PROLOGUE

70 18 4
                                    

Dilema bukan saja terjadi di novel atau teenlict komik romance. Buktinya sekarang Rofi dilema karena dia sedang menyukai dua cewek yang berbeda. Plus beda sifat yang benar-benar bikin Rofi kebingungan!

Sekarang bagaimana? Ya sekarang ya jalani aja dulu. Rofi belum tertarik menjalani sebuah ikatan yang bernama pacaran.

Dulu dia hanya menyukai kepribadian Anasha. Seorang gadis bawel, pecicilan, petakilan, heboh dan ceria. Bahkan kelas tidak akan ramai tanpanya. Dia bukan termasuk jajaran cewek most wanted. Tapi, siapapun tau bahwa dia juga terkenal. Karena humoris kuadrat, juga karena sangar. Dia bahkan ketua geng Tristan yang hobi keroyokan dan nyari mati.

Rofi menyukai Anasha semenjak SMP. Walau mereka sudah berteman sejak SD. Dan ternyata mereka satu SMA dan satu kelas. Tidak susah bagi Rofi mendekati Anasha. Selain karena sudah dekat, Anasha memang cocok dengan kepribadian Rofi yang kalem.

Ah, memikirkan kebahagiaan Anasha saja sudah bikin pusing. Apalagi memikirkan cewek lain.
Kisah cintanya berjalan lancar walau tidak ada kata pacaran diantara mereka. Friendzone. Dan sedih memang.

"Uluh-uluh.. baginda galau mulu dah," ejek Kevin, sohib paling nyebelin bagi Rofi. Rofi mengacak rambutnya frustasi.

"Ngacau mulu lu, bangke" hardik Rofi. Kevin tersenyum ala setan. Lalu duduk disamping Rofi. Dia mengarahkan tangannya kearah seorang cewek berambut gelombang coklat diujung kelas.

Lantas berbisik.

"Ada anak baru. Beningnya bikin gue ngiler. Tapi kayaknya dia pendiem,"

Rofi memutar bola matanya kearah yang ditunjuk Kevin. Gadis itu hanya diam menatap luar jendela. Gayanya anggun sekali.

"Namanya siapa?"

Kevin menggeleng "belum perkenalan lah, geb. Biasanya anak baru dateng sama guru. Lah dia kerajinan banget masuk duluan. Gue aja ini bela-belain masuk kelas pagi demi dia"

Rofi membulatkan matanya. Kaget."Kok lu tau bakal ada murid baru, Pin? "

Kevin memasang tampang memelas "Panggilan lu ke gue ancur banget."Kevin merapikan rambutnya.

"Bangke, bangke aja. Kalo Kepin, ya Kepin aja. Bosen gue. Lu manggil gue pakek laqob buruk mulu." Rofi menyikut bahu Kevin.

"Shut, cowok ga boleh baper. Ntar dikalahin cewek." Kevin balas menyikut pundak Rofi. Lalu bersambung dengan adegan menginjak kaki.

"Pagi para jomblowan!" Itu sapaan khas Anasha. Gadis itu datang seperti biasanya. Dengan celana selutut yang lebih panjang dari rok dan baju kaos hitam yang lengannya melebihi lengan seragam.

"Ga pernah bener lu kalo pake baju." sindir Kevin. Gadis itu memilih tak menghiraukan sindiran Kevin. Dia menunjuk gadis yang tengah duduk dikursinya sambil membelakanginya.

"Siapa?" Tanyanya berdesis pada dua cowok berambut model artis k-pop itu.

"NakBar" balas Kevin semangat. Sangking semangatnya, gadis baru itu menoleh kebelakang.

"Maasya allah.." Ucap Kevin norak.  Wajah asian ke belanda-belanda an itu tampak risih. Dia tersenyum gagu. Dan kembali membelakangi mereka.

Rofi seketika tersihir dengan wajah unik itu. Mungkin dia akan tetap melongo sebelum Anasha memukul mejanya keras.

"Istighfar, Rop. Tenang, setahun lagi." ledek Anasha. Rofi memukul lengan Anasha pelan. Merasa malu karena wajahnya terlihat tak profesional dalam keadaan seperti itu.

Murid-murid berdatangan. Beberapa siswa perempuan mendekati si NakBar yang tiba-tiba jadi famous itu. Guru datang dan memperkenalkan gadis yang duduk disamping Anasha itu.

Ya, Yumna Hika Ayana. Si gadis pendiam yang tiba-tiba Rofi kagumi. Gadis yang akhirnya dia mimpikan dimalam-malam berikutnya.

DILEMA ✔(Update Sekali Banyak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang