Malam ini tepatnya pada jam 10 malam Alana masih saja berdiam diri di sebuah taman, ia duduk di rerumputan hijau dengan mata yang terus saja memperhatikan bulan yang sedang berduaan dengan bintang.Ia heran kenapa hanya ada 1 bintang disana jaraknya pun cukup dekat dengan bulan dan hal itu membuat pikirannya menggila, ia menyangka jika bulan dengan bintang itu tengah nge-date dan si bintang menyuruh teman-temanya untuk tidak muncul dulu, Alana tertawa sendiri karena pikiran anehnya itu.
"Dasar tukang mangkal."
Perlahan Alana menoleh ke arah sumber suara itu, ia memicingkan matanya pada seorang laki-laki berwajah datar yang beberapa hari ini sering memanggilanya dengan panggilan 'tukang mangkal' siapa lagi jika bukan Athalan.
Alana dengan cepat mengulurkan kedua tanganya untuk menarik kaki Athalan agar terjatuh namun rencana jahilnya itu gagal ketika Athalan menghindar dengan mundur beberapa langkah.
Alana kembali duduk dengan posisi seperti semula namun pandangannya masih tertuju pada Athalan ia sangat ingin memukulnya, Alana tak suka di panggil 'tukang mangkal'.
Setelah puas memberikan tatapan tajamnya pada Athalan, gadis itu kembali memperhatikan bulan juga bintang yang masih saja diam di posisinya.
Ia pikir Athalan akan pergi namun nyatanya laki-laki itu malah berdiri di sampingnya, apa dia akan menemaninya lagi seperti waktu itu.
10 menit telah berlalu dan mereka menghabiskan 10 menit itu dengan diam-diaman karena jujur saja Alana bukan tipe orang yang banyak berbicara dan Alana pun akan berbicara duluan hanya ketika butuh saja.
"Kenapa sih lo suka banget keluar malem-malem?" Tanya Athalan yang kini tengah berjongkok di sisinya.
"ya suka aja, soalnya bosen kalo dirumah terus." Jawab Alana.
Tak ada yang mereka bicarakan lagi keduanya memilih untuk menutup mulutnya, sampai akhirnya Athalan kembali membuka suara.
"Kenapa lo ngehindar dari gue?" Tanya Athalan lagi yang membuat Alana teringat dengan hal yang seharusnya ia lakukan.
Sejak hari dimana Alana yang keceplosan menceritakan tentang kekesalanya terhadap temanya pada Athalan, Alana memang langsung menjauhi Athalan karena ia tak ingin rasa nyaman tumbuh dihatinya ketika berada di dekat Athalan.
Tak disangka-sangka Athalan ternyata orang yang perhatian dan Alana orang yang bisa dikatakan gampang baper itu takut ia malah menyukai Athalan atau bahkan jatuh cinta padanya, kalian tahu sendiri jika cinta itu tumbuh dari rasa nyaman.
Hal itu lah yang membuatnya tak ingin berteman dengan Athalan selain ia memang dilarang oleh Kiara.
"Aku gak ngehindar." Jawabnya.
"Sekarang emang enggak tapi disekolah iya."
Alana tak mengatakan apapun, dari sudut matanya Alana bisa melihat Athalan mulai berdiri apakah dia akan pergi?
"Lo mau Ice cream?"
Gadis berambut coklat itu mendongkak dan kemudian mengangguk dengan senyuman yang terukir dibibirnya, Alana memang sangat menyukai Ice Cream Jadi ia langsung mau saja ketika ada seseorang yang mengajaknya untuk memakan Ice cream apalagi jika ice cream itu gratis.
***
Mereka membeli Ice Cream juga beberapa cemilan di supermarket yang kemudian mereka juga memakanya di sana, tepatnya di depan supermarket itu disana memang ada meja juga kursi yang sengaja disediakan untuk para pengunjung.
Alana menikmati Ice Cream itu sembari mendengarkan lagu We go up by Nct Dream yang membuat ia menggerakan badanya, yup Alana menari-nari di depan Athalan, cowok itu hanya memperhatikan Alana dengan wajah datarnya.
"Kalo lagi makan ya makan jangan sambil dangdutan."
