1. Perkenalan

90 6 2
                                    

Hari ini aku sangatlah sibuk,banyak pekerjaan yang harus kukerjakan dan kuselesaikan. Apalagi usahaku sangatlah ramai,banyak pelanggan yang menghabiskan waktu luangnya di sini. Aku melihat se isi ruangan. Banyak anak muda yang nongkrong dan berbincang ria. Tak jarang pula,mereka hanya menumpang online atau sekedar menggunakan wifi.

Setiap waktu luang,aku selalu berada di sini. Diriku hanyalah perempuan lulusan SMA. Kenapa tak kuliah? Aku ingin mencari uang sendiri. Lagi pula aku orangnya tak bodoh bodoh amat kok. Peringkat 1 dari 35 siswa merupakan anak yang cerdas bukan? Hahaha. Orang tuaku memberikanku sedikit modal untuk menciptakan usaha baru. Memang ini kecil kecilan,hanya sebuah cafe. Namun,lumayan untuk menambah penghasilan.

Oh iya,aku sampai lupa belum memperkenalkan diri. Namaku Risa Mentari Buana. Lahir di Bandung,26 Mei 2002. Terlalu muda jika lulus SMA. Aku termasuk anak perempuan yang mandiri,tak ingin merepotkan kedua orang tuaku.

Satu lagi,aku bukanlah anak tunggal. Aku mempunyai kakak laki laki yang bernama Arya Mahardika. Kakakku itu masih kuliah di Fakultas Kedokteran UNS. Universitas yang ada di kota Solo. Aku jarang bertemu dengan kakakku itu. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya di kota kelahiran Ibu.

Adik? Aku mempunyai 1 adik perempuan. Namanya, Ileana Candra.  Ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Lebih tepatnya kelas 8. Sifatnya berbanding terbalik denganku dan juga kakakku. Dia manja sekali kepada Ayah dan Ibuku. Suka merajuk dan suka membujuk.

Aku pernah bertanya kepada Ayah "Kenapa namaku yang paling panjang,yah?". Ayah dengan santai menjawab "Kakak anak kedua" Apa hubungannya? Mungkin aku adalah anak pertengahan,istimewa. Ha ha ha.

Ayahku__ Arifin Wahyu,asli orang Bandung dan Ibuku__Yuni Fadhilah, asli orang Karanganyar. Kalian tahu Karanganyar itu di mana? Banyak sekali orang yang tak mengetahui di mana tempat itu. Bahkan,ada pula yang baru mendengar nama tempat itu. 

Karanganyar adalah salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Lebih tepatnya timur kota Solo.

Aku hanya duduk di kursi dekat kasir. Menemani mbak Vita,kasir cafe. Cuaca Bandung kali ini sangatlah dingin,sedingin sikap orang yang ku cintai namun tak mencintaiku. Nyesek kan?

"Totalnya 132 ribu ya, kak" kata mbak Vita dengan ramah kepada pelanggan.

Lagu fiersa besari,celengan rindu sengaja ku putar melalui sound cafe. Semua tampak menyukai lagu ini,memang pas dengan perasaanku. Aku ingin segera  bertemu dengan keluargaku yang ada di Karanganyar.
Terakhir kali pergi ke Karanganyar saat aku kelas 11 Lama sekali bukan? Aku bahkan lupa dengan nama tetangga nenek dan kakekku.

Hari semakin malam. Matahari semakin tenggelam dan hilang. Aku berpamitan kepada seluruh pegawaiku,aku ingin pulang kerumah. Aku rasa,badanku sangatlah lengket sekali,banyak debu yang menempel dan bercampur keringat. Apalagi terkena matahari langsung.

Aku menaiki motor kesayanganku yang ada di tempat parkir khusus karyawan. Memakai helm berwarna coklat yang ku beli dengan uangku sendiri. Aku memecah jalanan kota,angin semakin berhembus kencang. Hingga membut bulu kudukku berdiri tegak.

Aku tiba di pelataran rumahku. Rumah yang sederhana namun penuh cinta. Dengan hiasan bunga Anggrek di depannya. Ibuku termasuk pecinta bunga Anggrek,tak jarang aku selalu dimarahi karena suka lupa untuk menyiram. Aku memasukan motor kesayanganku di dalam garasi berdekatan dengan mobil Ayah.

"Assalamualaikum" salamku tatkala memasuki rumah.

"Wa'allaikmussallam" jawab Ayah. Aku mencium punggung tangannya.

"Bagaimana? Cafenya rame?" Tanya Ayah.

"Alhamdulillah yah,rame. Pemasukan meningkat yah,ketimbang bulan lalu" jawabku sopan.

"Bagus,cepet gih mandi" suruh Ayah.

"Lea kemana? Tumben dia gak ada"

"Ke rumah Rahma,katanya belajar bareng"

"Hm,lalu Ibu kemana,yah?"

"Ibumu kerumahnya Bu. Sumarni. Katanya ada acara masak masak" jelas Ayah. Aku hanya mengangguk mengerti. Lalu,aku pamit untuk pergi ke kamar untuk beristirahat sejenak.

Di dalam kamar aku hanya duduk di kursi depan meja belajarku sembari menatap buku kenangan SMA. Rasanya aku ingin kembali pada jaman putih abu abu. Aku lulus sekolah beberapa bulan yang lalu,banyak temanku yang sudah menjadi mahasiswa baru. Bagaimana denganku? Ah aku tak terlalu memikirkan itu,yang penting usahaku bisa maju saja sudah senang. Kata Ayah "urusan kuliah bisa belakangan kak,bisa nyusul. Kerja dulu,alhamdulillah kalo kakak bisa ngebiayain sendiri". Aku setuju dengan Ayah. Lagi pula,Ayah juga membantuku untuk mendirikan cafe.

Aku mengambil handuk berwarna merah maron,lalu melangkah ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai mandi,aku pergi ke ruang tengah. Aku melihat Ayah sedang membaca buku. Oh iya,aku lupa memberi tahu, Ayah adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit besar di Bandung. Sedangkan Ibuku hanyalah ibu rumah tangga biasa.

Aku duduk di samping Ayah yang tengah sibuk membaca. Aku mengambil remote tv yang ada di depan Ayah.

"Ayah kebiasaan ih,kalo hidupin tv gak ditonton" kataku.

"Tonton aja kak,Ayah sibuk baca buku"

Aku memindah channel. Acara jam segini tidak ada yang bagus,ada pun hanya kartun dari Malaysia,Upin&Ipin. Tidak tidak,aku ingat jika ada acara talk show di Net Tv.

Aku suka dengan acara ini. Tak kadang bisa mengocok perutku hingga sakit. Aku tertawa tatkala Sule dan Andre bertingkah lucu. Apalagi Nunung yang tertawa terbahak bahak sampai ngompol. Sungguh,ini hiburan tersendiri. Aku tertawa keras,alhasil membuat Ayah marah karena menganggunya.

"Kakak,kalo tertawa jangan keras keras. Bisa jebol gendang telinga Ayah"

"Ha ha ha,lucu,yah. Hahaha" aku tak berhenti tertawa. Sungguh ini lucu sekali.

"Buatin Ayah kopi sana,geulis"

"Ayah mah kalo ada maunya muji kakak. Biasanya bilang kalo kakak jelek,item,gak ada yang suka" huh,pembaca jangan menyimpulkan dulu apa kata Ayah. Sebenarnya aku itu cantik,putih,banyak yang suka. Hahaha,bercanda.

"Ya udah,bikinin Ayah kopi dong,jelek"  Tuh kan,Ayah nyebelin sekali. Aku langsung beranjak dari sofa dan pergi menuju dapur. Membuatkan kopi hitam dengan sedikit gula,spesial untuk Ayah.

"Nih,yah" kataku sembari memberikan secangkir kopi hitam. Aku memgambil remote tv yang ada di depan Ayah,lalu mematikannya.

Aku berjalan ke teras rumah. Sepertinya malam ini cerah,secerah hatiku sekarang. Aku menatap keatas langit berwarna gelap yang penuh bintang bintang. Aku bersyukur sekali diberi umur panjang oleh Allah,aku bisa terus menikmati keindahan yang Allah beri setiap waktu.

Aku melihat ibu yang sedang berjalan dengan tangan kanan yang memegang kantong plastik berwarna hitam. Wah,sepertinya ibu membawa makanan nih.

"Dari rumah bu. Sumarni?" Tanyaku sembari mencium punggung tangannya.

"Iya,kak. Nih,buat makan sama Lea sama Ayah" kata Ibu sembari memberikan kantong plastik itu kepadaku.

"Ibu gak makan? Diet?"

"Diet apaan to? Ibu tadi sudah makan di sana"

Aku mengangguk dan tersenyum. Lalu,aku masuk ke dalam rumah dan menyantap makanan ini bersama Ayah. Lea? Dia belum pulang belajar.

Hallo semuaa!!
Ini adalah cerita author yang ke-3.
Untuk dream cast menyusul yow!
Jangan lupa Vote and Comment.

Happy reading
Salam ❤,

Risa

Terbit Dan TenggelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang