5.Pembalasan

161 5 0
                                    

Heh mulut swasta!!"

Panggil seseorang yang memotong pembicaraan serius mereka berdua tadi, siapa lagi kalau bukan Farhan. Pandangan Lia dan sia langsung tertuju pada sumber suara itu.

"Tuh dipanggil gebetan." Ledek Sia.

"Ck apaan sih!" Kesal Lia.

Setelah Farhan melihat Lia yang sudah sadar ia panggil, Farhan pun mengisyaratkan gerakan tangan yang menandakan Lia harus kesana, tempat duduk Farhan.

"Apa plek, ganggu aja ini itu lagi hari besar gue karna gwe udah nyiapin hati ini sejak lama mau cerita sama Sia...ngapain sih lo manggil gwe?" Tanya Sia yang geram pada Farhan.

Kemudian Farhan memberikan sebuah pulpen yang tintanya sudah habis. Lia masih belum mengerti dengan kode Farhan.

"Apaan nih kalo lo mau ngasih pulpen tuh yang masih utuh kek ini malah pulpennya udah abis, maaf aja gue bukan tong sampah keliling." Tolak Lia.

"Siapa yang mau ngasih lo pulpen?"

"Gwe nyuruh lo buat beli yang baru di kopsis."

"Oh, gwe paham." Jawab Lia sambil menyodorkan tangan nya didepan Farhan.

"Apaan?"tanyanya tak mengerti.

"Duit lah masa gwe juga yang mbayar!"

"Oh."

Farhan pun merogoh sakunya dan mengambil uang 10k yang sudah lecek.

"Ganteng-ganteng masa duitnya lecek sih!"

"Ngga mau ya udh."

"Eh iya mau-mau, udah kn cuma pulpen nanti uang lebihannya buat gwe ya." Pinta Lia tak berdosa.

"Gini gwe nitip pulpen 2, label 1 pack, sama pilus 3 ngga pake lama ya."

"Ok gwe berangkat sekarang" mulai melangkah dengan ceria, tapi setelah Lia menyaring perintah Farhan Lia pun baru sadar. Lia pun membalikkan badannya.

"Eh benar-bentar bukannya nanti kembaliannya cuma 500 ya?, Lo mau njebak gwe?" Sadar Lia.

"Njebak gimana?, Ya udah sini gwe tuker pake 5k aja biar lo yang tombokin." Ketus Farhan.

"Eh ngga jadi udah ini aja cukup kok, nanti kn uangnya bisa buat lingkaran pas pelajaran matematika nya pak Hasyim. Makasih ya plek."
Pasrah Lia sambil berlari keluar kelas.

Di koperasi Lia bertemu teman satu SMP nya yang dulu dirumorkan suka dengan Lia.

"Eh Lia udah lama ngga ketemu, sendirian aja lo?" Tanya pria itu.

"Eh Raihan, emm iya nih gwe sendirian." Jawab Lia canggung.

"Wah brarti masih ada kesempatan nih, hehe."

"Kesempatan apa?"

"Dapetin hati lo." Jujur Raihan tanpa basa-basi.

"Bisa aja lo.." jawab Lia yang menganggapnya lelucon.

"Ngga gwe beneran kok, gwe pengin lo yang jadi pacar gwe."

"Lo mau kan jadi pacar gwe?" Tanya Raihan dengan wajah yang penuh harapan.

Raihan memiliki wajah yang tampan, berkulit putih, jago basket, dan otaknya juga encer. Raihan pernah menembak Lia sekali waktu SMP, tapi pada saat itu Lia masih sangat polos dan menolak perasaan Raihan.

"Anuu han gwe...emm.."

"Mau ya, plis jangan tolak gwe lagi." Mohon Raihan.

"Tapi gwe.."

"Lama banget sih lo!!" Teriak seseorang.

Sekali lagi kata-kata Lia terpotong saat akan menjawab pertanyaan seseorang. Raihan dan Lia menengok asal suara itu hampir bersamaan. Ternyata orang itu Farhan.

"Lo ngapain aja gwe tungguin juga."

"Pulpennya mana sini mau gwe pake." Masih dengan wajah datar.

"Nih...titipan lo,,"

Karena Raihan tak mengenal pria yang ada tepat di depan Lia, Raihan pun mengira bahwa Farhan adalah pacarnya Lia.

"Oh,,udah punya pacar toh, gwe kira lo masih jomblo Li."

"Eh dia?, bukan-bukan dia bukan pacar gwe." Dengan santai Lia menjawab kesalahan pahaman Raihan.

"Bukan trus siapa klo bukan pacar lo, temen, ttm?" Tanya Raihan yang semakin kepo.

"Te..."

"Kalo iya kenapa?" Dengan nada dingin Farhan memotong kata-kata Lia yang akan menjawab pertanyaan Raihan.

Lia ingin bertanya pada Farhan tentang hobinya, karena Farhan suka sekali memotong perkataan yang akan keluar dari mulut Lia.

Kemudian Farhan pun menarik tangan Lia dan meninggalkan Raihan yang masih berdiri dengan memampangkan raut wajah yang bingung.

Saat dilorong kelas Lia hanya diam dan malah merasa canggung dengan Farhan.

"Heh mulut swasta." Panggil Farhan yang memecahkan keheningan.

"Eh iya kenapa?" Jawab Lia yang masih canggung.

"Lo ngga usah kegeeran sama yang tadi."

"Gwe cuma bantu lo gara-gara muka lo udah nunjukin lo ngga mau sama cowok itu." Jelas Farhan dengan nada datar.

"Gwe juga paham kok, lagian gwe tuh anaknya ngga baperan, jadi gwe tau kok mana yang bener sama yang bercanda." Ketus Lia.

"Jadi menurut lo gwe tadi bilangnya bener apa bercanda?" Tanya Farhan yang mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Lia.

Untuk kedua kalinya Lia merasa canggung dan malu ketika ditatap Farhan dengan tatapan itu.

"Ya lo.. cuma bercanda kan lagian gwe juga tahu ngga mungkin seorang Farhan muka triplek yang sifatnya dingin kaya es di kutub selatan sama patung Liberti ngga bakalan suka ma yang namanya cewe." Jawab Lia sambil menjauhkan wajahnya dari Farhan.

"Jadi lo ngira gwe homo?"

"Ngga gwe ngga ngira lo homo, lo nya aja yang kerasa."

Farhan pun meninggalkan Lia tanpa mendengarkan perkataan terakhir nya. Saat dikelas Lia hanya memampangkan raut wajah yang sebal.

"Li lo tadi mau crita apa ma gwe?" Tanya Sia.

Karena suasana hati Lia yang sedang tidak baik Lia pun menunda penjelasan nya pada Sia tentang masa lalu nya.

"Eh emm gini Si, gwe ceritanya besok-besok aja ya gwe lagi males gara-gara tuh muka triplek." Jawab Lia.

"Lah emang tadi kenapa?" Tanya Sia tak mengerti.

"Masa tadi tuh anak ngaku-ngaku jadi pacar gwe pas didepan Raihan, soalnya pas itu Raihan nembak gwe lagi kaya pas kita SMP dulu."

"Beneran Raihan nembak lo?, Keren...gentle banget tuh anak."

"Tapi mungkin tandanya Farhan cemburu, jadi dia ngaku-ngaku jadi pacar lo didepan Raihan, biar Raihan ngga ngejar-ngejar lo."
Ejek Sia.

"Bodo amat yang penting gwe lagi males gara-gara muka triplek, lagian gwe juga baru kenal sama tuh anak." Geram Lia sambil memasang handset ditelinganya.

"Serah lu aja lah." Jawab Sia pada temannya yang sedang asyik mendengarkan lagu kesukaannya.

Awas aja lu muka triplek BS an...._-

Intinya ceritanya bakal dibikin lebih menarik lagi,,,👌

Cold and Humoris[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang