Acht

1K 132 3
                                    

"Kau ingin desain yang seperti apa, sayang?" Jongin bertanya sambil mengalihkan pandangannya dari sebuah wedding invitation yang berada di tangan besarnya menjadi menatap seorang wanita cantik dengan balutan blouse berwarna baby pink yang dipadukan celana bahan hitam slim fit membalut tubuh mungilnya.

Jangan lupakan tatanan hair bun —yang sedikit menyisakan helaian rambut hitamnya, ditambah dengan riasan natural pada wajahnya sungguh dapat menjelaskan betapa cantik dan menggemaskannya wanita itu.

Mata bulatnya terus menyusuri beragam desain wedding invitation yang terjajar tapi di atas meja tepat di hadapannya.

Jari-jari mungilnya terus mengetuk dagu, menandakan jika wanita itu tengah berpikir keras. Raut wajah yang dihasilkannya justru membuat pria di sampingnya memandang dengan lekat dan senyum terus setia bertengger di bibir tebalnya.

Jongin lantas terkekeh geli dan mengusak surai hitam kekasihnya dengan lembut, "pilihlah yang menurutmu sesuai dengan seleramu, aku akan mengikutinya saja. Apapun itu, asalkan pilihan istriku, aku pasti akan menyukainya."

Blush!

Seketika rona merah menjalar dari pipi hingga ke telinga wanita manis itu kala mendengar ucapan prianya yang sangat tidak biasa.

"Calon, oppa!" Wanita itu berujar ketus untuk menutupi rasa malunya dari prianya. "Aku masih calon istrimu." Mata bulat itu mendelik kesal pada kekasihnya —lagi-lagi itu hanya sebuah pengalihan dari rasa malunya.

Jongin hanya terkekeh menanggapi respon wanitanya. Menurutnya, delikan mata itu jauh dari kesan menakutkan, justru itu terlihat menggemaskan baginya.

Cup!

Satu kecupan ia labuhkan di pipi merah wanita itu, "kau akan segera menjadi nyonya Kim, Soo-ya."

Mendapat serangan mendadak dari kekasihnya membuat Kyungsoo sedikit tersentak, hawa panas kembali menjalar di sekitar pipi hingga ke telinga mungilnya. Ia bisa memastikan jika wajahnya kini sudah sangat memerah karena ulah kekasihnya.

"Eoh! Pipimu kembali merona, Soo." Jongin mengusap pipi memerah Kyungsoo dengan tangan besarnya yang kemudian ditepis oleh Kyungsoo.

"Aish! Berhenti mengejekku, oppa. Kau menyebalkan." Kyungsoo menatap kesal pada Jongin dan segera mengalihkan pandangannya Jongin.

Jongin merangkul pundak Kyungsoo dan mendaratkan kecupan di kepalanya, "aigoo! Kekasihku ini merajuk, eoh? Mianhae, chagi. Ayo kita pilih desain yang cocok untuk kita, lalu setelahnya aku akan membelikanmu blueberry fresh yogurt, eotte?"

Jika sudah merajuk, maka salah satu cara membujuk Kyungsoo adalah dengan hal yang disukainya —yang tentunya hal ini baru diketahui Jongin sebulan setelah pria itu memutuskan untuk membuka hatinya untuk Kyungsoo.

Kyungsoo tipe wanita yang menggemari kuliner, Kyungsoo bahkan rela bertandang ke negeri sakura Jepang hanya untuk berwisata kuliner dan juga mengembangkan skill memasak yang dimilikinya.

Bahkan dua minggu yang lalu ketika Jongin kembali disibukkan dengan proyek pembangunan di Busan, Kyungsoo pergi ke Jepang untuk kembali mengambil kelas memasak selama satu minggu penuh dan kembali ke Korea dengan lisensi memasak miliknya.

Satu keinginannya untuk memiliki lisensi memasak kini telah terwujud.

Mata bulat Kyungsoo berbinar setelah mendengar nama minuman favoritnya disebut oleh Jongin, "jinjja?"

"Eoh!"

"Geurae." Kyungsoo kembali memfokuskan pandangannya pada jejeran wedding invitation di hadapannya.

Don't Be Along [Kaisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang