1

1.9K 132 63
                                    

[Hi my dearest readers! Can you guys press the vote button? Enjoy my story then, thankies! ]

Kayla's POV

Aku memasukkan beberapa buku kedalam tas sekolahku.

Astaga aku sungguh tidak sabar ingin pergi ke sekolah karena hari ini adalah hari pertamaku.

Aku mendengar suara langkah kaki yang terdengar dari luar sedang mendekat. Sejurus kemudian kulihat kakakku—Jonah Marais, dengan memasang wajah tidak mengenakan—mendekat kearahku.

Ia menarik lenganku keluar kamar dan aku tidak tinggal diam, aku meronta memohon untuk dilepaskan cengkramannya yang cukup menyakitkan ini.

Ia membantingku dilantai. "Aku tahu ini hari pertamamu bersekolah di sekolah yang sama denganku, tapi jangan berharap kehidupan sekolahmu akan baik baik saja nantinya, ingat itu!" Ucap Jonah mengintimidasi.

Ia langsung pergi meninggalkanku yang masih terduduk di bawah. Kalimat tersebut sukses memberi luka yang cukup dalam untukku. Rasanya hati yang aku miliki tercipta untuk Jonah lukai.

"Ini hari pertamaku," Gumamku. Tanpa sadar aku meneteskan air mata pertamaku pagi ini. "Dan ia menghancurkannya." Lanjutku.

Aku memang bukan saudara kandung Jonah, dan Jonah selalu bersikap kasar padaku. Sejak Mom dan Dad meninggal, ia selalu menindasku semaunya.

Aku menggelengkan kepala untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang seharusnya tidak aku pikirkan.

Aku meraih tasku dan sesegera mungkin pergi ke sekolah.

🌻

"Kayla Smith, Kayla Smith." Aku menggumamkan namaku sendiri saat membaca daftar pembagian kelas yang berada di papan pengumuman.

"Nah! X - 4." Tanpa basa-basi aku langsung berjalan menyusuri koridor mencari cari kelas yang aku maksud.

Sesampainya disana aku langsung mengambil tempat duduk nomor 3 dari belakang dan dekat dengan jendela.

Aku menghentakkan napasku. Kira-kira apa rencana Jonah padaku? Apa dia menyuruh orang untuk menculikku? Atau menuduhku?

Astaga apa yang aku pikirkan. Buang pikiran itu jauh jauh Kayla!

Aku menepuk kedua pipiku berulang kali.

"Hey kau baik?" Ucap seseorang disampingku. Aku menoleh kearahnya dan kulihat perempuan dengan paras yang cantik sedang duduk di bangku sebelahku.

"Ah, t-tentu aku baik." Jawabku malu. Astaga kau mempermalukan dirimu sendiri Kay.

Jam istirahat sudah dimulai, tapi aku lebih memilih untuk tetap tinggal, dan mendengar siaran radio milik sekolah dari kelasnya.

Tapi Kayla tidak sendiri, ia di temani oleh gadis yang berada di sebelahnya tadi. Ia bernama Cattie. Mereka sama sama mendengarkan radio itu sembari berbincang-bincang dan memakan bekal yang Cattie bawa

"Nah, sekarang waktunya buat kalian titip salam, kalian bisa ke ruangan radio buat titip salam ke teman, pacar maupun mantan kalian ya, hihi" Ucap sang penyiar radio.

Tak lama setelah sang penyiar radio mengumumkan informasi tersebut, beberapa murid menitipkan salamnya dan rata rata tidak masuk akal.

"Ini yang terakhir nih, namanya siapa?" Tanya si penyiar radio.

"Jonah, dari kelas XI - 2" Jawabnya.

Sontak jawaban itu membuatku terkejut dan memasang telinganya baik baik.

"Kak Jonah ya, Kak Jonah mau titip salam apa dan untuk siapa?" Tanya si penyiar radio.

"Kau tahu bukan dunia sudah kejam, bahkan untuk mendapatkan uang saja kalian harus bekerja keras. Tapi apa jadinya jika ada anak yang rela memperjualkan dirinya untuk menghasilkan uang lebih banyak secara instan?" Jelas Jonah di radio.

"Wah jahat banget itu kak." Respon si penyiar radio.

"Maka dari itu, untuk seluruh murid dimana pun kalian berada, aku hanya ingin kalian tahu bahwa Kayla Smith dari kelas X - 4 adalah salah satu dari mereka yang memperjualkan diri untuk mendapat uang yang banyak." Lanjut Jonah.

Aku sontak syok dengan apa yang baru saja aku dengar dari radio. Astaga! Apa-apaan ini?!

Cattie sontak menatapku tak percaya, "a-apa itu benar?"

Aku yang mendengar itu langsung menggeleng cepat mencoba meyakinkan Cattie, "Itu salah Cat, percayalah padaku."

Kayla menggenggam lengan Cattie, mencoba meyakinkan. Cattie menepis tangan Kayla kasar, mengambil tas yang berada di bangkunya dengan cepat, dan ia pindah menuju bangku kosong yang ada di depan, jauh dari Kayla.

Astaga Jonah, you messed up everything.

Tentu saja tidak hanya Cattie yang memandanku sebelah mata. Hampir semua murid melakukannya. Aku benar benar takut sekarang, perasaanku tidak tenang.

"Panggilan untuk Jonah Marais dari kelas XI - 2 dan Kayla Smith dari kelas X - 4, harap segera pergi ke ruang guru sekarang!"

Aku bangkit berdiri dan meminta izin kepada guru yang sedang mengajar di depan untuk pergi ke ruang guru, lalu aku meninggalkan kelas.

Sesampainya disana, kulihat Jonah sudah berada di depan meja Mrs.Sarah, guru tata tertib.

"Kayla, Ibu yakin kamu mendengar siaran radio tadi, apa itu semua benar?" Tanya Mrs.Sarah yang cukup membuatku terpukul.

"Itu tidak ben-" "Itu benar, saya melihatnya dan saya punya bukti." Jonah lalu mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto gadis yang sedang bersama seorang pria, foto tersebut diambil dari arah belakang.

Jika dilihat sekilas, gadis yang berada di dalam foto tersebut memang mirip denganku. Tetapi aku berani bersumpah itu bukanlah aku, karena dia tidak mungkin melakukan hal negatif seperti itu.

"Itu bukan sa-" "DIAM!" Sentak Mrs.Sarah membuat Kayla menutup mulutnya rapat. "Darimana kau mendapatkan ini, dan kau siapanya Kayla?" "Aku mengambil foto ini saat aku sedang pergi ke minimarket, dan aku adalah kakak kelasnya saat masih sekolah menengah pertama" Dusta Jonah.

"Apa? Tapi kau kakakku, Jonah." Rasanya makin sesak mendengar jawaban dari Jonah.

Mrs.Sarah melempar pandangannya kepada Kayla. "Ini baru hari pertama kamu bersekolah dan kamu sudah membuat kasus yang cukup besar, masalah ini akan menjadi aib sekolah, kau masih beruntung saat siaran radio tadi, bapak kepala sekolah belum datang, aku tidak tahu bagaimana nasibmu kalau beliau ada disini, nak." Ucap Mrs.Sarah.

"Untuk kali ini, saya belum bisa melakukan apa apa, karena saya juga belum tahu kebenarannya." Ucap Mrs.Sarah.

"Apa maksud Mrs.Sarah? Aku sudah memberimu barang bukti, kenapa Mrs.Sarah tidak percaya juga?!"

"Karena sikapmu yang dari dulu selalu membuat onar dan tidak bisa dipercaya, jadi diamlah!" Jawab Mrs.Sarah. "Cih" gumam Jonah kecewa.

Dalam hati aku mendengus lega, karena aku selamat.

Aku dan Jonah keluar dari ruang guru. Masih terlihat ekspresi kesal dari wajah Jonah.

Baru saja aku hendak melangkahkan kaki menuju kelas, Jonah menarik lenganku dan mendorongku hingga menempel dengan dinding "Itu baru awalan, tunggu saja"

____

Ayy, ini uda aku revisi untuk pertama kali, gatau lagi aku bakal revisi kedua ato nggak ehehe

maaf ya lama, soalnya antara banyak ama males pew pew

oh iya, kalo semisal ada typo, kalian bisa komen aja biar aku koreksi lagi, soalnya mataku biasanya rada sliwer jadi gatau kalo ada typo aowkaowk

Well, sorry for the typo(s)

✰ 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 ✰ 𝘑𝘔 (DALAM TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang