Utamakan membaca Al-Qur'an dan jangan lupa Sholat yaa :) :)
~ Selamat Membaca Readers ~
🌻🌻🌻
" Semua orang boleh berpendapat berbeda-beda, tapi tidak dengan kebenaran yang seharusnya itu benar."
-Author-"Eh bocah, melamunnya sendirian aja sih kaga bagi-bagi dah." Sapa reyhan sambil menjahili adik nya.
"Lo rese bang, kalo lagi laper wkwkwk." Jawab Syila tanpa menatap Reyhan.
"Kenapa?" Tanya Reyhan.
"Siapa?" Tanya balik Syila.
"Ya kamu dek, masa abang."
"Oh, maksud abang Syila kenapa gitu?" Tanya Syila lagi, yang diaangguki oleh Reyhan.
"Syila kepikiran abang." Jujurnya.
"What? Maksudnya? Coba jelasin dengan singkat, padat, dan jelas dek. Kenapa kamu bisa mikirin abang? Jadi merasa terperhatiin kan." Bangga Reyhan karna dia dipikirkan oleh adik kesayangannya.
"Ih sumpah najis deh Reyhan." Kata Arsyila yang seolah-olah dia jijik dengan perkataan abang nya yang sangat lebay itu.
"Mending langsung ke to the point aja deh Syil, langsung kebagian inti nya dong biar ga bertele-tele." Ucap Reyhan yang mulai serius.
"Tele? Telepati? Syila ga bisa telepati begitu bang." Aku Syila dengan wajah polosnya.
"Syila, abang serius." Ucap Reyhan dengan nada keseriusan ingin tahu nya.
"Abang mau ngeseriusin anak siapa bang? Ya Allah bang, gamau kalah banget sih sama papa yang baru nikah." Ucap nya polos.
"-_-" Reyhan hanya memasang muka datar nya.
"Iya bang iya iya, Syila serius ini. Jangan ditekuk gitu dong muka nya udah kayak pantat ayam mau bertelor tau ga ahahahhaha." Ejek Syila kegirangan.
"Sebenernya Syila mau nanya sama abang, tadi kenapa abang pas poto sama ummi, papa, dan Tiara sepupu kita abang posisi nya pindah jadi deket Syila. Syila jadi ngerasa ga enak atuh." Tambah nya.
"Oh, itu. Hahahahaha. Jadi kamu kepikiran itu toh?" Tanya
"Syila, abang itu sama Tiara bukan mahram dek. Jadi abang sama dia bukan mahram. You know?" Jelas Reyhan.
"Mahram apa sih bang? Setau Syila muhrim deh bukan mahram." Ucap Syila.
"Muhrim dan mahram, adalah dua istilah yang sering terbalik-balik dalam percakapan masyarakat. Terutama mereka yang kurang perhatian dengan bahasa Arab. Padahal dua kata ini artinya jauh berbeda. Memang teks arabnya sama, tapi harakatnya beda.
Muhrim (huruf mim dibaca dhammah dan ra' dibaca kasrah) artinya orang yang melakukan ihram. Ketika jamaah haji atau umrah telah memasuki daerah miqat, kemudian dia mengenakan pakaian ihramnya dan menghindari semua larangan ihram, orang semacam ini disebut muhrim. Dari kata Ahrama - yuhrimu - ihraaman - muhrimun. Bahwa penggunaan istilah yang benar adalah mahram bukan muhrim. Karena muhrim artinya orang yang melakukan ihram, baik untuk umrah atau haji. Sedangkan mahram, Imam an-Nawawi memberi batasan dalam sebuah definisi berikut,
كل من حرم نكاحها على التأبيد بسبب مباح لحرمتها
Setiap wanita yang haram untuk dinikahi selamanya, disebab sesuatu yang mubah, karena statusnya yang haram. (Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, 9:105)
Kemudian beliau memberikan keterangan untuk definisi yang beliau sampaikan:
Haram untuk dinikahi selamanya : Artinya ada wanita yang haram dinikahi, namun tidak selamanya. Seperti adik istri atau bibi istri. Mereka tidak boleh dinikahi, tetapi tidak selamanya. Karena jika istri meninggal atau dicerai, suami boleh menikahi adiknya atau bibinya. Disebabkan sesuatu yang mubah : Artinya ada wanita yang haram untuk dinikahi selamanya dengan sebab yang tidak mubah. Seperti ibu wanita yang pernah disetubuhi karena dikira istrinya, atau karena pernikahan syubhat. Ibu wanita ini haram untuk dinikahi selamanya, namun bukan mahram. Karena menyetubuhi wanita yang bukan istrinya, karena ketidaktahuan bukanlah perbuatan yang mubah. Karena statusnya yang haram : Karena ada wanita yang haram untuk dinikahi selamanya, namun bukan karena statusnya yang haram tetapi sebagai hukuman. Misalnya, wanita yang melakukan mula'anah dengan suaminya. Setelah saling melaknat diri sendiri karena masalah tuduhan selingkuh, selanjutnya pasangan suami-istri ini dipisahkan selamanya. Meskipun keduanya tidak boleh nikah lagi, namun lelaki mantan suaminya bukanlah mahram bagi si wanita.
Adapun wanita yang tidak boleh dinikahi karena selamanya ada 11 orang ditambah karena faktor persusuan. Tujuh diantaranya, menjadi mahram karena hubungan nasab, dan empat sisanya menjadi mahram karena hubungan pernikahan.
Pertama, tujuh wanita yang tidak boleh dinikahi karena hubungan nasab:
Ibu, nenek, buyut perempuan dan seterusnya ke atas. Anak perempuan, cucu perempuan, dan seterusnya ke bawah. Saudara perempuan, baik saudari kandung, sebapak, atau perempuan dari saudara perempuan dan keturunannya ke bawah. Keponakan perempuan dari saudara laki-laki dan keturunannya ke bawah. Bini dari jalur bapak ('ammaat).Bibi dari jalur ibu (Khalaat).
Kedua, empat wanita yang tidak boleh dinikahi karena hubungan pernikahan:
Ibu istri (ibu mertua), nenek istri dan seterusnya ke atas, meskipun hanya dengan akadAnak perempuan istri (anak tiri), jika si lelaki telah melakukan hubungan dengan ibunyaIstri bapak (ibu tiri), istri kakek (nenek tiri), dan seterusnya ke atasIstri anak (menantu perempuan), istri cucu, dan seterusnya kebawah.
Demikian pula karena sebab persusuan, bisa menjadikan mahram sebagaimana nasab. (Taisirul 'Alam, Syarh Umdatul Ahkam, hal. 569)
Catatan:
Pertama, saudara ipar apakah mahram (muhrim):
Saudara ipar bukan termasuk mahram. bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan agar berhati-hati dalam melakukan pergaunlan bersama ipar. Dalilnya: Ada seorang sahabat yang bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana hukum kakak ipar?"
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Saudara ipar adalah kematian." (HR. Bukhari dan Muslim).Maksud hadis: Interaksi dengan kakak ipar bisa menjadi sebab timbulnya maksiat dan kehancuran. Karena orang bermudah-mudah untuk bebas bergaul dengan iparnya, tanpa ada pengingkaran dari orang lain. Sehingga interaksinya lebih membahayakan daripada berinteraksi dengan orang lain yang tidak memiliki hubungan keluarga. Kondisi semacam ini akan memudahkan mereka untuk terjerumus ke dalam zina.
Kedua, Sepupu bukan mahram
Ketiga, istri paman atau suami bibi, bukan mahram.
Misal: Adi punya paman (Rudi), istri Rudi bukan mahram bagi Adi. Atau Wati punya bibi (Ida), suami Ida bukan mahram bagi Wati.
Begitu Syil, ente paham?" Jelas Reyhan sambil menyunggingkan senyun dibibir nya.
"Oh, begono daaah. Iye dah paham Syila pahaam dah." Jawab Syila lalu meninggalkan Reyhan sambil dadah dengan abangnya itu.
"Yeee, udah dijelasin malah pergi." Ucap Reyhan.
"Nasib abang emang selalu ditinggalin bang hahahah." Ejek Syila.
"Bocah tau nya ngejek abangnya wkwkwk." Jawab Reyhan lalu dia meninggalkan adek nya.
Salam Author
Gaada yang nanyain nih author ga update-update?
Hehe....
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyila
Teen Fiction[SPIRITUAL - TEENFICTION] #1 in Hidayah [12/04/2019] #2 in Arsyila [16/07/2019] "mau sampai kapan kamu berperilaku dan berpenampilan seperti ini Syi?" Tanya mama nya "gak tau ma, mungkin setelah mama meninggal kan dunia ini mungkin Syila akan beruba...