'Apa orang cupu sepertiku tidak pantas untuk bahagia?' Batinku.
Aku melihat sekeliling rumah dengan nanar. Rasa sesak memenuhi dadaku. Dari kecil aku tidak pernah merasakan kebahagiaan. Mempunyai ayah pemabuk dan penjudi. Sedangkan ibu, seorang pelayan bar. Terlahir ditengah keluarga yang kacau balau tidak lantas membuat hidupku kacau. Aku bertekad mempunyai pendidikan tinggi agar tidak hidup seperti mereka.
Dan sekarang mereka ingin menjualku?? Menjual tubuhku untuk melunasi hutang judi ayahku? Orang tua macam apa itu. Aku menangis miris. Aku takut untuk keluar dari kamar. Sekeras apapun aku belajar dan bekerja keras untuk mengubah masa depanku, masa depanku tetap akan berakhir buruk.
Dijual???
God, aku jijik melihat kedua orang tuaku. Bagaimana mungkin mereka menawarkanku kepada pemilik hutang mereka?! Dalam 1 bulan, bandot tua itu akan menyetubuhiku. Membayangkannya membuatku bergidik ngeri.
Dan ini lah aku, Denaya Blake, a virgin nerd. Ya... Aku masih virgin di usia 17 tahunku. Disaat semua teman-teman sebayaku memiliki kekasih dan merasakan indahnya gairah masa muda, disinilah aku, didalam kamar sempit, belajar.
Kalau orang tuaku ingin merusakku, lebih baik aku merusak diriku sendiri. Setidaknya akan kulepas predikat perawan yang kupunya. Tidak akan kubiarkan bandot tua itu mendapatkan kepolosanku. Ya, aku akan memberikan keperawananku pada orang lain. Setidaknya pada laki-laki yang layak.
Otak geniusku sedang berfikir siapa-siapa saja calon kandidat kuat yang akan aku percaya untuk melepaskan keperawananku.
***
Keesokan pagi di St. Peter High School.
Miss Melda membagikan nilai 3 ujian utama, Matematika, Fisika dan Kimia. Seperti biasa aku mendapat nilai tertinggi. Dan seperti biasa sang Pangeran St. Peter, Flynn De Boss, mendapat peringkat paling rendah. Cowok seindah dosa itu hanya bisa meringis melihat hasil tes-nya. Tessa Indira, kekasih sang Pangeran, hanya bisa tertawa melihat hasil Flynn. Aku tersenyum sinis. Mereka tidak akan pernah tahu apa itu penderitaan. Menyebalkan sekali.
Saat kelas sudah kosong, tinggal aku dan Flynn orang yang masih ada di dalam kelas. Satu-satunya hal yang tidak aku perhitungkan adalah saat Flynn mendatangiku dan memintaku mengajarinya 3 mata pelajaran utama. Pucuk dicinta ulam tiba.
"Hi, Den." Sapa Flyn yang aku sangat yakin tidak pernah menyapaku seumur hidupku. Aku diam saja menunggu Flynn.
"Well, kau tahu kan aku sangat buruk dalam 3 mata pelajaran utama. Bisakah kau mengajarkanku? Setidaknya supaya nilaiku cukup. Kau tahu, aku juga sangat membutuhkan nilai yang cukup untuk beasiswa olahragaku." Flynn meringis sembari menggaruk kepalanya.
OMG! Otak geniusku sedang bekerja sekarang. Bagaimana jika aku melibatkan Flynn dalam proyek melepas keperawananku ini. Aku tersenyum tipis
"Well, kalau kau ingin aku membantumu kau harus menuruti permintaanku." Gila ini sudah gila. Bagaimana mungkin aku berani mengatakan ini kepada cowok paling populer di sekolah. Sadarlah siapa dirimu, Denaya!!
"Apa yang harus kulakukan?" Tanya Flynn. Aku menelan ludah. Tenggorokanku mengering. Ya tuhan, berikanlah aku keberanian untuk mengatakannya.
"Kau harus bercinta denganku dulu." Tubuhku tegang. Ekspresi kaget Flynn pun muncul.
"Apa??"
"Aku yakin kau tahu apa yang kumaksud. Aku ingin menyingkirkan predikat Virgin yang kusandang. Kalau kau ingin aku membantumu, kau juga harus membantuku. Bisakan kau menolongku Flynn?" Kataku.
Ya tuhan aku malu sekali. Mungkin wajahku sekarang semerah tomat. Tapi bagaimana lagi, semua sudah terlanjur. Kalaupun sehabis ini dia mengejekku, aku sudah pasrah.
"Deal. Ditempatmu atau ditempatku?" Tanya Flyn dengan ekspresi tidak kalah serius.
"Ditempatmu." Jawabku cepat.
"Good. Orang tuaku sedang tidak ada dirumah malam ini. Kau bisa datang jam 6 sore."
"Bagaimana latihan sepak bolamu?" Tanyaku. Setiap sore Flynn selalu berlatih sepak bola. Sebagai seorang striker, Flynn selalu mengasah kemampuannya.
"Well, latihanku selesai jam setengah 6. Bagaimana?" Tawarnya.
"Oke. Sampai jumpa nanti."
Flynn menggenggam tanganku, kami berjabat tangan menandakan terciptanya kesepakatan diantara kami berdua.
"Jangan coba-coba membocorkan perjanjian kita, Flynn." Ancamku.
Flynn terkekeh. "Biasanya lelakilah yang akan memintanya. Semua perempuan yang ku tiduri akan sangat bangga dan memamerkannya."
"Tapi aku bukan mereka, Flynn." kata Denaya sungguh-sungguh.
"Yess, mam!"
***
Jangan lupa untuk baca cerita yg lain ya.
- Fantasy (Untuk semua umur)
- Sweet Escape 18+
- Crazy in Love 21++
-Crazy for You (Crazy The Series, Coming Soon).
- Warrior 21+
- Overdose 21+Jangan lupa follow byfantasy dan vote serta komen ya. See you soon 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Clueless 18+
RomanceDenaya seorang siswa teladan mengalami krisis di keluarganya. Orangtuanya hendak menjualnya kepada Om-om cabul untuk melunasi hutang. Yang lebih buruk adalah Denaya adalah seorang perawan. Well, menjadi siswa teladan tidak membantunya mengatasi dile...