih setia menghiasi bibir indahnya kala dirinya bersama seorang pria yang dicintainya. Pria yang selalu menjadi pusat dunianya yang berhasil meluluh-lantahkan hati si wanita mungil.

Pertemuan pertama keduanya memang terkesan sangat manis, keduanya sering menghabiskan waktu disebuah cafe yang sama, tetapi sibuk dengan dunianya masing-masing.

Jika sang pria sibuk berkutat dengan sebuah gadget yang selalu dibawanya ke cafe, maka lain dengan si wanita. Wanita itu begitu sibuk memperhatikan pria yang masih sibuk dengan gadget miliknya yang tampak sedang mengukir sebuah gambar di dalam sana. Tidak peduli dengan sebuah novel yang menemaninya kala menunggu pujaan hatinya datang yang kemudian dicampakkannya begitu saja di atas meja bersama secangkir caramel macchiato yang menjadi pesanan tetapnya ketika berkunjung.

"Jongin oppa, berhenti merayuku. Pipiku sakit karena sudah terlalu banyak tersenyum." Protes si wanita mungil itu sambil menggerakkan genggaman tangan mungilnya pada si pria.

"Wae?" Jongin berucap manja menanggapi protes dari kekasihnya. "Bukankah kau senang jika aku menggodamu, Kyungsoo-ya?" Jongin merangkum wajah Kyungsoo dengan sedikit menekan pipi wanita itu hingga bibir tipis yang terbalut lipstick berwarna merah muda itu sedikit mengerucut.

Dengan masih menekan pipi Kyungsoo sambil menggerakkannya ke kanan dan ke kiri secara perlahan, Jongin masih terus mempertahankan lengkungan ke atas pada bibirnya.

Kyungsoo wanita yang sangat dewasa sekaligus menggemaskan bagi Jongin. Menjalin hubungan dengan Kyungsoo selama lima tahun membuat Jongin tau betul bagaimana sifat kekasihnya.

Bertemu dengan Kyungsoo sedikit banyak memberikan kesan indah tersendiri bagi Jongin. Kala hatinya sedang hancur tak berbentuk, wanita itu hadir dengan sejuta pesonanya hingga hati Jongin perlahan kembali utuh.

Meski pada nyatanya Jongin tidak benar-benar melabuhkan hatinya pada Kyungsoo. Hati Jongin telah rapat terkunci dan hanya menyisakan satu nama di dalamnya. Entah di mana kuncinya, Jongin pun tidak tau.

Baginya, hanya wanita masa lalunya lah yang menjadi pemilik hatinya, pemilik cintanya. Bukan wanita yang ada di hadapannya saat ini, wanita yang telah lima tahun menemaninya merapihkan kepingan hatinya hingga menjadi utuh. Bukan Kyungsoo.

Kyungsoo merenggut kesal karena Jongin belum juga melepaskan tangannya dari pipi Kyungsoo dan pria itu malah menatap Kyungsoo dengan tatapan yang terkesan menerawang dan senyumnya yang perlahan memudar.

Entah apa yang dipikirkan pria itu, Kyungsoo tidak tau. Tidak ingin tau lebih tepatnya. Untuk apa ia tau jika itu hanya melukai hatinya, Kyungsoo tidak mau.

"Berhenti menyiksa pipiku, oppa!" Kyungsoo menyentak tangan Jongin dan membuat jiwa pria itu yang tadinya berkelana jauh mendadak kembali pada raganya. "Kau ini kejam sekali. Dasar namja tidak berperasaan!"

Cup!

Jongin mengecup kening Kyungsoo sambil mengusap kepala wanitanya.

"Aigoo kekasihku ini merajuk eoh?" Jongin memundurkan sedikit tubuhnya guna melihat wajah Kyungsoo.

Kyungsoo hanya diam memandang Jongin dengan tatapan sendunya. Menjalani hubungan lima tahun bersama Jongin, pria itu belum pernah sekalipun mengucap kata maaf padanya. Jika Kyungsoo merajuk pada Jongin, pria itu hanya akan menggoda Kyungsoo dengan kata-kata manisnya hingga membuat Kyungsoo kembali tersenyum.

"Soo-ya, apa kau marah padaku?" Jongin mengusap pipi Kyungsoo dengan lembut, memperhatikan wanita di hadapannya yang masih memandangnya tanpa ekspresi. "Katakan sesuatu padaku? Jangan diam seperti itu, sayang."

Kyungsoo mengulas senyum tipisnya dan meraih tangan Jongin dari pipinya untuk digenggam. "Gwenchanhayo, oppa. Jangan khawatir."

"Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"

"Tidak ada, hanya saja aku merasa bahagia." Kyungsoo menjawab sambil tersenyum memandang tautan tangan keduanya.

Jongin mengangkat dagu Kyungsoo agar mata bulat wanita itu bertemu dengan mata tajamnya. "Apa yang membuat kekasihku bahagia, hm?"

"Tugas akhirku sudah sedikit lagi akan selesai."

"Jinjja?" Tanya Jongin penuh minat.

"Eoh!" Jawab Kyungsoo dengan penuh semangat. "Jinjjayo, oppa. Itu artinya wisudaku juga semakin dekat. Aku bisa ikut wisuda tiga bulan lagi."

"Kekasihku ini sungguh luar biasa. Tapi jangan lupakan juga waktu istirahatmu, ara?"

Kyungsoo mengangguk. "Tentu saja! Aku harus tetap sehat, jika aku ingin ikut wisuda tahun ini."

Jongin mengulas senyumnya ketika melihat Kyungsoo menjadi sangat agresif ketika bercerita pada Jongin bagaimana kehidupan kampusnya.

Kyungsoo merupakan mahasiswa psikologi di Seoul National University yang kini telah berada disemester akhir. Jongin sering menjadi percobaan klien Kyungsoo ketika wanita itu sedang mengulang apa yang dipelajarinya di kampus dan dengan sukarela pria itu mau menjadi klien percobaan Kyungsoo.

"Aku bangga dengan kekasihku, lulus kuliah dengan tepat waktu dan juga nilai-nilaimu yang sangat memuaskan. Meskipun terkadang kekasihku ini sangat menyebalkan dan sulit diatur, aku yakin abeonim dan eommonim sangat bangga pada putrinya."

"Tentu saja, oppa. Mereka orang tuaku, pasti mereka bangga padaku." Kyungsoo memutar bola matanya. "Dan satu lagi. Meskipun aku menyebalkan dan susah diatur seperti katamu, tapi aku ini memiliki otak yang sangat pandai. Jangan meragukan kekasihmu yang pandai ini, oppa."

Jongin mendekat dan dalam sekali tarikan, tubuh Kyungsoo berhasil masuk dalam dekapan hangat pria yang dicintainya.

"Iya benar, kekasihku ini sangat pandai hingga kekasihku ini dengan mudah menjawab setiap kata-kataku." Jongin menepuk kepala Kyungsoo perlahan disertai kekehan geli darinya.

"Cih!" Kyungsoo memberikan pukulan ringan pada pundak Jongin dan setelahnya Kyungsoo melingkarkan lengannya di pinggang Jongin, menyamankan dirinya dalam dekapan hangat dan nyaman dari Jongin, menghirup dalam-dalam aroma maskulin tubuh Jongin yang menjadi candu bagi Kyungsoo.

"Oppa, saranghae." Kyungsoo berucap lirih dalam dekapan Jongin.

"Hm."

Kyungsoo melepaskan tubuhnya dari dekapan hangat Jongin. "Apa begitu sulit juga untuk mengatakan bahwa kau juga mencintaiku?"

TBC

Annyeong....
Dengan tidak tau dirinya aku kembali dengan cerita baru, padahal masih punya utang dicerita sebelah.
Pokoknya selamat menikmati story barunya kaisoo ini ya.
Aku bakal tetep lanjutin Secret Love Song, cuma aku lagi bingung aja sama kelanjutan cerita itu --"

Don't Be Along [Kaisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang