《●●●》Pagi hari, seperti biasa Revan dan Kirana berangkat sekolah bersama. Mereka menaiki sepeda Revan, dan Kirana senantiasa berdiri di belakang jok sepeda Revan. Kirana memegang pundak Revan agar dia tidak jatuh .
Meskipun Kirana dan Kak Rara berbeda usia 1 tahun dan sekolah mereka berada di jalan yang sama , tetapi Kirana tidak pernah diajak berangkat sekolah bersama Kak Rara , yang di antar oleh Ayahnya menggunakan mobil . Dan menurut Kirana dibonceng Revan jauh lebih baik , daripada diantar ayahnya yang tidak peduli padanya .
Karena jarak dari rumah menuju sekolah itu cukup jauh , maka mereka menghabiskan 15 menit diperjalanan menuju sekolah . Dan sekarang mereka telah sampai di SMP N Angkasa , tepatnya di depan gerbang sekolah .
Rana turun dari sepeda , dan langsung menatap Revan . Begitu juga Revan menatap Rana dengan gelisah.
"Revan gimana ini , gerbangnya udah ditutup" tanya Rana dengan raut wajah gelisah.
Revan melihat jam tangan yang ia pakai , dia terkejut karena jamnya menunjukkan pukul 07.10 . Itulah sebabnya gerbang sekolah ditutup.
"Kenapa malah bengong sih Revan , gimana caranya kita bisa masuk ke kelas ?" tanya Rana sedikit geram.
"Tenang dulu Rana" balas Revan sembari berpikir.
"Mau tenang gimana Re-"ucapan Rana langsung terpotong.
"Aku tahu caranya !"ucap Revan semangat, dia langsung menarik lengan Rana dan mengajaknya mengikuti langkah Revan.
Sepeda Revan disimpan di samping pos satpam dan tidak lupa menguncinya. Tetapi , tidak ada tanda-tanda Pak Satpam yang bertugas di pos itu.
Jadi Revan memutuskan untuk pergi ke halaman belakang sekolah.
Dan sekarang Revan dan Rana sedang berada di belakang sekolah , tepatnya di gerbang belakang . Sialnya , gerbang itu pun dikunci .
Revan tidak punya pilihan lain selain memanjat benteng tembok sekolah yang cukup tinggi.
"Rana sekarang kita panjat benteng ini" ajak Revan.
"Nggak ah nggak mau , kamu aja yang manjat" ucap Rana seraya melipat tangannya di dada.
"Rana , kali ini kamu harus dengerin aku . Kita panjat benteng ini biar kita bisa masuk ke kelas" balas Revan.
"Aku nggak mau Revan , aku takut jatuh" balas Rana dengan raut wajah sedikit takut.
"Kamu nggak akan jatuh Rana, aku bakalan jagain kamu. Aku janji" balas Revan berusaha untuk meyakinkan Rana.
"---" Rana tidak membalas ucapan Revan , dia hanya memasang wajah takut.
"Rana , kita nggak punya waktu lagi . Aku janji aku bakalan jagain kamu , kamu mau kan ?"
"Hmm , iya . Tapi kamu harus tepatin janji kamu ya, Van" Rana mengacungkan jari kelingkingnya di depan wajah Revan.
"Iya , aku janji" Revan mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari Rana. Lalu Revan mengambil tangga yang berada di bawah pohon yang cukup besar.
Kemudian , Revan menyandarkan tangga itu pada tembok .
"Rana kamu duluan yang naik" ucap Revan .
Rana hanya menggelengkan kepala
"Nggak mau , Revan aja yang naik duluan , nanti aku nyusul"
"Beneran ?"
"Iya beneran !"balas Rana dengan pasti.
"Yaudah , hati-hati ya "
Rana tidak membalas ucapan Revan , ia hanya mengangguk pasti.
Kemudian , Revan menaiki tangga itu , begitu pun juga Rana mengikuti Revan dari belakang.
Revan melompat dari atas tembok itu, dan sekarang ia berada di bawah . Tetapi, Rana masih terdiam di atas tembok itu.
"Rana kamu pasti bisa , semangat" ucap Revan untuk menyemangati Rana.
"Revan , aku takut" balas Rana seraya mengusap air yang ada di pelupuk matanya . Ya, Rana hampir menangis karena ia takut dengan ketinggian.
"Kamu pasti bisa" ucap Revan lagi .
"---" Rana tidak membalas ucapan Revan , dia hanya bisa menggelengkan kepalanya bahwa dia tidak bisa melakukannya , dia takut.
"Rana , kalo kamu takut kamu bisa lompat dari sana. Nanti aku bakalan tangkap kamu dari sini"
"Nggak mau , kamu nggak bakalan bisa tangkap aku Revan . Aku itu gemuk , kamu nggak bakalan bisa"
"Kata siapa kamu gemuk ?"Revan hanya memasang wajah heran.
Nyatanya Rana itu tidak gemuk , malah ia memiliki bentuk tubuh yang ideal . Dia hanya mancari-cari alasan , agar ia tidak turun dari sana.
"Ayo Rana , kamu pasti bisa" Revan menyemangati Rana.
"---" Rana tidak membalas ucapan Revan , dia hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Rana kamu mau semalaman disana ? Gimana kalo nanti ada hantu yang nemenin kamu disana ? Kamu mau ?" Revan menakuti Rana , agar Rana bisa turun dari sana.
Rana langsung mendongakkan kepalanya , dan menatap ke arah kiri dan kanan . Dia merasa takut.
Ya, selain Rana takut dengan ketinggian , Rana juga takut dengan hantu atau makhluk halus .
"Revan , kamu jangan ngomong kayak gi--" Rana tidak melanjutkan ucapannya , karena ia telah terjatuh dari atas tembok itu.
***
Itu chapter 1 nya , jangan lupa Votement ya !
Maaf bila ada kesalahan dalam penulisan , atau ceritanya kurang menarik 😥Makasih 😘
W_Anjani ♥
Sekian .
KAMU SEDANG MEMBACA
"Rare Life"
Teen Fiction"Aku akan selalu ada disampingmu , Rana" Hidup itu pilihan , memilih antara kesedihan atau kebahagiaan. Hidup dengan penuh kesedihan yang dialami oleh Kirana dari kecil sampai saat ini. Apakah mungkin sejak kedatangan Revano Aryawinata hidup Kirana...