♡ 05 ♡

45 9 0
                                    


Alana tertawa terbahak-bahak ketika ia melihat video Funny moments seventeen dan ya bisa dibilang Alana memang sangat menyukai Boyband kpop itu tak hanya karena member-membernya yang tampan juga lucu tapi karena lagu-lagunya juga yang selalu membuat Mood Alana menjadi lebih baik

Saat ini Ia sedang berada di kelasnya sendirian karena teman-teman sekelasnya mungkin sedang makan di kantin atau sedang nongkrong di kelas lain karena sekarang jam istirahat dan Alana lebih memilih menghabiskan Waktunya dengan menonton video-video Seventeen karena hari ini ia benar-benar membutuhkan hiburan.

"Alana."

Merasa namanya di panggil Alana pun langsung mendongkak dan matanya membulat ketika melihat Athalan berdiri di depannya, Alana menjeda videonya terlebih dahulu sebelum kembali menatap Athalan.

"ya?"

"Lo tahu siapa yang masukin botol itu ke tas gue?" tanyanya.

Ia pikir Athalan tak akan di beritahu tentang ini oleh pak Deri dan Alana pun tak pernah berpikir jika pak Deri akan memberitahu Athalan jika Alana lah yang memberitahu kebenarannya.

"Cuma tahu wajahnya aja, namanya sih gak tahu." Jawab Alana.

"Tunjukin orangnya ke gue."

Athalan menatapnya dengan tatapan tajam dan Alana yakin jika ia menunjukan orangnya dia mungkin akan mengubur orang itu hidup-hidup cukup berlebihan memang tapi hal itu bisa saja terjadi.

Sebelum Alana merespon ucapannya Laki-laki itu menarik tangannya membuat Alana refleks bangkit dari duduknya, cekatan tangannya sangat erat dan hal itu membuatnya merasa takut.

"Gue gak mau denger penolakan, oke? Sekarang tunjukin orangnya kalau enggak gue gak bakalan ngelepasin tangan lo ini." Ucap Athalan dengan suara yang terdengar sexy itu.

Alana tak memberikan tindakan penolakan ia hanya mengikuti Athalan dengan tangannya yang masih di genggam si bad boy itu, Alana menuruti kemauannya bukan karena meleleh dengan suara sexynya tapi ya karena ia takut di perlakukan tidak baik oleh Athalan.

Mereka berjalan hampir mengelilingi sekolah dan Alana masih tak menemui laki-laki itu, ia yakin laki-laki itu sekolah disini karena sebelumnya Alana sangat sering melihatnya berkeliaran disekolah.

Beberapa menit kemudian, ketika Alana juga Athalan baru saja sampai di parkiran sekolah Alana melihat orang yang memfitnah Athalan itu sedang mencoba membuka gerbang sekolah.

"Athalan dia orangnya." Ucap Alana sambil menunjuk ke arahnya.

Mendengar itu Athalan langsung melepaskan genggamannya dari tangan Alana dan langsung saja berlari menghampiri orang itu yang juga lari keluar dari sekolah ketika menyadari keberadaan Athalan.

Alana tak diam disana ia juga berlari mengikuti mereka karena Alana tak ingin terjadi pertumpahan darah disana, ia tak memperdulikan pak satpam sekolahnya yang meneriakinya untuk kembali masuk ke sekolah.

Alana ketinggalan jauh tapi dari tempatnya ia bisa melihat, laki-laki itu jatuh dan Athalan langsung memanfaatkan keadaan dengan memukul orang itu tanpa henti, Alana langsung menambah kecepatan larinya.

"Athalan!" Sahutnya ketika sampai di hadapan kedua laki-laki itu, namun Athalan tak mendengarkannya dia tetap saja melakukan Aktifitasnya.

"Athalan udah." Alana menarik Athalan dari laki-laki itu dan untungnya Athalan menuruti kemauannya.

"Kekerasan gak akan memperbaiki masalah Athalan, malahan hanya akan menambah masalah, tenang oke? kita bawa dia ke kesiswaan aja biar mereka yang ngurus semuanya." Bisik Alana tepat di telinga Athalan.

Athalan melirik Alana lalu beralih pada tangannya yang menyentuh bahu juga lenganya, refleks Alana menjauhkan tangannya bahkan menjaga jarak dari Athalan.

Athalan membawa laki-laki yang tengah kesakitan itu kembali kesekolah tanpa memperdulikan Alana yang ia tinggalkan, ntahlah Alana tiba-tiba merasa bangga pada dirinya sendiri ketika ia bisa menyelamatkan laki-laki itu dari kematian dan ia juga senang ketika ia bisa menenangkan si bad boy dari amarahnya.

Pada akhirnya Alana berjalan kembali kesekolah dengan senyuman yang terlukis di bibirnya.




AthalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang