Part 7 (21++)

11.1K 295 17
                                    

I'm back!!

Siapa yang udah kangen sama Denaya dan Flynn??

Banyak yang tanya kenapa sih updatenya lama? Karena komen & vote sedikit ya. Banyak yang silent reader. Yang follow akun byfantasy juga dikit. So, semakin lama lah aku update. Gak ada semangatnya ☹️

Ya sudah tak perlu berbasa-basi. Part ini sengaja aku bikin panjang khusus untuk pembaca setia byfantasy ❤

Enjoyyy...

***

Aku mengetuk pintu rumah Flynn. Tidak lama Flynn membukakan pintu untukku. Aku langsung memeluk Flynn dan menumpahkan tangisku di dada bidangnya.

"Flynn. Aku tidak tahu harus kemana lagi..." aku tersedu di dada yang setiap hari selalu aku rindukan. Bersama Flynn membuatku damai dan melupakan semua masalahku.

"Flynn babe, siapa tamu yang datang?" Suara itu. Itu suara Tessa. Ya tuhan...

Aku melepaskan pelukanku dari Flynn dan menghapus air mataku. Gestur tubuh Flynn terlihat tidak nyaman. Apa mungkin sebenarnya selama ini dia terpaksa?! Tentu saja, bodoh! Kau hanyalah seorang nerd! Lihat Flynn dan Tessa. Mereka adalah pasangan yang sangat serasi.

"Den..." kata Flynn yang terputus ketika Tessa menghampiri kami. Hampir saja.

"Oh Denaya, ada perlu apa kau kesini?!" Tanya Tessa dengan senyum manis pura-puranya. Oh aku sangat membenci gadis ini. Didepan Flynn dia sangat manis, dibelakang Flynn dia seperti ular. Sangat berbisa.

"Ah tidak ada apa-apa. Aku hanya lupa menyampaikan bahwa tugas Kimia harus segera dikumpulkan. Kalau begitu aku pamit dulu ya." Aku langsung pergi dari kediaman Flynn tanpa menunggu reaksi keduanya.

Ya tuhan, hampir saja ketahuan. Kalau Tessa sampai tahu bisa tamat riwayatku. Hidupku akan makin tersiksa saja.

Aku berjalan tak tentu arah saat sebuah motor menghampiriku.

"Kau mau kemana malam-malam begini?" Tanya pengendara motor yang ternyata adalah Nino. Terimakasih Tuhan dia bukan orang jahat.

"Aku tidak tahu, Nino. Aku sedang tidak mau pulang ke rumah." Jawabku sedih.

"Kau sedang ada masalah keluarga?! Well maaf kalau pertanyaanku lancang."

"Tidak apa-apa, Nino. Aku memang sedang ada sedikit masalah dengan orang rumah."

"Bagaimana kalau kau menginap dirumahku? Orang tua ku pasti sangat senang bertemu denganmu. Mereka selalu penasaran padamu karena menjadi peringkat 1 paralel di St. Peter."

"Bolehkah?" Tanyaku ragu.

"Tentu saja. Ada banyak kamar yang bisa kau tempati malam ini. Bagaimana?" Tawar Nino.

"Oh Nino, kau adalah penolongku. Terimakasih" Tanpa kusadari aku mengecup ringan pipi Nino. Aku meminta maaf dengan segera. Ya tuhan kebiasaan saat aku bersama Flynn terbawa. Nino tersipu malu dengan perlakuanku. Aku langsung naik motor Nino dan berangkat ke rumah Nino.

***

Sudah 3 hari aku mendiamkan Flynn. Tidak disekolah tidak juga dirumahnya. Yang kusesalkan, Flynn seperti tidak berniat memperbaiki suasana canggung ini, sama seperti malam ini.

"Kalau kau cemburu katakan saja. Jangan mendiamkanku seperti ini!" Desak Flynn. Mungkin dia mulai gerah dengan sikap diamku. Cemburu?! Cih.

Akhirnya dia membahas masalah ini juga.

"Aku tidak cemburu! Memang apa yang harus dicemburui?! Sudah-sudah jangan dibahas lagi. Cepat selesaikan soal ini." Celetukku tidak kalah sengit.

Flynn menatapku tajam. "Kau sangat menyebalkan. Apa salahnya mengakui kalau cemburu?"

Clueless 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang