#9. Janji 🌹

29 11 0
                                    

***

"Aku bakalan berusaha, tapi aku ngga bisa janji " seraya menarik napasnya dalam.

"Yaudah, yang penting kamu harus kuat" seraya mengelus lembut puncak kepala Rana.

"Gimana kalo besok kita makan ice cream?"tawar Revan.

"Beneran ?"seraya mengacungkan jari kelingkingnya kepada Revan.

"Iya beneran, aku janji "seraya mengaitkan jarinya dengan jari Rana.

Revan merasa lega dengan sikap Rana yang kembali ceria, sejujurnya Revan tidak ingin melihat Rana yang selalu diliputi kesedihan.

"Yaudah sekarang kamu pergi tidur gih, jangan lupa bangun pagi ya, awas aja kalo kamu bangun nya siang lagi "seraya mencubit pucuk hidung Rana yang mancung.

"Kalo aku bangunnya siang lagi, kamu bakalan apa?"tanya Rana polos.

"Ya aku bakalan masuk ke kamar kamu, bangunin kamu, dan liat paras cantik kamu saat lagi tidur, gimana ?"

Seketika jantung Rana berhenti berdegup, Rana berusaha menenangkan hatinya untuk tidak terbawa perasaan dengan perkataan Revan tadi.

Setelah hatinya merasa tenang kembali, Rana beranjak dari kursi dan menatap Revan.

"Iya bawel, aku bakalan bangun pagi kok "seraya mencubit pipi kanan Revan dengan gemas.

Dengan gerakan cepat itu, Rana berhasil membuat Revan tercengang dengan hati yang berdegup kencang dua kali lipat.

Beberapa menit kemudian, Revan tersadar kembali dan ia hanya dapat menatap punggung Rana yang semakin menjauh.

"Aku ngga mau kehilangan kamu Rana" batin Revan pun berucap, seraya menarik napasnya dalam.

Disisi lain Bi Ranti juga menyaksikan semua itu.

"Raka dimana kamu, pulanglah dan lihat anakmu sudah bisa menjaga dan menghibur orang yang ia sayangi. Mana janjimu yang akan kembali saat akan membahagiakan kami. Dan aku berharap kamu datang menemui kami " batin Bi Ranti berucap, seraya melihat bintang yang berjatuhan di langit.

Serentetan kalimat itu ditujukan untuk ayahnya Revan (Rakandra Aryawinata) yang sedang bekerja entah dimana, suaminya meninggalkan mereka pada saat Revan berusia 8 bulan dalam kandungan.

//Flashback on//

"Bagaimana ini "teriakan frustasi Raka pada orang yang menelponnya.

Ranti hanya dapat melihat suaminya dengan penuh kegelisahan, pikirannya masih diselimuti segudang pertanyaan untuk Raka.

Setelah sambungan telepon itu mati, Raka membantingkan handphonenya ke lantai dengan keras.

Prankk...

Ranti terkejut dengan kejadian yang berlangsung dihadapannya.

"Ka,,kamu kenapa ?Ada apa sayang, ayo cerita sama aku"

Ucapan Ranti tidak dibalas sedikitpun, Raka hanya bisa menjambak rambutnya sendiri.

Ranti tahu kalo suaminya sedang frustasi, maka ia biarkan sedikit waktu untuk Raka agar bisa tenang.

Setelah hampir 10 menit, Raka kembali tenang.

"Sayang, kamu kenapa ?"seraya mengelus pundak suaminya.

"Perusahaan kita bangkrut" seraya merundukkan wajahnya.

Ranti terkejut dengan balasan Raka, seketika hatinya terasa sesak dan sulit untuk bernafas.

"Gi,,,gimana itu bisa terjadi ?"seraya mendudukkan tubuhnya di kursi samping suaminya.

"Salah satu bawahan aku ternyata penipu, semua uang yang seharusnya di kelola malah dimakan semua sama dia"

"Jadi dia korupsi ?"

Raka mengangguk mengiyakan ucapan Ranti.

"Kamu udah lapor polisi ?"

"Udah "

"Kamu yang sabar ya, mungkin ini ujian buat keluarga kita "seraya mengelus punggung Raka dengan lembut.

"Iya "seraya mengelus lembut perut istrinya.

"Kamu juga jangan banyak pikiran ya sayang, aku ingin bayi dan mamanya selalu sehat"seraya menarik Ranti ke dalam pelukan suaminya.

"Iya sayang "seraya membalas pelukan hangat Raka.

//Flashback Off//

"Kamu harus janji bahwa air mata tadi adalah air mata terakhir yang keluar dari mata kamu, setelah ini kamu harus kuat, jangan sia-siain air mata yang berharga ini untuk nangisin orang-orang yang nyakitin kamu"

Hanya kata-kata itulah yang masih terngiang dalam lamunan Rana.

Tuhan,,,
Jagalah dia untukku,
Hanya dialah yang mampu membuat hatiku tenang,
Hanya dialah yang mampu mengisi hariku yang semula kelam menjadi penuh warna,
Dan hanya dialah yang selalu ada disaat aku terpuruk dalam kesedihan,

Maka hanya satu pintaku, aku hanya ingin dia selalu ada disampingku,
Selamanya,,,

Untuk saat ini, tulisan itu yang mampu ditulis Rana dalam diary kecilnya.

"Aku harus kuat, aku bakalan berusaha demi kamu Van" ucap Rana seraya menatap bulan dan bintang yang mengisi malam nya.

***
(Diary Rana)

Itu chapter 9 nya 😇 Terus tunggu update-an selanjutnya ya ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu chapter 9 nya 😇
Terus tunggu update-an selanjutnya ya ♡

Jangan lupa Voment ya ! Karena dukungan dari kalian sangat berarti bagi saya ♡
Kasih kritik sama sarannya 😉
Maaf bila ada kesalahan dalam penulisan 😯

Sekian❤,

W_Anjani13
Makasih.

Tasikmalaya, 19-8-2019
05.50

"Rare Life"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang