Part 8

7.2K 274 26
                                    

Makin lama vote nya makin dikit. Jadi gak semangat lagi. So, kalau update semua cerita di byfantasy lama gak boleh ngeluh ya.

Author cuma pengen kalian tidak jadi silent reader di semua cerita author. Tinggalkan jejak dengan vote, gratis. Ditawarin penerbit aja aku tolak lo karena aku pengen kalian baca semua ceritaku dengan santai tanpa bayar-bayar. Hopefully, kalian ngerti apa yang aku pengen. Tidak hanya di cerita ini saja, melainkan di semua cerita byfantasy.

- Fantasy (Untuk semua umur)
- Sweet Escape 18+
- Warrior 21++
- Crazy for You 21+
- Office Affair 21++ (END)
- Crazy in Love 21++
- Overdose 21+

Jangan lupa ya untuk follow, vote & komen. Have a nice day 💜

***

Denaya:
So...

Flynn:
Apa?

Denaya:
Flynn De Boss!!!!!

Flyn:
Hahahaha
Our 1st day, babe.

Denaya:
Jangan panggil aku dengan sebutan "babe".

Flynn:
Sweetie? Sweat heart? Baby? Ayang? Cintaku?

Denaya:
Paling saja Den seperti biasa.

Flynn:
Nggak asik ah, babe.

Denaya:
Terserahmu saja yang penting jangan alay ya. Jangan publish hubungan kita dulu. Biarkan aku menyiapkan mentalku dulu.

Flynn:
Sebegitu memalukankah pacaran denganku, Den? Seriously??

Denaya:
Flynn, kau baru saja putus dari Tessa. Tessa dan Sabrina akan menyiksaku kalau mereka sampai tahu kau memacariku begitu putus. Aku belum siap, Flynn. Kumohon mengertilah.

Flynn:
Aku akan membuat perhitungan kalau mereka berani menyentuhmu!

Oh No! Jangan buat Flynn De Boss marah. Dia sangat hot saat marah. Cukup aku saja, kau tidak akan kuat.

Denaya:
Please.........

Flynn:
Anything for you, babe.

OMG! Flynn De Boss adalah pacarku?! Pacar Denaya Baker. Mimpi apa aku semalam. Kalau ini mimpi, aku tidak mau bangun. Aku berguling-guling di atas kasur kecilku.

Flynn:
Aku tahu kau sangat senang saat ini, tapi sudahi guling-gulingmu itu. Nanti kau jatuh, babe.

Aku melihat sekeliling kamar mungilku.

Denaya:
Bagaimana kau tahu aku sedang berguling? Kau memasang kamera pengintai?

Flynn:
Kau itu sangat mudah ditebak, bodoh. Sudah cepat tidur biar cepat pagi dan kita akan bertemu lagi di sekolah.

Denaya:
Okee. Good Night ❤

Flynn:
Just that?!

Denaya:
Lalu apa? Kau kan menyuruhku tidur.
Dasar aneh.

Flynn:
Kiss me first

Denaya:
Dasar mesum!
Apa yang tadi kurang?!

Flynn:
Besok orangtuaku pergi keluar negeri selama beberapa hari. Menginaplah disini. Aku sudah merindukanmu.

Denaya:
Aku juga merindukanmu. Sampai jumpa besok. Muachh...

Flynn:
Sweet dream, babe. Muach...

Beginikah rasanya punya pacar? Kalau iya, aku ingin selamanya merasakan rasa ini.

Oh, God! Aku baru tahu kenapa semua gadis ingin menjadi pacar Flynn. Aku berguling sekali lagi dan membenamkan wajahku ke bantal.

***

"Kurasa kita perlu bicara." Kata Dad.

"Aku tidak bisa, aku harus berangkat sekolah."

Mom melihat jam kemudian melihatku.

"Duduk, Denaya! Dengarkan ayahmu."

"Kenapa kau mendiamkan kami, nak? Apa ada hubungannya dengan kata-katamu malam itu?" Tanya Dad.

Aku diam saja. Airmata ku mengalir.

"Kenapa kalian tega menjualku? Apa salahku?"

"Menjualmu? Apa maksudmu?" Mom terlihat bingung.

"Bukankah kalian akan menjualku pada bandot tua itu?"

"Ya tuhan, dari mana pikiranmu itu? Itu tidak benar."

"Aku pikir Mom dan Dad mau menjualku pada si bandot tua itu." Celetukku.

Mom dan Dad tertawa terbahak-bahak.

"Dia tidak sefrustasi itu untuk bercinta, nak. Dia lebih menyukai uang. Mom akan menjelaskan semua nanti. Mom juga tidak akan mengijinkan sesuatu yang tidak bermoral seperti itu."

"Laki-laki yang kau sebut bandot tua itu ingin kau menjadi Madame. Madame adalah sebuah sesi acara di Club tempat Mom bekerja. Kau hanya perlu berakting menjadi seorang sadis. Kau tahu, bermain dengan pecut, lilin dan kawan-kawannya tanpa perlu berhubungan seksual." Lanjut Mom.

"Lagipula kau adalah kebanggaan Dad. Dad akan melakukan apa saja asal tidak menyusahkan keluarga kita. Maaf kalau kali ini aku membuat kekacauan yang tidak bisa ditolerir." Dad mengatupkan kedua tangannya memohon maaf.

Aku membeo. Jadi selama ini aku salah sangka. Oh, God! Aku malu sekali. Bagaimana mungkin aku punya pikiran serendah itu?! Kalau begini buat apa aku khawatir berlebihan. Yah, setidaknya menjadi seorang Madame lebih baik dari pada tidur bersama seorang bandot tua. Iyuhhh!

"Mom, tetap saja pekerjaan ini juga tidak baik untuk moralku. Bagaimana pihak sekolah sampai tahu? Mereka akan mengeluarkanku." Kataku panik.

"Tidak usah khawatir. Selama kau menjadi Madame Lucy, kau mengenakan topeng penutup mata. Tidak akan ada satu orangpun yang mengetahui identitasmu." Sahut Dad.

"Kau hanya perlu bekerja 2 kali dalam 1 minggu. Dalam 6 bulan, hutang ayah akan lunas. Gampang sekali." Tambahnya.

"Gampang gundulmu! Aku harus berpakaian seksi dan memecuti para laki-laki masochist itu. Mana berani aku." Aku bergidik membayangkan harus memakai baju kulit seksi sembari memecuti para laki-laki hidung belang.

"Hanya 6 bulan, Nak. Sampai Lucy ditemukan."

Aku terdiam sembari memikirkan semuanya. Well, sepertinya tidak ada salahnya. Hitung-hitung aku membantu kedua orang tuaku.

"Kalian harus bersumpah untuk menjaga rahasia ini rapat-rapat. Kalau sampai pihak sekolah tahu, kalian berdua harus bertanggung jawab." Ancamku.

"Tenang saja." Dad, mengentengkan semuanya.

"Aku serius, Dad!"

Dad tersenyum menenangkanku.

***

Clueless 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang