Kangen padaku tidak?
🍦
Hari ini hari senin.
Artinya apa?
Artinya ada upacara.
Dan sangat nggak mungkin bagi seorang pengurus inti paduan suara, Park Jeongwoo untuk bersantai.
Bisa dibuktikan sekarang Jeongwoo lagi lari lari dari kelasnya di lantai empat ke lapangan futsal sekolah yang kalau mau kesana harus lewat lapangan bulu tangkis dan lapangan voli dulu.
Iya, jauh :)
Tapi Jeongwoo itu anak teladan, bukan masalah baginya kalau harus lari lari demi tanggung jawab.
Alhasil Jeongwoo sampai di lapangan tepat waktu, mengatur teman temannya hingga membuat upacara berhasil berjalan dengan khidmat.
"Tanpa aba-aba penghormatan, bubar jalan!"
Seluruh siswa berhamburan keluar dari barisan upacara yang sesak dan panas, rata rata ingin kabur ke kantin dahulu sebelum ke kelas, haus.
Harusnya sih Jeongwoo juga begitu.
Tapi nggak ada uang jajan untuk Jeongwoo hari ini, seluruh uangnya sudah habis untuk membayar fotokopi lirik lagu dan tangga nada untuk anggota paduan suara. Nggak adil kan? Yang seperti itu harusnya dibayar patungan, tapi Jeongwoo malah rela habiskan uang jajannya demi fotokopi yang sebenarnya bukan tanggung jawabnya.
"Kok nggak kantin dulu?"
Suara berat Haruto menyapa telinga Jeongwoo, hanya dibalas helaan napas pendek.
"Uangku habis, nanti saja pas pulang"
Haruto malah mendengus kesal, kemudian menarik tangan Jeongwoo menuju kantin.
"Bodoh, ini baru jam masuk, kita pulang tujuh jam lagi, mau menunggu selama itu tanpa minum?" Gerutunya kesal.
Jeongwoo iya iya saja, membiarkan Haruto membelikannya sebotol air mineral. Soalnya nggak bisa ditolak juga, dia haus sekali.
"Makasih, benar tidak apa apa?" ucap Jeongwoo.
"Istirahat nanti kubelikan makan ya?" Bukannya menjawab, Haruto malah bertanya lagi.
🍦
"Pelajaran kali ini sampai disini saja, selamat istirahat"
Jeongwoo menguap ketika guru itu meninggalkan kelasnya, atensinya tertuju pada Haruto yang bersiap siap pergi ke kantin. Tepat saat Haruto lewat didepannya, Jeongwoo menahan lengan baju Haruto.
"Nggak usah ya?" Bujuk Jeongwoo lagi, dia benar benar merasa nggak enak kalau Haruto sampai membelikannya makan.
"Kok nggak usah sih" Haruto mengusap kepalanya sendiri "nanti kamu lapar" keluhnya.
"Aku nggak bakal mati hanya karena nggak makan di jam sekolah" bela Jeongwoo.
"Ya sudah deh" Haruto berlalu pergi ke kantin, meninggalkan Jeongwoo yang mendesah lega.
Jeongwoo akhirnya memutuskan untuk mengerjakan tugas matematika sampai jam istirahat selesai, meski nggak butuh beberapa menit untuk Haruto datang lagi dengan menenteng sebungkus makanan.
"Yakin nih nggak mau?"
Jeongwoo membalasnya dengan anggukan.
🍦
Istirahat kedua, Jeongwoo bosan lagi, ia memilih untuk keluar kelas sebentar, meski sekedar melihat-lihat pemandangan.
Tapi ada bungkusan aneh diatas mejanya begitu ia masuk kembali ke kelas.
"Hm?" Jeongwoo menatap sekeliling, hingga netranya bertemu Haruto yang memberi sedikit anggukan seolah bungkusan itu memang darinya.
Isinya sebungkus roti cokelat, dengan notes kecil bertuliskan pesan singkat.
Makan!! Nanti kau sakit aku siapa yang temani?
-Haruto
End.
KANGEN NGGAK SIH ENGGAK YA HUHUHU.
ini ngerti nggak, aku sudah bersusah payah biar dia nggak beliin nasi tau tau malah dibeliin roti.
Segala pake kata kata begitu cuih, biar apa coba.
Dia memang penuh kejutan, nanti deh kuceritain lewat pasangan ice cream ini lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice cream ; HaJeongwoo ✔
Fanfiction🍦-Dingin, tapi manis. Was 10th in #hajeongwoo warn ; one/twoshoots, au, typos, yaoi, cheezy af, e t c. ©ginhui