50. Mimpi Buruk

531 34 0
                                    


Maura menarik nafas dalam, lantas menghembuskannya kasar.

"Oke. Aku kalah." ucapnya sambil mengangkat kedua tangan ke atas. Persis seperti maling yang tercyduk polisi.

Adit tertawa kecil. Mengenggam kedua tangan Maura yang terangkat dan menurunkannya kembali.

"Gitu dong! Sekali-sekali kamu yang ngalah." balas Adit.

Maura memutar kedua bola matanya jengah. "Serah kamu!"

Adit tersenyum lebar. Tangan kirinya terangkat mengelus lembut puncak kepala Maura, lalu sengaja mengacak poni gadis itu.

"Ih! Jangan rusak poni aku!" omel Maura, menepis tangan Adit dan berusaha menata poninya kembali.

"Siapa suruh gemesin." balas Adit, setelah itu menjulurkan lidah mengejek Maura.

"Nyebelin! Udah ayo berangkat. Sebelum aku berubah pikiran nih." ancam Maura, tak lupa memberi tatapan kesal pada Adit. "Lagian aku bisa kok pergi sendiri ke rumah Oma tanpa dianter." tambahnya.

Adit tak membalas. Ia langsung beranjak menuju motornya diikuti oleh Maura yang sudah mengerucutkan bibir.

Bagaimana Maura tidak kesal, mereka menghabiskan waktu tiga puluh menit hanya untuk berdebat mempertahankan keinginan masing-masing. Maura kekeuh pergi ke rumah Oma sendiri dan Adit yang memaksa akan mengantar Maura. Hingga akhirnya debat itu dimenangkan oleh Adit.

Mengingat hari ini weekend, Jalanan sangat padat oleh kendaraan. Perjalanan yang biasa ditempuh sekitar satu jam harus ditempuh Adit dan Maura selama hampir dua jam karena terjebak kemacetan di beberapa titik.

"Mampir dulu yuk." ajak Maura begitu sampai dan turun dari motor Adit.

Adit menggeleng pelan, bibirnya membentuk seulas senyum tipis. "Nggak usah. Aku langsung balik aja."

Dahi Maura sedikit berkerut. Maura pikir dengan mengantarnya ke rumah Oma, Adit akan sekalian mampir ke rumah neneknya.

"Nggak masalah kalau kamu nggak mampir ke rumah Oma, tapi kamu nggak mau mampir dulu ke rumah Oma Lasti?"

Sekali lagi, Adit menggeleng pelan. "Masuk gih, Aku mau langsung balik"

"Tapi.."

"Adit!" Seruan itu menghentikan ucapan Maura. Reflek kepalanya menoleh ke sumber suara.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, terlihat Om Andre berdiri di gazebo depan rumah Oma Lasti.

"Ra, aku balik dulu. Kamu masuk sekarang!" perintah Adit.

Kepala Maura tertoleh ke Adit. Dilihatnya raut wajah Adit berubah, rahangnya mengeras seperti menahan amarah.

"Eh tapi itu.." Ucapan Maura terhenti seiring Adit memutar motornya.

"Kalau ada apa-apa, langsung hubungi aku."

"Dit, itu ada Om.."

"Aku pergi dulu." potong Adit dan langsung menjalankan motornya.

Maura berjalan menghampiri Om Andre yang masih diam menatap kepergian Adit.

"Om, maaf ya, Adit.."

MIMPI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang