***Rana langsung mendongakkan kepalanya , dan menatap ke arah kiri kanan . Dia merasa takut.
Ya, selain Rana takut dengan ketinggian , Rana juga takut dengan hantu atau makhluk halus .
"Revan , kamu jangan ngomong kayak gi--" Rana tidak melanjutkan ucapannya , karena ia telah terjatuh dari atas tembok itu.
***
Dengan sigap , Revan langsung menangkap Rana . Rana tidak merasakan apa-apa ia hanya menutup matanya dengan kedua tangannya .
Kini posisi Rana sedang berada di pangkuan Revan , beberapa detik kemudian Rana tersadar ia langsung membuka telapak tangannya yang sedari tadi berusaha menutupi matanya .
Rana terkejut dan langsung turun dari pangkuan Revan .
"Kamu bener-bener tangkap aku dari bawah ?" masih memasang wajah terkejut.
"Iya Rana , kan aku udah janji akan ngelindungin kamu dari bahaya apapun" seraya tersenyum manis.
Rana merundukkan wajahnya dan berusaha menyembunyikan rona pipinya yang semakin memerah.
Revan yang melihat itu hanya tersenyum manis pada Rana.Rana segera memalingkan wajahnya.
"Revan , ayo kita ke kelas " mulai melangkah pergi.
Revan hanya mengangguk dan mulai mengikuti langkah kaki Rana.***
Di lain tempat , Ibu Karin sebagai guru sekaligus sebagai walikelas di kelas 9A sedang mengabsen anak muridnya .
"Juna"
"Hadir bu"
"Kirana "
Tidak ada sahutan
"Kirana" Bu Karin memanggil nama itu untuk kedua kalinya , Masih tidak ada jawaban .
"Riska , temen semeja kamu kemana ?" Pertanyaan itu ditujukan pada seorang gadis cuek yang manis dengan rambutnya sebahu.
"Nggak tahu bu , mungkin mereka kesiangan" menjawab dengan nada acuh tak acuh.
"Mereka ?"
"Iya bu Revan juga belum dateng , pasti dia kesiangan bareng Kirana" Juna (teman sebangku Revan) menjawab dengan pasti.
"Oh kalo gitu , nanti kalo mereka udah dateng suruh pergi ke ruang BK setelah jam istirahat dimulai"
"Iya bu"
"Berhubung sekarang para guru bakalan rapat dadakan , ibu minta kalian kerjakan latihan soal hal 50 sampai 60 di buku paket "
"Iya bu " serempak siswa-siswi menghembuskan napas panjang.
"Dan ibu harap , kalian tidak membuat keributan" seraya melangkah pergi keluar kelas , setelah mengabsen anak muridnya.
"Iya bu". Siswa siswi menjawab dengan kompak.
***
Revan dan Rana masuk ke dalam kelas dengan nafas masih terengah , disana mereka bisa melihat siswa laki-laki sedang main bola di dalam kelas .
Sedangkan siswi perempuan sedang duduk melingkar , tidak lain dan tidak bukan pastinya sedang bergosip .
Aktivitas mereka semua terhenti saat menyadari Revan dan Rana yang telah tiba dikelas .
Dan sesaat kemudian mereka memasang wajah acuh tak acuh kembali , seraya melanjutkan aktivitas mereka yang tertunda.
***
Revan dan Rana duduk di bangku masing-masing dengan wajah bingung bercampur lelah .
"Lo darimana sih Van , jam segini baru dateng" ucap Juna yang masih heran dengan kedatangan Revan yang terlambat.
"Ini gimana sih , kok ga ada guru yang dateng ?" balas Revan tanpa menjawab pertanyaan Juna.
"Lha lo , gue nanya malah balik nanya " balas Juna dengan sedikit geram .
"Ceritanya panjang , sekarang lo kasih tau gue kenapa hari ini ga ada guru yang ngajar ?"
"Guru-guru lagi rapat" seraya beranjak dari kursi yang ia duduki .
Revan tidak melontarkan pertanyaan lagi pada Juna , karena Juna sudah mengabaikannya dan ikut membaur dengan siswa lain.
Juna itu wataknya sedikit egois , dan tidak cukup sabar dalam hal apapun .
Meskipun pribadinya sedikit dingin tapi wajah tampannya dapat membuat para siswi terpesona .
***
Itu chapter 2 nya 😇
Jangan lupa Votement ya ! Karena dukungan dari kalian sangat berarti bagi saya ♡
Kasih kritik sama sarannya ya 😉
Maaf bila ada kesalahan dalam penulisan 😯Sekian,
W_Anjani ♥
Makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Rare Life"
Teen Fiction"Aku akan selalu ada disampingmu , Rana" Hidup itu pilihan , memilih antara kesedihan atau kebahagiaan. Hidup dengan penuh kesedihan yang dialami oleh Kirana dari kecil sampai saat ini. Apakah mungkin sejak kedatangan Revano Aryawinata hidup Kirana...