Jangan lupa untuk baca cerita yg lain ya.
- Fantasy (Untuk semua umur)
- Sweet Escape 18+
- Crazy in Love 21++
-Crazy for You (Crazy The Series, Coming Soon).
- Warrior 21+Jangan lupa follow byfantasy dan vote serta komen ya. See you soon 👋
***
Apa aku siap?? No!
Aku ingin lari, tapi Flynn pasti mengejekku habis-habisan. Karena aku yang menginginkan semua ini.
Flynn membawa 2 gelas orange jus. Dia duduk di sofa disebelahku.
"Well, kenapa kau ingin melepaskan keperawananmu. Kenapa aku? Tell me everything." Tanya Flynn. Ya tuhan berada dengan jarak sedekat ini membiatku keringat dingin. Flynn De Boss sangat Hot.
"Aku tidak menarik. Aku seorang nerd, Flynn. Jadi aku ingin merasakannya juga. Bagaimana rasanya menjadi seperti gadis-gadis yang lain."
"Lantas kenapa harus aku? Kenapa kau tidak mencari pacar saja?!" Tanya Flynn.
"Kau masih bertanya kanapa? Kau adalah Flynn De Boss. Siapa yang tidak ingin tidur denganmu?! Buat apa mrncari pacar yang hanya akan merepotkanku setelahnya." Aku memutar bola mataku. Flynn benar-benar senang disanjung.
Flynn terkekeh. "Ya.. Ya.. Aku tahu aku sangat ganteng dan sexy."
"Flynn kumohon jangan buat aku mual."
Aku meminum jus ku dengan gugup. Tidak beberapa lama Flynn memintaku mengikutinya. Ternyata dia membawaku ke kamarnya. Saat aku memasuki kamarnya, aroma citrus memenuhi hidungku. Pengharum ruangan Flynn benar-benar memanjakan hidungku. Beruntung sekali Tessa memiliki kekasih seperti Flynn.
Kamar Flynn sangat luas, khas cowok-cowok. Banyak poster sepak bola, piala dan bola. Yang membedakan adalah kamar Flynn rapi, tidak berantakan.
"Kenapa kau berdiri saja, Duduklah Den."
Buatku keadaan yang paling tidak menyenangkan adalah saat berada dalam keadaan clueless. Aku tidak tahu apa pun tentang sex. Well, aku membaca teorinya tetapi mempraktekkannya tidak pernah. Sungguh miris.
Aku mengikuti perintah Flynn. Flynn melepas ikatan rambut dan kacamata tebalku. Aku sedikit senang melihat Flynn terlihat puas dengan apa yang dilihatnya, walau pandanganku jadi kabur karena perbuatan Flynn. Aku tidak bisa melihat ekspresi wajah Flynn.
"Kalau kau menatapku seperti itu, aku akan menyerangmu."
Aku gelagapan. Apa maksud Flynn?
"I didn't mean to..."
"Maaf kalau aku menakutimu." Flynn menyentuh rambut hitam panjangku dam menciumnya. Astaga untung saja aku sudah keramas, coba kalau belum. Aku bisa mati saking malunya.
"Well, aku takut Flynn."
"Jangan bilang kau mau mundur. Kau sendiri yang memintanya, Den. Now open your shirt."
Perlahan-lahan aku melepas kaosku. Hanya bra sederhana warna merah yang menutup kedua bukit kembarku. Saat aku mau menutup kulitku yang terbuka, Flynn mencegahku.
"Bagaimana mungkin aku tidak mengetahuinya?" Gumam Flynn.
"Apa?"
Flynn meraihku, memutar tubuhku dan muncium tengkukku. Perlahan Flynn menaikkan tanganku dan mencium lekuk ketiakku.
"No, jangan mencium bauku. Aku tidak memakai deodoran." Flynn masih tetap mencium lekuk ketiakku. Flyn menjilat ketiakku, membuat sekujur tubuhku merinding. Kedua tangannya yang bebas melepas bra ku dan mulai menjamah payudara polosku.
"Look! You're exited right?! Your nipples prove that. This is the best, Denaya!" Kata Flynn tidak tahu malu.
"Kau sangat menggairahkan, Den."
"Aku tidak meng.. menggairahkan." Aku terbata saat Flynn menyentuk lekuk diantara kedua pahaku. Tangan Flynn memasuki celana dalamku dan menggosok celah yang membuatku terbakar. Aku terkesiap dengan sensasi aneh yang ditimbulkan tangan Flynn pada tubuhku.
"See.. kau sudah basah Denaya." Aku benar-benar dibuat sangat malu oleh kelakuan Flynn.
"Mulutmu benar-benar sangat kotor Flynn De Boss. Gyaaa..."
Flynn terkekeh mendorongku ke tempat tidur. Flynn melepas celana jins dan celana dalamku, lantas membuka pahaku lebar-lebar.
"Wait! Flynn apa yang mau kau lakukan?" Tanyaku panik.
Flynn tersenyum misterius. "Aku akan membawamu ke surga."
Dan Flynn membuktikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clueless 18+
RomanceDenaya seorang siswa teladan mengalami krisis di keluarganya. Orangtuanya hendak menjualnya kepada Om-om cabul untuk melunasi hutang. Yang lebih buruk adalah Denaya adalah seorang perawan. Well, menjadi siswa teladan tidak membantunya mengatasi dile...