Part 5 (21++)

19.6K 338 7
                                    

Lagi super sibuk dan belum ada mood untuk lanjutin cerita yang lain. Jadi Clueless dulu aja ya ya yang diupdate. Mumpung lagi ada ide plus mood. Part ini part paling panjang ya sebagai bonus karena aku off lama banget hehhe

Sebelum baca jangan lupa follow & vote dulu.

Jangan lupa untuk baca cerita yg lain ya.

Part ini khusus 21++ ya. Karena adegannya bakalan aku jabarin detail. So yang ngerasa belum cukup umur mohon skip part ini ya. Buat dedek-dedek, jangan nekat baca ya. Ada saatnya nanti kalian cukup umur untuk membaca cerita dewasa seperti ini.

Enjoy...

***

"Tunggu dulu, apa yang akan Flynn lakukan?!" batinku. Flynn mengambil kacamataku dan meletakkannya di meja.

Dadaku bergemuruh kala Flynn duduk dihadapanku dan mencium leherku. Ya tuhan, bagaimana mungkin aku menolak godaan ini. Aku pasrah dengan apa yang sudah Flynn lakukan.

Tangan Flynn melepas kaosku. Hanya tersisa bra bergaris warna hitam yang kupakai hari ini. Tangannya mengelus perutku menimbulkan sensasi geli yang luar biasa.

"Apa kita akan melakukan itu lagi?" tanyaku polos.

Flynn tersenyum jenaka. "Aku akan mengingatkan apa yang kau lupakan, Den. Sekaligus mengingatkanmu kalau aku tidak suka diabaikan."

Flynn mencium leherku sembari meninggalkan banyak sekali kiss mark. Bibir penuh Flynn menyentuh bibirku dan melahapnya.

"Aku meminta hadiahku, Den."

Flynn memurunkan celanaku dan menepuk gemas bokongku.

"Aku selalu menyukai teksturnya. Sangat kenyal." ucap Flynn sembari meremas bokongku. Aku memanyunkan mulutku tanpa tidak suka dengan ocehannya. Flynn tertawa terkekeh.

"Stop it, Flynn!"

"Stop apa?" tanya Flyn sembari memasukkan tangannya untuk mengelus kewanitaanku.

"Ahhn!" satu erangan kecil keluar dari mulutku, diiringi kekehan Flynn.

"Emm, sepertinya tubuhmu lebih jujur, Den. Kau sudah basah. Sangat basah." bisik Flynn. Bajingan itu sangat menyebalkan!

Ya tuhan, bagaimana mungkin aku tidak terangsang?! Didalam kamar bersama Flynn setiap malam pasti membuat semua gadis normal membayangkan yang tidak-tidak.

Flynn memasukkan jari tengahnya kedalam kewanitaanku. Aku terkesiap merasakan rasa geli dan nikmat menderaku. Flynn menggosokku dengan intensitas yang sangat cepat membuatku menggelinjang tak karuan kala orgasme pertamaku datang.

"Bagaimana? Rasanya lebih nikmat kan?"

Aku mengangguk.

"Sebentar lagi akan jauh lebih nikmat dibanding kali pertamu, Den. Percayalah padaku." Flynn mengecup bibirku ringan.

Aku melihat Flynn membuka nakas dekat tempat tidurnya. Menyobek bungkusan dan memakai kondom.

"Flynn apa yang mau kau lakukan?!"

Flynn tersenyum nakal. "Aku kan belum puas, Den." Flynn menghampiriku yang masih lemas. Rasanya badanku seperti jelly.

"Flynn, wait... Oh, God!" aku memejamkan mata saat tubuh lemasku dimasuki oleh Flynn. Flynn bahkan tidak melepas celana dalamku, dia hanya menyibaknya dan memasukiku dengan cepat. Berbeda dengan saat pertama dia melakukannya, kali ini Flynn melakukannya dengan keras. Flynn menggenjotku dengan kecepatan yang tidak seperti biasanya membuat suara di dalam kamarnya dipenuhi suara percintaan kami.

"Ahh.. Ah.. Ya tuhan, Flynn! Aaaaa.. Ini terlalu cepat. Mmm.. Aku tidak tahan!!" racauku.

Ekspresi wajah Flynn terlihat sangat serius, kurasa dia juga merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan. Aku nyaris pingsan saat klimaks menghampiriku. Flynn memasukiku semakin dalam dan memelukku erat saat klimaks menderanya.

"Luar biasa!" bisik Flynn. Aku mengangguk sembali terkekeh. Flynn melepas kondom yang digunakannya dan membuangnya ke tempat sampah tanpa beranjak dari tempat tidur. Flynn memelukku, membawaku ke dadanya. tempat favoritku.

"Kau mengotori celana dalamku Flynn. Rasanya pasti tidak nyaman memakai celana dalam yang basah dan lengket seperti ini."

"Denaya, setelah tadi kau malah mencemaskan celana dalam?? Kau memang ajaib, Den." Flynn tertawa terbahak-bahak dan mencium bibirku gemas.

"Rasanya aku tidak mau memulangkanmu malam ini."

"But I have to go home."

"Menginap saja, besok kan hari Minggu." kata Flynn yang membuat jatungku berdebar.

"Well, aku ingin sih. Tapi bagaimana dengan orang tuamu? Mereka kan tahunya kita sedang belajar."

"Andai saja hari ini mereka pergi keluar kota, maka aku akan sangat bahagia."

Aku terkekeh. Entah kenapa pandanganku terhadap Flynn menjadi berubah semenjak pertemuan rahasia kami. Flynn tidak sejauh yang aku kira.

"Apa yang kau pikirkan, Den?"

Aku menggelengkan kepala. "Aku sedikit merasa bersalah pada Tessa. Well, maksudku melakukan ini denganmu yang sudah punya pacar membuatku merasa sangat tidak benar Flynn." ucapku sembari menelusuri perut kotak-kotak Flynn.

"Sedikit??"

"Flynn!! Aku serius."

Flynn mengecup dahiku. Flynn terdiam. Ya, aku tahu. Semua aktifitas ini hanyalah sampingan baginya. Aku tidaklah ada apa-apanya dibanding cewek-cewek lain yang pernah ditidurinya.

***

Flynn mengantarku sampai didepan rumah dan mengecup singkat bibirku.

"Kabari aku saat kau sudah sampai rumah ya." ucapku diiringi anggukan dari Flynn.

Tidak ada orang dirumah. Harusnya aku tahu, kan kedua orang tuaku bekerja di Club. Well, Mom bekerja sebagai pelayan Club dan Dad bekerja sebagai Security Club. Dan disinilah aku setiap malam, sendiri dirumah. Undangan Flynn untuk menginap sangatlah menggoda. Tapi aku tidak mau dipandang sebelah mata oleh orang tua Flynn yang berpendidikan. Kan mereka tahunya aku hanya menjadi guru private Flynn, bukan meniduri Flynn.

Aku mandi dibawah guyuran shower dingin sembari mencoba melukapakan percintaan panasku bersama Flynn tadi. Sejak bercinta dengan Flynn aku menjadi sering senyam-senyum sendiri. Gila kan!

Masih mengenakan handuk, Hp ku berbunyi. Video Call dari Flynn.

"Aku sudah sampai rumah dari tadi. Ku telfon tidak ada tanggapan. Habis mandi ya?" kata Flynn yang sedang rebahan di kasurnya.

"Maaf. Tadi masih mandi Flynn. Ya sudah istirahatlah. Sudah jam 10 malam." kataku sembari menahan handuk yang mulai melorot.

"Emm, bisakah tetap seperti ini sembari kau berganti baju? Aku ingin melihatmu."

"Flynn De Boss kau benar-benar nakal." aku tertawa terbahak-bahak.

"Aku tidak memiliki tubuh semenarik Tessa, Flynn. Kau juga sudah sering melihatnya. Tidak ada yang baru dibalik handuk ini."

Flynn menggelengkan kepalanya. "Taruh hp nya di nakas dan berganti bajulah. Aku hanya ingin melihatmu."

"Ish, ngotot sekali." Aku perlahan mulai membuka handuk sedikit demi sedikit sambil bergaya menggoda. Hanya sebentar sebelum aku mengenakan piama.

Aku melihat gambar Flynn sedikit bergoyang di layar hp. Holy shit!

"Flynn jangan bilang kau sedang masturbasi sekarang?!" celetukku.

"Kau mau melihatnya?"

"Flynn!!! Dasar mesum. Aku tutup ya."

"Den, kau harus bertanggung jawab. Flynn junior sudah bangun sekarang minta dipuaskan."

"Dasar gila!" aku terkekeh. Ya tuhan perbincangan mesum seperti ini kenapa jadi hal biasa bagiku yang beberapa waktu lalu masih perawan. Flynn benar-benar mengubahku.

***

Clueless 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang