20 : Mereka mulai

19 4 0
                                    

"Sakit, anyong!" Ringis Rofi saat Raja membantu mengompres sudut bibirnya yang berdarah. Raja yang daritadi terpaksa membantu Rofi hanya misuh-misuh. Sudah untung dibantu.

"Anto parah. Sedikit salah aja auto bogem." Makinya. Rofi mengangguk-angguk. Dia memegang kain berisi es batu untuk meredakan sakitnya. Rofi sengaja sekali membawa Raja karena Raja yang paling normal diantara teman-temannya.

Si Alan itu bisa saja mematahkan rahangnya jika-jika salah mengobati, apa lagi Kevin. Rofi tak dapat membayangkan apa yang terjadi jika hanya mereka berdua di UKS.

Raja melirik Rofi sebentar. Rofi kurang bisa membela diri. Rofi cuma bisa menghindar. Berbeda sekali dengan dia dan Alan, dan Kevin bahkan lebih jago dari mereka. Apa selama ini dia saja yang berpikir kalau Rofi selalu terlindungi karena teman-temannya?

Oh ya, satu lagi. Anasha adalah cewek yang badas dan hobi tawuran. Jangan lupa.

"Rof, gue mau nanya pendapat lu, nih." Sahut Raja pelan. Rofi yang masih meringis menoleh ke arah Raja yang menatapnya. Lalu mengangguk.

"Gue nanya elu, karena elu yang paling normal diantara Alan sama Kevin. Kalo gue nanya Alan, dia ga bakal jawab. Apalagi Kevin." Ucap Raja lagi. Rofi tersenyum sinis. Benar, hanya mereka berdua yang normal diantara geng mereka.

"Gue lagi suka sama temen gue, nih." Ucap Raja sambil bersandar.

"Alan atau Kevin?"

"Maksudnya?"

Rofi memutar bola matanya. "Yang elu suka, Alan atau Kevin?"

Raja mengernyit tak mengerti tapi akhirnya dia melempar Rofi dengan kotak tisu.

"Anju, gue serius."

"Oke, oke. Lanjutkan." Raja mendengus kesal. Lalu melanjutkan pertanyaannya.

"Ya, menurut elu gimana? Gue lanjut tembak apa biarin dulu aja?"

Rofi menatap Raja meminta penjelasan. Raja berpacaran dengan Aina. Kenapa bisa dia bilang suka kepada cewek lain?

Rofi lupa kalau Raja itu playboy. Pacarnya segudang, sama saja dengan Kevin. Sama-sama sedia payung sebelum hujan.

"Lu udah putus sama Aina?" Tanya Rofi mengangkat satu alisnya. Raja menatapnya penuh arti.

"Belom sih. Tapi hubungan kami udah gak mulus lagi." Ungkap Raja pelan. Rofi yang masih mengompres pipinya hanya manggut-manggut.

"Selesain dulu masalah sama Aina. Baru tembak doi." Saran Rofi. Raja mengangguk tak mengindahkan. Dia hanya basa-basi sebentar saja. Kehilangan topik. Lagipula, dia tak pernah menanyakan pendapat temannya tentang perkara cinta.

Raja terlalu melalang buana di dunia percintaan. Terlalu berpengalaman.

"Lu gimana? Sama Yumna?" Tanya Raja dengan mata memicing. Rofi terkekeh sebentar.

"Gue sama Yumna ga lebih. Were just friend." Kekeh Rofi. Raja tertawa lepas.

"Masa iya just friend? Tanya noh sama Anasha, Yumna suka ama siapa. Gentle lah dikit! Masa iya, ditinggal Diana sejak kelas sembilan sampe sekarang belom move on. Setidaknya cari dekel, lah." Raja membeberkan fakta.

Rofi tak bisa tertawa. Selain bibirnya terasa sakit, itu benar adanya. Dia agak trauma dengan pacaran pertama dan terakhirnya itu. Beda drastis dengan Kevin dan Raja ataupun Alan. Setidaknya Alan sudah berpacaran beberapa kali sejak SMP-nya. Alan baru putus beberapa bulan yang lalu sebelum Yumna pindah.

"Ngakak sih gue, Rop. Lu suka tapi takut maju, ntar Alan nikung mampus lu." Raja masih tak bisa mengontrol tawanya. Bagi Raja yang berganti pacar semudah mengganti sempak tentu ini terdengar lucu.

DILEMA ✔(Update Sekali Banyak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang