Saat ini Alana sedang menunggu pedagang nasi goreng lewat di depan rumahnya tapi sejak 1 jam yang lalu pedagang itu tak muncul-muncul dan hal itu membuatnya ingin membakar rumah.
Saat ini Alana benar-benar sangat kelaparan ibunya memang jahat karena tak meninggalkan makanan yang sudah di masak sebelum pergi, sebenarnya ada mie dan telur di rumahnya tapi Alana malas masak di tambah bosan jika harus memakan makanan itu.
Sampai akhirnya Alana nekat mencari pedagang nasi goreng itu, setelah mengambil uang dan handphone ia mengunci rumahnya lalu ia langsung beranjak pergi mencari pedagang itu.
Selagi berjalan ia melirik jam yang tertera di layar handphonenya, sekarang sudah jam 11 malam tapi hal itu tak membuat Alana mengurungkan niatnya, ia terus saja berjalan namun langkahnya harus terhenti ketika matanya tak sengaja melihat ada 2 orang yang sedang berkelahi.
Ia melihat seorang laki-laki yang memakai jaket jeans di dorong dengan keras sehingga ia jatuh dan lawannya tak tinggal diam dia terus menyiksanya, bisa-bisa dia mati jika terus di pukuli seperti itu dan Alana dengan beraninya menghampiri mereka.
"Berhenti!" teriaknya membuat kedua laki-laki itu menoleh pada Alana, ia dibuat terkejut ketika melihat laki-laki berjaket jeans itu yang ternyata Athalan.
"Lepasin tangan mu dari dia, kalau enggak saya telpon polisi nih." Ucap Alana sembari mulai mengetikan sesuatu di handphonenya dan tak lama orang itu pergi.
sial, seharusnya Alana langsung memanggil polisi saja sebelum menghampiri mereka agar dia di penjara dan tak melakukan hal ini lagi, Alana bodoh, jika ia membiarkannya pergi pasti laki-laki itu akan kembali menyiksa Athalan tapi Alana tak memperdulikan hal itu sekarang yang penting sekarang Athalan terlepas dari laki-laki itu dan tidak mati.
Alana mengulurkan tangannya untuk membantu Athalan berdiri namun dia tak menerima uluran itu Athalan memilih untuk bangkit sendiri.
Ia melihat hidung juga sudut bibirnya mengeluarkan darah, untuk kedua kalinya Alana ingin sekali untuk membersihkannya dan seperti halnya kemarin Athalan menepis tangannya ketika hendak menghapus cairan berwarna merah itu, Athalan memilih mengapus cairan itu menggunakan jaketnya.
"Ayo kita kerumah aku, kita perlu ngobatin luka kamu." Ucapnya sebelum membalikan badannya dan berjalan, ia pikir Athalan mengikutinya tapi ternyata tidak dia masih saja berdiri disana, Alana pun kembali menghampirinya.
"Ayo." Seru Alana yang hanya mendapatkan tatapan dari Athalan, dia menatap Alana dengan cukup lama membuat gadis itu gugup dan bisa dibilang salting juga.
"Ngapain lo malem-malem keluar rumah? Mau mangkal huh?" tanya Athalan, matanya masih belum berpaling dari Alana.
Mendengar itu cukup membuat Alana ingin mematahkan tulang Athalan, kenapa dia bisa berpikiran seperti itu? Sekali pun Alana tak punya uang ia tak akan berkerja sebagai perempuan seperti itu yang hanya digunakan untuk memuaskan nafsu laki-laki.
"Ya enggak lah! Aku bahkan pake baju tidur gak mungkin kan cewek tukang mangkal pake baju tidur ketika melakukan pekerjaanya." Ujar Alana dengan emosi.
"Bisa aja."
"Tapi aku keluar rumah bukan karena mau mangkal!" bentaknya dengan suara cukup keras, tak ada lagi ucapan yang keluar dari mulut laki-laki tampan yang wajahnya penuh luka itu, Alana dibuat kebingunan ketika mendengar suara tawa kecil dari Athalan.
"Terus kalo lo gak mangkal ngapain keluar rumah?" Tanya Athalan lagi.
"Aku mau nyari pedagang nasi goreng, kamu liat gak?" Alana bertanya dan Athalan menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya.
"Tapi aku lapar."
"Bukan urusan gue."
Athalan pergi begitu saja meninggalkan Alana yang tengah dibuat terkejut oleh perlakuan Athalan padanya, ia pikir laki-laki itu akan menemaninya mencari pedagang nasi goreng kemudian mengantarnya pulang tapi ternyata tidak dan bahkan Athalan tidak berterima kasih padanya padahal Alana baru saja menyelamatkannya dari maut.
Athalan bukan seorang gantleman dia adalah seorang bad boy dan seharusnya Alana memang tak usah berharap lebih untuk bisa di perlakukan dengan baik olehnya.
Seoarang bad boy hanya akan berbuat manis pada seorang perempuan yang ia cintai dan Alana tak akan menjadi perempuan itu, bukan karena Alana pikir ia bukan tipe Athalan tapi karena ia sendiri yang tak mau berpacaran dengan laki-laki yang memiliki 1001 masalah itu.
Setelah Athalan hilang dari pandangannya Alana pun kembali berjalan namun dia tak akan mencari pedagang nasi goreng lagi tapi ia pulang kerumah karena tidak baik jika seorang perempuan keluar malam-malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalan
Teen Fiction"Kamu ngijinin dia masuk ke dalam kehidupan kamu sama aja kayak kamu ngundang masalah dan jika kamu sudah terjebak dalam masalah itu hidup kamu gak akan tenang bahkan hati kamu juga akan berpotensi hancur, jadi jangan coba-coba berteman sama dia, se...