[ Jahran ]
24 Maret 2016. Aku menyukainya. Siapa lagi kalau bukan Farah Magee. Meski belum pernah bertemu, rasa suka itu muncul. Kenyamanan mulai menyerbu hatiku. Dia berbeda, gadis periang yang aku berjanji tidak akan membuatnya sedih. Aku ingin bertemu dengannya, bukan di kolom chatting, melainkan di dunia nyata. Menikmati indahnya senja bersama-sama, bernyanyi bersama, dan bermain bersama. Sungguh, aku ingin dia bahagia karena aku.
"Ealah, sok puitis lo."
Penyusup datang.
Siapa lagi kalau bukan Jeneeta, saudariku yang lahir 15 menit duluan dariku. Kami sempat taruhan menentukan siapa yang keluar duluan saat masih di dalam kandungan. Dan akhirnya dia yang menang, terpaksa aku menjadi adiknya. Harusnya aku yang menjadi Kakaknya.
Tidak, aku bercanda.
Cukup unik persaudaraan kami ini. Meski kembar, kami tidak berkelamin sama. Maksudnya aku laki-laki, sedangkan Janeeta perempuan. Hal inilah yang membuat kami tidak terlihat seperti anak kembar. Tapi kalau aku pakai rambut palsu, aku akan mirip dengan saudariku ini. Sebaliknya, jika Janeeta memotong rambut menjadi pendek, ia akan mirip denganku. Dan ia lebih ganteng dariku kalau itu terjadi.
Ia senang sekali menyusup ke kamarku. Kemudian mengejek apa saja yang kukerjakan. Mulai dari bernyanyi, bermain gitar, sampai menulis buku harian pun aku diejek. Memangnya anak laki-laki tidak boleh menulis diary?
"Mau apa?" tanyaku.
Sepertinya biasanya, ia akan memberikan sapaan hangat dengan mengelus-elus rambutku. Lebih tepatnya mengacak-acak. "Hehe, gue mau minta tolong."
Aku bergumam menunggu permintaannya.
"Lo duet sama gue di acara temen gue, ya."
Mulutku menganga. Ini tidak mungkin, pentas pertamaku. "Serius?" tanyaku untuk memastikan.
Eta mengangguk sambil tersenyum. Dengan segera aku memberinya pelukan. Ia pun membalas pelukanku. Aku sangat senang, ini menyenangkan. Pentas pertama dan penampilan pertama di depan banyak orang. Aku harus memberi tahu Farah. Gadis itu perlu tahu kebahagiaan yang aku rasakan. Karena menurut survey, jika seseorang bahagia, orang lain yang mengetahuinya akan ikut bahagia.
Aku melepaskan pelukan kami. Tanpa ba-bi-bu, aku langsung mengambil ponsel untuk memproklamasikan kebahagiaan ini.
Saya
AKU AKAN TAMPIL DI SEBUAH ACARA!!!
Hanya berselang beberapa detik, aku menerima balasan dari Farah.
Dari Farah:
Seriously? That't so cool, Jahran. Saya bangga sama kamu :)
Saya
Terima kasih untuk dukunganmu selama ini.
Dari: Farah
Itu sudah keharusan saya, bukan? Berikan yang terbaik!!

KAMU SEDANG MEMBACA
HARI JUMAT [PROSES TERBIT]
Teen Fiction"Aku tidak akan pernah menyukainya." Janeeta begitu membenci laki-laki bernama Arden. Cowok yang selalu berusaha mendeketinya kapan dan di manapun itu. Arden bahkan pernah menembaknya di sekolah, tapi Janeeta menolaknya. "Gue suka dia." Berbanding t...