"Kau ingin pernikahan yang seperti apa, sayang?"
Kyungsoo tersipu mendengar panggilan baru yang disematkan Jongin padanya. Sejak hari itu, perubahan sikap Jongin pada Kyungsoo berkembang sangat pesat.
Jika dulu Jongin menghubungi Kyungsoo hanya untuk menghargai Kyungsoo sebagai kekasihnya, tapi kini menghubungi Kyungsoo merupakan sebuah keharusan bagi Jongin.
Kini Jongin terlihat seperti seorang remaja yang baru saja merasakan jatuh cinta pertama kalinya.
"Oppa mau yang seperti apa?" Kyungsoo berucap setelah berhasil berkompromi dengan detak jantungnya yang menggila.
Jongin memasang ekspresi berpikir setelah mendapat pertanyaan dari Kyungsoo, sebelum akhirnya senyum manis terukir di bibir tebalnya.
"Apapun untukmu, sayang."
Kyungsoo kembali tersipu akan jawaban yang Jongin berikan padanya. Menunduk adalah pilihan terbaik Kyungsoo untuk menyembunyikan rona merah pada wajahnya yang ia yakini rona itu sudah menjalar sampai pada telinganya.
Jongin terkekeh kecil melihat tingkah menggemaskan kekasihnya ketika tersipu. Entah kenapa, menggoda Kyungsoo sangat menyenangkan bagi Jongin saat ini.
Wanita itu mudah tersipu dan saat sudah tersipu, wajahnya akan memerah. Pemandangan itulah yang kini menjadi objek kesukaan Jongin.
Kyungsoo yang tersipu akan membuat Kyungsoo semakin menggemaskan.
Jika tau mencintai Kyungsoo sebegini bahagianya, sudah dari dulu Jongin lakukan. Sayangnya dulu Kim Jongin masih terjebak dalam belenggu masa lalunya bersama Luhan.
Berkat Kyungsoo dan kesabaran yang dimiliki wanita itu, Jongin sadar jika tidak selamanya ia membiarkan masa lalu menguasainya.
Jika orang di masa lalunya saja bisa berbahagia saat ini, bukankah sudah saatnya Jongin juga berbahagia dan berdamai dengan masa lalunya?
Itulah yang kini Kim Jongin lakukan.
Berdamai dengan masa lalu dan membangun sebuah kebahagian dan cinta dengan masa depannya, Do Kyungsoo.
"Angkat kepalamu, Soo—" Tangan besar Jongin meraih dagu Kyungsoo, membawa kepala wanita itu untuk mendongak, "dan tatap mataku."
Perlahan tapi pasti, Kyungsoo menatap Jongin yang kini juga tengah menatapnya lekat.
"Oppa—"
"Aku mencintaimu, Do Kyungsoo."
Kyungsoo menatap Jongin lurus, jantungnya berdetak tidak karuan. Jongin selalu berhasil membuat kerja jantungnya berada di luar kondisi normal.
Kata-kata ini yang sedari dulu Kyungsoo tunggu akhirnya terucap dari bibir kekasihnya.
Penantian yang berbuah manis.
Jongin menatap Kyungsoo yang diam tidak berekspresi di hadapannya. Wanitanya masih diam dengan sorot mata yang tidak bisa Jongin artikan.
"Aku harap aku belum terlambat untuk mengucapkannya." Tangan besar Jongin membelai pipi Kyungsoo halus.
Wanita itu perlahan menggeleng untuk memberi respon ucapan Jongin. Air matanya yang sedari tadi menggenang di pelupuk matanya perlahan luruh bersamaan dengan Kyungsoo yang langsung menubruk tubuh besar Jongin, menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu dan memeluk pinggang Jongin erat.
Jongin membalas pelukan Kyungsoo tidak kalah eratnya. Membelai halus surai hitam Kyungsoo dan sesekali mendaratkan kecupan-kecupan ringan di atasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Along [Kaisoo]
Fanfiction"Aku tidak mencintaimu, mungkin kau sudah tau itu. Bahkan saat kau menangis, hatiku tidak merasa sakit." -Kim Jongin "Aku akan tetap bertahan. Bisakah kau mempersingkatnya lagi, sudah terlalu lama. Tapi aku mencintaimu." -Do Kyungsoo Inspired by a s...