Alana tertawa ketika mendengar ucapan Athalan dan bahkan ia hampir saja menyemburkan Ice Cream yang sudah lumer di mulutnya, tentu saja Alana langsung menghentikan Aktifitasnya dan lebih fokus untuk memakan Ice Cream.
Alana memang terkadang suka tak bisa mengontrol dirinya sendiri ketika mendengar lagu yang ia suka, untung saja ia tak tahu tarian dari lagu itu jika saja Alana tahu ia pasti langsung Cover dance disana.
Tiba-tiba Mata Alana membulat ketika ia melihat seorang perempuan yang membawa Lightstick Seventeen, tentu saja hal itu membuatnya kaget, Athalan yang melihat wajah Alana itu ikut menoleh ke arah perempuan itu.
"Kenapa sih?" Tanya Athalan.
"Dia punya lightstick boy band kpop yang aku suka." Jawab Alana tanpa mengalihkan pandanganya pada benda yang masih saja di pegang erat oleh pemiliknya.
"Lo gak punya?" Alana menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Ya tinggal beli." Tambah Athalan sebelum menyuapkan Ice Cream rasa strawberry ke mulutnya.
"Kalo beli sayang uangnya karena aku juga gak begitu suka sama boyband itu aku cuma pengen nyoba mainin benda itu aja." Ucap Alana.
Alana kembali fokus untuk memakan beberapa cemilan yang ada di depanya karena Ice Creamnya yang sudah habis, Alana melihat Athalan bangkit dari duduknya namun Alana tak menanyainya karena Alana pikir ia hanya ingin ketoilet.
Namun lama-kelamaan Alana dibuat gelisah, apa Athalan memang benar-benar pulang dan meninggalkanya disini, di jam yang hampir tengah malam ini? Seriously?
Kegelisahan itu sirna ketika ia melihat Athalan berjalan ke arahnya dengan tergesa-gesa kemudian ia menarik Alana untuk ikut bersamanya, gadis itu panik ketika sadar jika dirinya di bawa ke sebuah gang yang ada di pinggir Supermarket itu yang sepi dan cukup gelap.
"Ngapain kamu bawa aku kesini, jangan macem-macem ya kamu." Ucap Alana ketika mereka berhenti berjalan, Athalan yang berada didepanya tak berkata apa-apa ia hanya memperlihatkan suatu benda pada Alana yang membuatnya tiba-tiba sesak napas.
"K-kamu, kamu nyuri Lightstick-" ucapan Alana terhenti ketika Athalan membekap mulutnya.
"Gue gak nyuri ini, nanti gue kembaliin lagi kok, katanya lo mau mainin benda ini kan, yaudah jangan buang-buang waktu." Ucap Athalan yang membuat hatinya cukup meleleh.
Athalan manis sekali karena rela mengorbankan dirinya di cap sebagai pencuri demi membahagiakan Alana.
Laki-laki berwajah datar itu menjauhkan tanganya dari bibir Alana dan bersamaan itu Alana membawa Lightstick itu dari tangan Athalan, ia langsung saja memainkannya.
Senyuman Alana melebar ketika ia memainkan benda itu, bahkan ia meminta Athalan untuk memfotoinya dengan Lightstick dari boyband favoritnya karena Alana lupa tak bawa handphone jadi Athalan memfoto Alana di handphonenya.
"Hey balikin Lightstick itu!!!"
Mendengar suara si pemilik Lightstick Athalan langsung menarik benda itu dari tangan Alana dan menyimpanya di tanah kemudian Athalan menarik Alana untuk pergi dari tempat itu.
Mereka berlari dengan sangat cepat karena tentu saja takut tertangkap oleh perempuan itu lalu dibawa ke kantor polisi.
Alana tak kesal pada Athalan yang telah membuatnya harus berada pada zona tak aman, ia bahkan ingin berterimakasih padanya karena Athalan telah mewujudkan keinginannya yang dimana hal itu membuat Alana bahagia.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalan
Teen Fiction"Kamu ngijinin dia masuk ke dalam kehidupan kamu sama aja kayak kamu ngundang masalah dan jika kamu sudah terjebak dalam masalah itu hidup kamu gak akan tenang bahkan hati kamu juga akan berpotensi hancur, jadi jangan coba-coba berteman sama dia, se...