8

682 76 34
                                    

[Hi my dearest readers! Can you guys press the vote button? Enjoy my story then, thankies! ]

Kayla's POV

Aku terbangun karena suara bising yang berasal dari alarmku. Tanganku melayang untuk mematikan alarmku yang berada di atas nakas.

Aku bangkit dari tidurku dan langsung bersiap ke sekolah. Setelahnya, aku keluar dari kamarku dan mengetuk pintu kamar Jonah. "Jonah, bersiaplah." Ucapku lalu pergi ke dapur untuk membuat sarapan.

Memang, aku tidak biasa melakukan ini. Tapi entah mengapa aku melakukannya.

Setelah selesai membuat sarapan, aku meletakkan dua piring berisi makanan diatas meja makan.

Kulihat Jonah sedang turun dengan tas nya yang ia jinjing di bahu kanannya. Ia berjalan menuju dapur.

Kupikir ia akan memakan sarapannya, tapi aku salah. Ia justru mengambil dua lembar roti dan mengoleskan selai diatasnya.

"Uhm Jonah? Kau tidak ma-." "Tidak." Ucapanku disela olehnya.

Dia melesat keluar dapur begitu saja "Ayo berangkat." Ucapnya.

Apa dia gila?

"Kau yakin? bel sekolah masih akan berbunyi satu setengah jam lagi!" Protesku tapi dia mengacuhkanku.

Lantas mau tidak maupun aku mengikutinya tapi sebelum itu, aku mengambil selembar roti untuk mengganti sarapanku.

Oh tidak, masakanku terbuang sia sia.

🍁

Sudah kuduga, sekolah masih sangat sepi. Hampir tak ada satupun orang di lorong. Hanya ada petugas kebersihan di lobby sekolah dan di halaman.

Ada yang salah dengan otak Jonah.

Bahkan Daniel dan Corbyn yang selalu datang lebih dulu dariku, kini tidak karena aku datang terlalu pagi.

Aku menopang daguku dan memandang keluar jendela.

Kira-kira bagaimana respon Cattie saat melihatku nanti? Apa dia akan semakin membenciku?

Pertanyaan itu tiba tiba terlintas di benakku.

Ah, apa yang aku pikirkan?

Tak lama, aku mendengar suara pintu kelas terbuka. Aku langsung melihat kearah pintu kelas.

Panjang umur.

Aku melihat Cattie berdiri disana memandangku diam dengan pandangan terkejut, begitupun denganku.

Pandangannya berubah tak lama kemudian, ia mulai berjalan mendekatiku dengan pandangan membunuh.

Sial sial sial.

Ia langsung menarik kerah seragamku membuatku langsung berdiri di depannya "Kau tahu apa yang telah kakakmu itu lakukan padaku?!" Sentaknya.

Kakak? Jonah maksudnya? Bagaimana dia tahu Jonah adalah kakakku? bahkan Jonah tidak mau mengakui bahwa dia adalah kakakku.

"Aku telah dipermalukan olehnya!" Sentaknya lagi.

"Aku mendapat hukuman yang sangat-ugh! Memalukan!" Lanjutnya. Ia mengobok-obok tasnya dan mengeluarkan selembar kertas.

"Lihat ini!" Di kertas itu terdapat tulisan berbunyi 'Kami adalah penyebar hoax'.

"Aku disuruh berdiri didepan papan pengumuman dengan kertas ini selama 3 hari!" Terangnya.

"Kupikir itu tidak terlalu memalukan." Ucapku. Ia tertawa meremehkan. "Tidak terlalu memalukan katamu? Coba kau pikir jika kau ada dalam posisiku."

✰ 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 ✰ 𝘑𝘔 (DALAM TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang