Part 6

10.8K 284 10
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow & vote dulu.

Jangan lupa untuk baca cerita yg lain ya. Semakin banyak vote & komen, semakin cepat updatenya 💋

***

"Shit, Flynn. Ada CCTV!" Aku merapikan bajuku. Flynn hanya terkekeh. Aku khawatir dengan percintaan panas singkat kami barusan akan menjadi masalah baru.

"Flynn kau sudah gila! Bagaimana kalau orang-orang tahu apa yang kita lakukan?!" Aku panik. Beasiswaku bisa jadi taruhan kalau rekaman pergumulan kami sampai tersebar.

"Tenang saja. CCTV itu tidak berfungsi." Kata Flynn santai sambil mengancingkan celananya.

"Bagaimana kau tahu? Kau pernah kesini sebelumnya?"

Flynn menghentikan aktifitasnya. Aku meremas ujung rokku. Flynn membawaku ke tempat biasanya dia meniduri gadis-gadisnya. Brengsek!

"Brengsek! Jangan samakan aku dengan gadis-gadis yang kau tiduri." Aku melempar note book ke arah Flynn yang tergeletak di meja Lab. Flynn tidak mengelak, note book itu teronggok dibawah kaki Flynn.

"Melihatmu marah benar-benar membuatku ingin menindihmu lagi, Den. Hati-hati bersikap didepanku!"

Aku membuka mulutku. Flynn baru saja selesai mencumbuku dan dia menginginkanku lagi?? Wow, staminanya benar-benar luar biasa. Aku saja rasanya sudah menjadi jelly. Lemas sekali.

"A nerd like you, membuatku seperti ini??" Flynn mencengkram tengkukku.

"Aku tidak suka pengaruhmu padaku, Den. Melihatmu menatap laki-laki lain seperti ini membuatku marah."

"Memang apa yang kulakukan?" Aku menelan ludah. Aku tidak bisa lari kemana-mana.

"Tatapan ini dan bibirmu yang memerah membuat semua laki-laki ingin menindihmu kau tahu?! Atau kau memang sengaja melakukannya?" Kata Flynn dengan ekspresi serius.

"Aku... aku bersumpah aku tidak tahu apa yang kau maksud, Flynn." Tenggorokanku mengering. Tatapanku menuju kearah pintu Lab. Setiap saat bisa dibuka oleh orang lain.

"Aku minta maaf kalau memang aku salah. Tapi aku bingung Flynn. Apa yang harus kulakukan?"

Flynn tertawa terbahak-bahak melihat wajahku yang sudah semerah tomat ini. Kurang ajar dia, ternyata dia mengerjaiku.

"Kau lucu sekali, Den. Jangan terlalu serius jadi orang. Santai saja. Kau pergi saja dulu, 10 menit lagi aku akan menyusulmu." Celetuk Flynn membuatku semakin sebal.

"Jangan pernah bawa aku ketempat kau menyetubuhi gadis-gadismu yang lain. Aku tidak peduli dengan aktifitas seksualmu dengan orang lain, tapi jangan bawa-bawa aku didalamnya."

"Yess, Mam!"

Flynn sialan!

***

"Sabrina apa yang kau lakukan dirumahku?"

Sabrina berdiri. Memandangku dengan tatapan merendahkan.

"Sebaiknya awasi putri kalian. Jangan biarkan dia berkeliaran dengan menggoda semua laki-laki di sekolah dengan wajah sok polosnya itu." Sabrina menghampiriku.

"Aku tahu apa yang kau lakukan setiap hari. Jauhi Flynn atau kau akan tahu apa akibatnya nerd!" Ancam Sabrina. Aku bergidik ngeri membayangkan akhir kehidupan SMA ku.

"Apa yang kau lakukan, nak?" Kata Dad.

"Aku tidak melakukan apa-apa, Dad." 

"Bagaimana mungkin Sabrina kemari dan memaki-maki. Dia mengatakan bahwa kau adalah pelacur kecil. Kau menjual dirimu kepada semua laki-laki yang ada di St. Peter. Apa itu betul?"

"Aku menjual diriku? Memangnya kenapa? Bukankah itu yang akan kalian lakukan?" Aku tertawa miris.

Mom dan Dad terdiam.

"Demi membayar hutangmu, kaulah yang akan menjualku Dad. Dan kau Mom, kau bahkan tidak mencegah Dad. Orang tua macam apa kalian?!"

Plakkk! Mom menamparku. Seumur hidupku Mom tidak pernah menamparku!

"Aku benci kalian!"

Aku pergi dari rumah. Tanpa menghiraukan teriakan Dad.

***

Clueless 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang