64. Be Mine [END]

996 41 20
                                    


Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, saatnya untuk Maura pulang bekerja. Di tempatnya bekerja memang ada 2 sift. Sift pertama dimulai dari pagi sampai siang dan sift Kedua dimulai dari siang sampai malam. Untuk Maura sendiri lebih sering mendapat sift malam karena paginya dia harus kaliah.

Maura sudah biasa pulang malam seperti ini, lagi pula jalanan di sekitar tempatnya bekerja menuju rumah juga ramai, jadi Maura tidak terlalu takut untuk pulang sendiri. Tapi, sejak 2 minggu ini, Maura memiliki tukang ojek pribadi, yaitu Adit yang sekarang sedang cengengesan begitu melihat Maura keluar dari toko.

"Pulang sekarang?" tanya Adit saat Maura sudah berada di depannya.

Maura merotasikan bola mata. "Aku udah bilang kan, kamu nggak perlu anter aku pulang setiap hari. Aku bisa pulang sendiri." balas Maura, melenceng jauh dari apa yang ditanyakan Adit. Bukan sekali atau dua kali Maura mengucap kata itu pada Adit. Sayangnya, omongan Maura sekalipun tak pernah digubris oleh Adit. Bukan karena Maura tidak suka dijemput Adit, dia hanya tidak mau merepotkan Adit saja.

"Oke. Kita langsung pulang."

Maura berdecak yang ditanggapi cengiran oleh Adit, lalu mengusap puncak kepala Maura dengan gemas.

"Naik, Ra!" seru Adit. Mau tak mau, Maura naik ke atas motor Adit.

Banyak hal yang berubah setelah kedatangan Adit ke rumah Maura tempo hari. Lebih tepatnya sejak Maura memberi kesempatan kedua untuk Adit.

Semua kesalahfahaman yang terjadi telah terselesaikan. Termasuk berita miring tentang Maura di kampus. Banyak mahasiswi yang meminta maaf karena telah menuduh yang tidak-tidak pada Maura. Semua itu karena Adit. Dia-lah yang sudah bekerja keras untuk menjernihkan kesalahfahaman yang terjadi. Kini nama Maura kembali bersih seperti dulu.

Bukan hanya itu, sikap Adit pada Maura juga berubah. Lebih manis, kadang juga terlihat lebih possessive dari sebelummya. Dia menggunakan kesempatan yang diberikan Maura dengan baik.

🍀


"Mau langsung ke toko?" tanya Adit pada Maura yang ada di sampingnya. Mereka tengah berjalan menuju tempat parkir motor di kampus.

"Hari ini aku libur." jawab Maura tanpa menoleh. Cewek itu sibuk bermain ponsel, sesekali menatap jalan di depannya.

"Oh, bagus deh! Kita jalan yuk." ajak Adit, menoleh ke samping dengan senyum lebar di bibir.

Langkah Maura terhenti, pun dengan Adit. Cewek itu menyimpan ponselnya ke dalam tas, lalu mengangkat kepala menatap Adit. "Sorry, Dit. Hari ini aku nggak bisa jalan sama kamu."

Kedua alis Adit saling menaut. "Kenapa? Kamu ada acara?"

Maura mengangguk.

"Acara apa?" batin Adit mulai penasaran. Tapi sedetik kemudian dia mencoba mengusir rasa penasaran itu.

"Oh. Yaudah nggak pa-pa. Kita bisa jalan lain kali." Adit berucap dengan sedikit berat hati tapi bibirnya menyunggingkan seulas senyum.

Adit sadar betul kalau akhir-akhir ini dia menjadi possessive pada Maura. Bukan tanpa alasan, Adit melakukan itu karena sifat Maura tak lagi sama seperti dulu. Adit merasa, Maura sedikit cuek dari biasanya, atau itu hanya perasaan Adit yang takut kehilangan Maura lagi? Entahlah, yang pasti untuk sekarang, Adit ingin mengurangi sifat possessive-nya itu.

Maura membalas senyum Adit dengan senyum tipis. "Kalau gitu, aku pergi dulu." pamitnya, dan tanpa menunggu aba-aba langsung berbalik badan pergi meninggalkan Adit yang hanya menghela nafas berat.

Mencoba untuk tidak kepo itu susah kawan.

Dengan langkah malas, Adit kembali berjalan menuju tempat parkir. Untungnya tempat parkir hari ini lumayan lenggang, jadi Adit tak perlu susah-susah mengeluarkan motornya. Setidaknya hal itu tak menambah daftar perusak mood-nya hari ini.

MIMPI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang