Secangkir caramel macchiato dan suasana akhir bulan November memang menjadi perpaduan yang menenangkan antara suhu udara rendah karena akan masuk musim dingin, lalu dikombinasikan dengan secangkir caramel macchiato hangat. Lengkap sekali rasanya.
Saat-saat seperti inilah yang amat disukai Kyungsoo, akhir dari musim gugur. Jika kebanyakan orang menyukai musim gugur karena dingin, namun terasa hangat karena warna-warna jingga menghiasi musim gugur. Kyungsoo juga menyukai musim gugur, tapi Kyungsoo lebih menyukai musim dingin.
Bagi Kyungsoo, musim dingin mempunyai kekuatan magis tersendiri.
The light, please!
Begitu Kyungsoo menyebutnya. Pada awal musim dingin, malam akan terasa lebih panjang. Banyak perumahan dan area pertokoan memasang lampu-lampu LED di bagian luar rumah atau toko sebagai penghias. Gemerlap cahaya inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Kyungsoo.
Wanita itu rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk memandang gemerlap malam kota Seoul pada awal musim dingin dari jendela besar kamar apartmennya.
Lalu, apalagi yang membuat musim dingin terlihat magis jika bukan cahaya utara dan selatan yang menari-nari di langit. Memang tidak disemua negara empat musim bisa menemukan aurora borealis dan australis.
Pernah kala itu Kyungsoo pergi ke Kanada untuk mengunjungi kakak sepupunya saat libur musim dingin. Kedatangan Kyungsoo ke Kanada bukan hanya untuk mengunjungi kakak sepupunya, tapi wanita itu punya niat terselubung.
Apalagi jika bukan untuk menyaksikan keindahan aurora?
"Kyungja-ya!" Kyungsoo sedikit tersentak ketika suara nyaring menyapa indra pendengarannya. Tanpa menoleh pun Kyungsoo sudah hapal dengan suara ini, siapa lagi jika bukan Byun Baekhyun.
"Kau sudah lama menungguku?" Wanita itu mengambil posisi duduk di hadapan Kyungsoo dengan sebuah meja bundar yang menjadi penghalang mereka.
Kyungsoo menyesap sedikit caramel macchiato-nya sebelum meletakkan cangkir putih itu di meja dan menatap Baekhyun. "Kira-kira sudah 24 jam aku menunggumu di sini."
"Cih! Yang benar saja. Kau terlalu berlebihan, Kyungja."
"Kali ini apalagi alasanmu?"
Baekhyun terkekeh mendengar pertanyaan yang dilontarkan Kyungsoo. Sahabatnya ini terlampau hapal dengan segala tingkah laku Baekhyun. "Aku tadi mengantar mobilku dulu ke bengkel, sudah saatnya dia menjalani perawatan."
"Berlebihan." Kyungsoo merotasikan mata bulatnya, merasa kesal dengan ucapan Baekhyun yang menurutnya sangat berlebihan.
Baekhyun yang acuh, memilih untuk bangkit meninggalkan Kyungsoo untuk memesan minumanya karena Baekhyun yakin, setelah itu Kyungsoo akan mengeluarkan sejuta kata pedasnya untuk menimpali ucapannya.
Sebelum itu terjadi, Baekhyun lebih dulu pergi untuk menyelamatkan telinganya dari hawa panas yang berhembus dari setiap kata yang keluar dari bibir Kyungsoo.
Kyungsoo menggerutu kecil melihat Baekhyun yang mengabaikan ucapannya, memang bukan kali ini saja Baekhyun mengabaikannya. Tapi tetap saja itu menjengkelkan.
Ting!
Ponsel yang sedari tadi Kyungsoo abaikan di atas meja, kini menarik atensi Kyungsoo sepenuhnya.
Bukan, bukan ponselnya. Melainkan pop up pesan yang tertera di layar ponsel putih berlogo apel tersebut.
Kyungsoo lantas menyambar ponselnya dengan tergesa-gesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Along [Kaisoo]
Fanfiction"Aku tidak mencintaimu, mungkin kau sudah tau itu. Bahkan saat kau menangis, hatiku tidak merasa sakit." -Kim Jongin "Aku akan tetap bertahan. Bisakah kau mempersingkatnya lagi, sudah terlalu lama. Tapi aku mencintaimu." -Do Kyungsoo Inspired by a s...