11

615 75 18
                                    

[Hi my dearest readers! Can you guys press the vote button? Enjoy my story then, thankies! ]

Kayla's POV

"Itu lebam cocok banget sama wajahmu." Ejek Daniel kepada Corbyn.

"Thanks, nggak apa apa bonyok, penting ganteng." Cibir Corbyn.

"Cantikan aku juga." Timpalku.

"Kalo masalah cantik uda beda lagi kali." Ucap Corbyn sembali mendorong pundakku perlahan.

Kini kami bertiga sedang berada diruangan yang biasanya dipenuhi oleh murid-murid ketika istirahat dimulai. Ini memang masih terlalu pagi untuk pergi ke kantin. Corbyn-lah biang keroknya. Pake nggak sarapan segala.

"Iya kamu cantik." Balas Daniel.

"Ngalus aja mas." Respon Corbyn sembari mengangkat tangan seperti hendak menampar Daniel.

Sedari tadi mereka tidak berhenti saling mengejek satu sama lain. Aku juga tidak melerai mereka karena aku tahu mereka hanya sedang bercanda, bukan benar benar bertengkar.

Aku pikir mereka akan perang dingin satu sama lain, tapi nyatanya aku salah. Entah apa yang membuat mereka kembali berbaikan.

Apakah ini memang kekuatan persahabatan atau mereka tidak serius denganku? Hahaha entahlah aku tidak tahu, yang jelas aku sangat bersyukur mereka tidak apa apa.

"Ah ya, aku minta maaf tentang kejadian kemarin, aku benar-benar tidak bisa memutuskan apapun." Ucapku membuat mereka melihat kearahku.

"Tidak apa apa, kami memakluminya, aku juga akan melihat kearah gadis lain alias move on, ya walaupun itu nggak gampang, jadi kalau semisal nanti waktu aku lagi move on, terus sikapku agak berlebihan, maafin ya?" Ucap Corbyn dan aku mengangguk.

Berbeda dengan Daniel yang hanya memandangi kami berdua dengan mimik wajah datar atau apalah itu.

"Ah kau gampang menyerah." Ejek Daniel.

Mereka mulai lagi.

Aku tersenyum kearahnya "Ya, semoga kalian menemukan yang lebih baik, tapi tetaplah berteman denganku."

"Tentu." Jawab Corbyn.

Tak terasa beberapa waktu berlalu begitu saja. Kehidupanku yang dulunya sangat mengerikan berubah karena sedikit cahaya. Tak lain dan tak bukan, itu berasal dari Corbyn dan Daniel yang selalu ada untukku, dan aku bersyukur karena itu.

Jonah sendiri sering membuatku bertanya tanya, entah kenapa aku merasa dia sedikit berubah. Walaupun dia masih memiliki sifat yang pemarah dan keras kepala, dia sudah tidak pernah ringan tangan terhadapku.

Tetapi sifatnya yang seperti itu membuatku kadang khawatir padanya.

Aku tahu Jonah tidak terbuka denganku. Entah mengapa aku ingin sekali menanyakan apa yang sedang terjadi padanya, tapi aku tidak punya cukup nyali untuk menanyakan itu.

Ujian berlangsung dan hasilnya pun sudah diumumkan. Aku tidak menyangka, Corbyn mendapatkan peringkat ke-satu di kelas dan peringkat ke-dua di satu angkatan.

Aku tidak heran dengan itu. Karena aku tahu dia memang pintar dan pantas untuk mendapatkannya.

Dia tidak pernah skip pelajaran. Dia selalu memperhatikan guru dan selalu mencatat seluruh materi yang diajarkan. Yang aku kagumi, dia melakukan itu semua secara otodidak. Dia jenius.

Kini kami telah naik semester, dan sekarang Corbyn sudah mempunyai pacar baru.

Namanya Christina. Dia berada di kelas yang berbeda dengan kami dan dia sangat cantik.

✰ 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 ✰ 𝘑𝘔 (DALAM TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang