[11] - New Life

1.1K 182 97
                                    

"Jika memang mencintaimu hanyalah mimpi bagi diriku, maka biarkan aku mencoba untuk tertidur selamanya."

By : Annonim

_______________________________

Musim mulai berganti, sekarang mulai memasuki musim semi. Hinata berhenti sekolah sejak menikah dan tinggal dengan Itachi. Madara sangat menyayangi anak itu meski tak
banyak bicara. Itachi sendiri mengundurkan diri sebagai pelatih sepak bola di SMA Seika Jogakkan dan sebagai gantinya dia diterima di salah satu klub sepak bola sebagai pemain cadangan, meski bukan pemain inti. Dia juga tetap mengajar di sekolah putri Minami sebagai guru bahasa inggris dua kali dalam seminggu.

"I-Itachi-kun, apa kau sudah selesai?" tanya Hinata di balik pintu melihat suaminya masih mengenakan pakaiannya.

"Ya, sebentar lagi aku turun," jawabnya masih sibuk mengancingkan kemeja birunya. Selang beberapa menit kemudian pria bersurai hitam itu turun.

Hinata terlihat sudah siap sejak tadi. Hari ini mereka akan jalan-jalan ke taman kota untuk menikmati indahnya sakura yang bermekaran.

Si gadis lavender menatap sang suami yang baru saja turun, pandangan gadis itu terlihat lain. Walau Itachi suaminya, pemuda itu tak pernah macam-macam padanya. Uchiha tampan itu bersikap layaknya seorang kakak terhadap adiknya. Itachi mengenakan kemeja biru yang dipadu dengan celana panjang hitam.

"Itachi, kenapa diam saja, gandeng tangannya," bisik Madara.

Pemuda itu menaikkan sebelah alisnya, lalu berkata, "Kenapa harus digandeng? Dia bisa jalan sendiri."

DUK! Madara menjitak kepalanya gemas. "Dia istrimu." Lelaki tua itu menatapnya geram.

"Begitu, ya?" tanya Itachi sambil mengelus kepalanya yang sakit. Kebiasaan Madara, selalu saja menjitak kepalanya jika sudah kesal pada cucunya.

Madara memelototkan matanya, perintah tak langsung agar menggandeng tangan istrinya.

Pemuda itu menatap sang jstri yang memakai baju putih longgar, perut buncitnya kelihatan besar. Ia mensejajarkan dirinya dengan Hinata yang membawa bekal. "Berikan bekal itu padaku."

"T-tidak perlu, ini tidak berat kok," tolak Hinata.

"Kalau begitu berikan tangan kirimu karena tangan kananku menganggur."

"Eh?" Rona kemerahan di pipi gadis itu tak bisa disembunyikan lagi.

Itachi tersenyum manis. Tanpa banyak bicara dia meraih tangan kiri Hinata dan menggenggamnya.

Ada rasa lain yang sedikit demi sedikit mulai memasuki hati keduanya. Perasaan gembira
yang tak bisa diucapkan. Madara tersenyum melihatnya dari belakang.

Taman kota Ueno.

Saat ini taman Ueno sangat ramai. Banyak sekumpulan anak sekolah, pegawai kantoran dan berbagai keluarga ikut menikmati indahnya sakura yang bermekaran. Mereka semua terlihat gembira, saling tertawa duduk di atas karpet yang mereka bawa. Tak lupa bekal yang sudah disiapkan dari rumah. Juga makanan ringan dan juga soju.

Itachi, Hinata dan Madara duduk di bawa pohon sakura sambil menikmati makanan ringan.

"Orang-orang Jepang sering mengibaratkan sakura itu seperti kecantikan seorang wanita," jelas Madara sambil meneguk sojunya, "setelah menikah, kecantikan wanita Jepang jadi cepat memudar. Itu karena para istri sangat penurut kepada suami dan keluarga suaminya walau dia tak menyukainya, sehingga mereka lebih banyak memendam perasaannya."

[END] ✅ Every HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang