"Pagi inan sayang" Teriak Rafika tepat disamping kuping Najwa
Dan satu jitakan mulus dari najwa pun didapat Fika
"Berisik bego"
"Kok inan jahat sih sama Fika yang cantik ini" Rafika mengusap kepalanya yang terkena jitakan Najwa
"Lagian ngapain sih teriak-teriak, terus apaan tuh inan astaga"
"Inan itu panggilan baru buat lo, cute banget kan?"
Najwa hanya memutar bola matanya malas
"Nan perpus kuy gua mau download drakor nih"
Rafika menarik Najwa agar bangun dan pergi ke perpustakaan bersamanya
setelah berfikir lama Najwa pun memutuskan untuk bercerita
"Gua mau cerita"
Rafika yang mendengar itu pun langsung kembali duduk di bangkunya
Najwa itu jarang sekali ingin bercerita dikelas seperti ini makanya sebaik mungkin Rafika akan mendengarkan
"Gua vakum aja kali ya?"
Fika mengerutkan keningnya bingung
"Vakum dari apa nan?"
"Semua hal berbau korea"
"Serius? Kapan?"
"Baru niat sih"
Rio yang sedari tadi diam menyimak percakapan itu pun seketika antusias
"Udah niat aja bagus kok naj, hari ini niat besok lakuin, besoknya lupa deh"
"Lo ngomong enak, gua yang ngelakuin beda"
Najwa tidak terima karna Rio menganggap enteng hal ini hanya karena ia tidak suka
Bagaimana jika ia yang disuruh melupakan kesukaannya itu, Najwa yakin ia juga pasti tidak akan bisa
Rafika bangkit dari tempat duduknya lalu menggebrak meja
"Kalo gitu kita bakal bantuin Lo"
Rio langsung menarik tangan Rafika untuk duduk kembali
"Biasa aja gak usah pake gebrak meja norak"
Najwa berfikir sejenak lalu mengangguk setuju
"Gua harus mulai dari mana?"
"Niat lah"
"Ya kan dia udah niat peak, Lo dapet kawan kaya Rafika dimana sih"
"Udah deh, kalian mau berantem atau bantuin gua?"
"Bantuin Lo lah inan sayang"
Rio yang melihat handphone yang dipegang Najwa pun menjetikan jarinya tanda bahwa ia mempunyai ide
"Dari handphone Lo"
"What?"
"Semuanya ada dihp Lo kan? Foto musik dan yang lainnya?"
Rafika tampak berfikir sejenak lalu tidak lama ia akhirnya mengerti maksut Rio
"Bener sih kata Rio, lagian hp juga kan yang sering banget Lo liat"
"Jadi?"
Rafika dan rio meyakinkan bersama-sama dan mengatakannya serentak
"Kita harus musnahin semua yang ada dihp Lo"
Sontak mata Najwa melotot, namun setelah itu ia mengubah ekspresi nya menjadi datar dan memasukan hp kekantong bajunya
"Lain kali aja, gua mager"
Rafika dan Rio yang sedari tadi bersemangat itu pun akhirnya merosot lagi
Mendengar perkataan Najwa seperti itu membuat mereka tidak ingin memaksanya
Berniat saja mungkin untuk saat ini cukupNamun ide nakal tiba-tiba muncul di kepala Rio begitu saja
"Gua punya ide supaya lo semangat terus buat berubah"
"Hm"
"Lo harus bisa lupain bias lo atau Lo jadi pacar gua, gimana?"
Najwa dan Rafika yang mendengar itu sontak melihat ke arah Rio yang sedang menunjukkan wajah sumringah nya
Dan satu jitakan mulus pun didapat Rio dari Rafika
"Lo yang bener aja dong, enak di Lo itu mah"
"Jangan mau Ini jebakan nan, Lo jadi kpopers bertahun-tahun dan Lo mau lupain cuma dalam waktu sebulan? Yang bener aja"
"Gua kan cuma memberi motivasi"
"Motivasi gundulmu"
"Gua gak gundul Fik wah gila Lo"
Najwa hanya diam mendengarkan perdebatan mereka, berfikir apa yang harus ia lakukan.
Dan pada akhirnya ia mengambil keputusan"Gua bakal lakuin sendiri, kalian cuma perlu bantu ngingetin kalo gua khilaf aja"
"Nah kalo itu gua setuju deh"
"Yah gagal modus dong gua?"
Rio memasang ekspresi cemberut, sebenarnya mendengar najwa ingin berhenti pun ia sudah senang pasalnya Najwa seperti mayat bernyawa.
Tidak bersosialisasi dan tidak mempunyai banyak teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kpopers Hijrah
Teen FictionIni hanya cerita keseharian seorang gadis kpopers yang mencoba untuk melupakan para biasnya, dan memulai kehidupan yang nyata.