4. Ketemu Sama Orang Sok Alim

146 30 40
                                    

Utamakan baca Al Qur'an dan jangan lupa sholat ya :) :)

~Selamat Membaca Readers~

🌻🌻🌻

"Yauda, kalo gitu kamu pergi ke kantor jumpai pak Ridho Se-Ka-Rang!" Terang pak Karsa

"Yo'i pak, nyantai!" jawab dengan ngejek nya.

Sesampainya Syila di depan kantor, ia melihat pak Ridho sedang berbincang bincang dengan pria muda. Syila melamun dengan arah mata ke pria muda itu.

Duaar

Lamunan Syila buyar seketika, saat ada seseorang yang mengagetkannya. Mang Udar, pelaku dari kagetan nya Syila. lamunan Syila dari pria muda yang dilihatnya sangatlah menentramkan hatinya. Ia pun tak tau kenapa bisa begitu, yang pasti Syila sangat ingin dekat dengan pria itu.

"Aduh neng, kunaon didieu? Rek manggih saha nya? Langsung we asup ulah sungkan." Tanya mang Udar.
(aduh neng, kenapa disini? Mau ketemu sama siapa ya? Langsung masuk aja gausah malu).

"ergh, Syila mau ketemu sama pak Ridho mang. Hehe iyaa, Nih Syila mau masuk. Permisi mang Udar" Pamitnya dengan senyum manis Syila.

"iya, neng geulis" Jawab mang Udar. (iya, perempuan cantik).

"Assalamualaikum" Salam Syila saat memasuki kantor guru itu. Sontak semua yang berada di kantor menjawab salam secara serampak.

"Hehe... buk, pak, Syila permisi mau ketemu pak Ridho. Mangga buk, pak." Basa basi Syila. Gitu gitu Syila sangat sopan terhadap guru yang berada di kantor itu.

🌻🌻🌻

"Dari mana aja lo, kutu kupret? Kita kira lo gak sekolah." Tanya Intan ke Syila yang berada di kantin.

"Gue telat." Jawab entengnya.

"Oh. Ririn mana?" Kembali tanya nya.

"Dikelas, ngerjai remedial"

"hmmm"

"Eh, btw gue 2 hari ini kok gak lihat Andre sama lo si. Kan biasanya kalian di jam istirahat ini kayak perangko sama kertas, selalu aja lengket." Tanya Intan, sambil makan bakso yang berada di hadapannya itu.

"Dia keluar kota, nemenin bokap nya tugas."

Di sela sela perbincangan mereka, tampak seorang pria muda yang lewat dihadapan mereka sedang membawa mangkok bakso beserta es teh nya.

"Om ini kan, yang di kantor guru tadi." Gumam Syila dalam hati.

"Oy, ngelamun lo sambil ngeliatin bang ustadz" Pekik Intan.

"Ha? Enggak ah, siapa bilang? Orang gue lagi mikirin Honey Bunny Sweety gue kok! Ihh!" Elak Syila. Kalau Intan sampai tau jika Syila sedang melamun dan berkhayal dengan om om yang tadi lewat di depannya, bisa tertawa tak ada habis habisnya dia.

"Oh, gue kirain lo ngelamunin bang Ustadz tadi."

"Uda siap lo makan, Tan?" Tanya Syila.

"Bentar, dikit lagi nanggung kuah nya mubazir." Intan meludeskan kuah bakso itu tanpa tersisa sesikit pun.

"Tan, lo kapan ngerencanain pergi ke klub bareng Ririn? Gue pengen ikut." Dengan wajah melas nya.

Syila selalu bertanya seperti itu, dan berantusias ingin ikut dengan Intan dan Ririn ke klub malam. Tapi selalu saja Syila tak bisa ikut dengan mereka. karna pada saat ia ingin pergi ke klub itu, ada saja yang menghalanginya. Dan jika pun ia ingin kabur, selalu saja ketahuan.

"Gatau." Jawab singkat Intan sambil melahap kuah bakso yang tak abis abis itu.

"Syil, yuk masuk kelas. Udah mau bel nih!" Ajak Intan yang sedang mengelap mulut nya dengan tissu.

Saat Syila mau melangkahkan kaki nya keluar dari kantin ....

Bruuuk

Tiba - tiba saja ada yang menabrak tubuhnya. Ralat, bukan orang itu yang menabrak tubuh mungil Syila, tetapi Syila lah yang telah menabrak tubuh yang tepat berada di depannya itu.

"Heh, om om Ustadz! Lo jalan pake mata jangan pake dengkul dong!" Bentak Syila.

"Maaf sebelumnya. pertama, saya di depan anda jadi anda tidak perlu mengeraskan suara anda. Karna, untuk perempuan suara itu aurat. Yang kedua, bukan saya yang menabrak anda, tapi anda yang menabrak saya. Dan yang ketiga, saya bukan om om ustadz. Saya ini masih seusia dengan anda." Jelas orang yang telah di tabrak oleh Syila.

Terpaku, terpana, terdiam, membisu. Itulah ungkapan yang cocok pada Syila saat ini, mendengarkan suara lembut nya saja Syila sudah terpaku.

"Woi Syil, si mas nya ngomong malah di kacangin." Tegur Intan.

"Ha, iya Tan?" Jawab alakadarnya Syila.

"Permisi, jika tidak ada yang mau dibicarakan. saya pamit, Assalamualaikum." Pamit pria itu dengan senyuman manisnya.

"Eh iya mas, maafin temen saya ya udah nabrak mas nya. Gini nih kalau matanya kurang asupan liat cogan." Jujur Intan yang diterima gelengan dari pria itu.

Gimana -  gimana? Pada chapter ini?
Yauda, nikmatin aja ya readers hehe...

I love untuk yang baca emmmuuuaaccchhh 😘😘😘

Salam Author

ArsyilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang