Terhitung satu bulan setelah Jongin melamar Kyungsoo untuk menikah dengannya. Luhan, mantan kekasih atau lebih tepatnya mantan tunangan Jongin kembali setelah pertemuan tidak sengaja mereka saat Jongin melamar Kyungsoo.
Kembalinya Luhan, membuat Jongin merasa terpuruk sama seperti ketika Luhan meninggalkannya di depan altar di hari pernikahan mereka.
Bagaimana tidak?
Dua hari setelah pertemuan —tidak sengaja— itu, Luhan menghubungi Jongin dan memintanya untuk bertemu. Beruntunglah Luhan karena Jongin masih menggunakan nomor ponsel yang sama, jadi mudah bagi Luhan untuk menghubunginya. Dipertemuan itulah Luhan memperkenalkan Sehun sebagai suaminya pada Jongin.
Kyungsoo menyadari adanya perubahan pada sikap Jongin. Kekasihnya kini jauh lebih pendiam dan dingin padanya. Jika biasanya Jongin memang mengacuhkan Kyungsoo, tapi sebulan ini sikap acuh Jongin padanya semakin parah.
Kyungsoo merasa ada sesuatu yang terjadi pada kekasihnya, Kyungsoo menerka-nerka apakah karenanya Jongin jadi seperti ini. Bahkan intensitas pertemuan mereka setelah Jongin melamar Kyungsoo sangat kecil, kesibukan Jongin menyelesaikan proyek apartmen serta pekerjaan baru Kyungsoo begitu menyita waktu keduanya.
Lantas apa yang membuat Jongin-nya berubah?
"Kyungsoo." Chanyeol —teman satu divisi Kyungsoo— menepuk bahu Kyungsoo yang tengah melamun menatap layar monitor di depannya dengan pikiran yang jauh berkelana.
"Eoh, waeyo sunbae?"
"Aish! Sudah kubilang jangan panggil aku sunbae. Chanyeol! Panggil aku Chanyeol." Pria dengan kelebihan kalsium itu selalu menolak jika Kyungsoo memanggilnya seperti itu karena Chanyeol merasa bahwa dirinya belum cukup untuk disebut sunbae oleh Kyungsoo.
Menurutnya, ia masih bisa dikatakan sebagai pegawai baru sama seperti Kyungsoo, meskipun pada nyatanya Chanyeol sudah bekerja enam bulan lebih dulu dari Kyungsoo.
Kyungsoo terkekeh pelan. "Arasseoyo, Park Chanyeol-ssi. Ada apa tadi kau memanggilku?"
Pria itu menjentikan ibu jari dan jari telunjuknya. "Ah, matta. Ada yang mencarimu, seorang wanita. Dia menunggumu di front desk."
Kyungsoo terlihat berpikir, siapa yang ingin menemuinya di jam kerja seperti ini. Jika itu sahabatnya, sangat tidak mungkin sekali. Sabahat berisiknya itu akan mengabarinya dulu sebelum berkunjung, lagi pula si bacon itu juga pasti sibuk berkerja.
Apa mungkin itu ibunya?
Chanyeol memandang Kyungsoo lamat-lamat. "Dia bukan ibumu. Dia terlihat tidak jauh berbeda denganmu."
Seperti tau apa yang ada dalam pikiran Kyungsoo, Chanyeol langsung menjawab segala kemungkinan-kemungkinan yang bersarang di kepala mungil wanita itu.
"Ah, geurae. Aku akan menghampirinya, gomawoyo Chanyeol-ah." Kyungsoo bangkit dari kursinya, bersiap untuk menemui wanita yang menunggunya.
Tubuh mungilnya yang kini dibalut kemeja putih yang dimasukkan ke dalam celana bahan hitam slim fit, serta blazer berwarna biru donker yang bertengger di pundak sempitnya menjadi pilihan pakaian Kyungsoo ke kantor hari ini dengan rambut panjang hitamnya yang digulung asal ke atas dan sedikit make-up pada wajahnya tidak mengurangi kesan cantik dan manis yang melekat pada diri Kyungsoo.
Kaki mungilnya yang dibalut stiletto hitam, ia bawa mengiringi langkahnya untuk turun ke lobby utama kantor tempatnya bekerja.
Ruang divisi recruitment berada di lantai dua belas. Butuh waktu setidaknya lima menit untuk menunggu lift dan sampai di lobby utama.
Sebagai seorang sarjana psikologi, bekerja sebagai supervisor recruitment bisa dikatakan cukup menantang bagi Kyungsoo. Divisi yang berada di bawah kordinasi divisi human resource department, memiliki otoritas besar dalam proses seleksi pegawai baru yang akan mempengaruhi kredibilitas perusahaan.
Cukup sulit memang bagi Kyungsoo yang masih minim akan pengetahuan dunia kerja. Tapi jika itu mengenai teori kepribadian dan segala analisis tentag psikologi abnormal, Kyungsoo adalah ahlinya.
"Nona Do." Sapa seorang reseptionis yang melihat kehadiran Kyungsoo dan sedikit membungkuk pada wanita itu.
Kyungsoo tersenyum membalas sapaan yang dilontarkan reseptionis itu padanya. "Yejin-ssi, Chanyeol bilang ada yang menungguku?"
Resepsionis itu mengangguk dan menunjuk ke arah jarum jam 10 dari front desk, tempatnya dan Kyungsoo berdiri. "Dia ada di sana, nona."
Kyungsoo mengikuti arah tangan Yejin dan menemukan seorang wanita berambut sebahu yang duduk membelakanginya dan Kyungsoo sangat merasa asing dengan wanita itu.
Kyungsoo mengalihkan pandangannya pada Yejin dan tersenyum. "Gomawoyo, Yejin-ssi."
Kyungsoo berjalan menghampiri wanita yang duduk membelakanginya. Kyungsoo adalah gadis dengan sejuta rasa penasaran dan terkadang rasa penasarannya itulah yang akan menjadi beban untuknya dan tidak jarang membuat Kyungsoo mengalami stres berkepanjangan.
Bahkan ketika dirinya kuliah dulu, Kyungsoo bilang bahwa seharusnya ialah yang menjadi seorang klien, bukan seorang calon psikolog.
"Jeogiyo, apa Anda yang mencariku?" Tanya Kyungsoo, ketika dirinya telah sampai di samping sofa yang diduduki wanita itu dan wanita itu menoleh pada Kyungsoo.
Kyungsoo menegang di tempatnya ketika mengetahui siapa wanita yang ingin menemuinya.
"Do Kyungsoo, matta?" Wanita itu tersenyum dan berdiri di hadapan Kyungsoo yang masih terkejut. Wanita itu tidak merasa janggal dengan respon yang diberikan Kyungsoo padanya, wanita itu tidak tau apa yang menjadi alasan Kyungsoo terkejut.
"Do Kyungsoo-ssi." Wanita itu kembali memanggil Kyungsoo ketika dirinya tidak mendapat respon atas pertanyaannya pada Kyungsoo tadi.
"Ah, ne. Aku Kyungsoo, Do Kyungsoo." Kyungsoo memberikan senyum kakunya pada wanita di hadapannya, hanya untuk memberi kesan sopan. Kyungsoo masih berusaha keras mengendalikan diri dari rasa terkejutnya.
Wanita di hadapannya terkekeh kecil melihat gelagat Kyungsoo. "Senang bertemu denganmu, Kyungsoo-ssi." Wanita itu mengulurkan tangannya pada Kyungsoo.
"Aku Luhan, Xi Luhan."
TBC
Mau ngapain ya kira-kira Luhan nemuin Kyungsoo??
Harusnya aku update ini kemarin hari Senin, terus aku lupa haha gara-gara kebawa galau sama lagu barunya mas Jongdae😅 maaf yaaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Be Along [Kaisoo]
Fanfiction"Aku tidak mencintaimu, mungkin kau sudah tau itu. Bahkan saat kau menangis, hatiku tidak merasa sakit." -Kim Jongin "Aku akan tetap bertahan. Bisakah kau mempersingkatnya lagi, sudah terlalu lama. Tapi aku mencintaimu." -Do Kyungsoo Inspired by a s...