Aku terpaksa pindah pada awal kelas 12 karena tuntutan pekerjaan kakak laki laki ku.
Dipindahkan disalah satu sma di pusat kota Seoul, Korea Selatan, membuatku harus siap untuk beradaptasi dengan mata pelajaran dan tentu saja orang orang yang berada di dalamnya
Sekolah yang akan aku tempati ini tidak terlalu buruk, mulai dari fasilitas sekolah hingga kebersihannya mungkin patut diacungi jempol. Tapi soal pelajaran, aku masih kurang tahu, karena kami baru saja selesai kegiatan MPLS.
Kelas ku, memang bukan kelas yang tenang. Mungkin karena kami baru memasuki usia remaja, hormon keaktifan kami menjadi semakin meningkat.
Dari 41 siswa di kelas ku, kupikir hanya 1 orang yang terlihat tidak aktif.
Namanya Jung Jaehyun, lelaki culun yang membingkai mukanya dengan kacamata setengah lingkar.
Aku bisa tahu namanya, karena tak sengaja melihat name tagnya yang tersemat rapi di sebelah kanan dadanya.
Teman teman sekelas ku menindas nya, padahal menurut pandanganku tidak ada yang aneh darinya,
Oh! Kecuali saat dirinya diganggu oleh beberapa teman kelasku, dia seperti.... mungkin mengerang?.
Padahal Mingyu, teman kelasku, hanya menarik narik telinganya, hey apakah itu sakit?Dari awal aku menginjakan kaki disini sampai aku menjadi siswa resmi disini, aku tidak pernah melihatnya berbicara, walau hanya satu patah kata pun.
Yang aku tangkap dari seorang Jung Jaehyun adalah, mungkin dia terlihat nerd. Tapi apa salahnya dengan murid nerd, lagipula dia terlihat manis dengan kacamata hitam nya.
Jika aku seorang siswa lama, mungkin aku akan tahu kenapa ia ditindas, tapi disini aku hanyalah seonggok murid baru dari kota orang, jadi, tidak seharusnya aku macam macam disini.
"Berdiri, beri salam"
"Selamat pagi ssaem" ucap kami serentak sembari membungkukan setengah badan kami.
Setelah membungkukan badan Wali kelasku, Kim ssaem mulai membuka suara.
"Ssaem tidak akan memulai pelajaran sebelum mengacak tempat duduk kalian"
Terdengar gerutuan dan helaan dari berbagai sudut kelas.
Aku bukan orang yang susah bergaul kok, jadi mungkin bisa menyesuaikan dengan teman sebangku resmi ku nanti.
Aku kini tengah duduk bersama seorang gadis berdarah Amerika,Rose namanya. Dia cantik, ramah, dan baik, menurut ku kepribadian kami juga cocok.
Kim ssaem mengeluarkan 2 kotak kecil berwarna putih tulang .
"Ssaem telah menuliskan nama nama kalian di dalam kotak kecil ini, yang ini untuk perempuan dan yang ini untuk laki laki" iris coklat ku melihat ssaem menunjuk 2 kotak yang ternyata berbeda.
"Jungkook, mau mengambil duluan?" lanjut Kim Ssaem yang diangguki oleh teman sekelas ku, Jungkook.
Nama nama terus bergulir secara acak, dan saat ini tibalah giliran ku.
Tangan ku mulai merogoh kotak mungil ini, dan jariku sudah mantap untuk mengambil secarik kertas yang ada didalamnya.
"Siapa yang kau dapatkan nona?" tanya Kim Ssaem.
Aku hanya tersenyum simpul sembari menatap ke arah guruku. Tanganku sibuk membuka gulungan kertas yang agak panjang.
Mata bulatku menatap gulungan kertas yang kini telah terbuka, menampilkan satu nama yang akan menjadi temen sebangku ku nanti.
"Jung jaehyun ssaem" ucapku yang dihadiahi oleh tawaan teman sekelas ku.
"Kamu yakin mau duduk sama dia?"
"Sialan, aku yakin gadis itu akan stress"
"Fighting aster, kalo dia mengoceh dengan jarinya jangan di dengarkan ya"
Dan bisa aku lihat sekarang, Jaehyun tengah menunduk di pojokan sana.
Lalu, apa maksudnya mengoceh dengan jari?
"Yah, kita gak sebangku" rose cemberut sembari membenahi buku yang berserakan diatas mejaku.
Aku tertawa pelan, lalu mencubit pipi kanannya. "Yang penting kan kita sekelas"
Dia kembali tersenyum, "yaudah aku duluan ya, dadah"
"Dah.. " aku membalas lambaian tangan Rose.
Mata pelajaran kim ssaem terpaksa terpotong 54 menit hanya untuk pembagian chairmate. Dan pembagian chairmate baru berakhir sekarang.
Aku menggendong tasku dan mulai berjalan menuju tempat duduk Jaehyun, bahkan sebelumnya dia tidak memiliki teman sebangku. Hey-apakah dia seburuk itu?
Aku mulai mendudukan diriku di samping lelaki bermarga Jung ini.
Kulihat dirinya tengah menunduk sembari memainkan jari jari tangannya.
Aku tersenyum simpul lalu mulai mencolek pundaknya.
"Kim aster, kamu Jung Jaehyun ya?" tanyaku ramah. Tapi jaehyun, dia malah terlihat kebingungan dan mungkin agak ketakutan.
Hey apakah tampangku seperti preman?.
Dia menggeleng pelan lalu mulai mengeluarkan buku kecil dari blazzer kuning nya.
Tangannya mulai menulis sesuatu dengan pulpen hitamnya. Dia menyobek nya lalu memberikannya padaku.
"Tadi kamu ngomong apa? Boleh ditulis?"
Keningku berkerut. Kenapa harus susah susah ditulis?. Tapi tak masalah, mungkin dia gugup.
Aku mulai menulis yang aku katakan tadi dibawah tulisannya.
"Aku Kim aster, panggil aja Aster, kamu Jaehyun ya? :)"Lalu tanganku kembali terulur untuk menyodorkan kembali kertas yang tadi ia beri.
Kulihat jaehyun mulai mengambil pulpennya dan kembali menuliskan suatu kalimat di secarik kertas putihnya.
"Hai juga aster, iya namaku Jaehyun.
Aku tersenyum, dia bukan orang yang buruk untuk kujadikan sebagai teman bukan?
Tapi senyumku luntur saat satu kalimat tertulis dibawanya
Tapi, mungkin kamu agak sulit berkomunikasi dengan ku, karena aku
Bisu, dan pendengaran ku sedikit terganggu"
Jaehyun, aku baru tahu, ternyata dia dijauhi karna ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisu - JJH
Short Story"Jaehyun lawan dong, jangan diem aja, gimana kalo gak ada aku?" Karena bisu bukan kekurangan. March, 2019 ©dugongalaska_