2

50 24 0
                                    

----------------------------------

"Semalam aku mimpi tentangmu. Entah, ini prasangka baik atau buruk. Rindu atau bukan. Intinya, kamu hadir dalam mimpiku dan itu membuatku bertanya-tanya, mengapa kamu hilang dari hidupku?"

------------------------------

***

Entah ditanggal berapa, ditahun 2015.

Bel pun berbunyi, pertanda waktu pulang telah tiba. Kami yang saat itu memakai seragam Pramuka, berlarian untuk pergi pulang. Sebenarnya, usai pulang sekolah, kami ada kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Namun ditiadakan hari ini. Dengan alasan, sang kakak pembina sedang jatuh sakit.

Aku yang saat itu malas untuk langsung pulang, memutuskan untuk duduk di bawah pohon mangga, di belakang sekolah. Aku merupakan siswa pasif juga pendiam, kerap menyendiri di tempat ini. Selain aku memang suka kesunyian, aku juga suka tempat ini, begitu sejuk saat siang atau sore hari.

Semilir angin sejuk membuatku mengantuk. Kujadikan tasku sebagai bantal. Tertidur di bawah rindangnya pohon mangga.

***

Aku terbangun, entah setelah beberapa menit atau bahkan jam. Namun yang membuatku tercengang ialah, aku sedang tidak di bawah pohon mangga. Aku sudah di rumah. Dengan masih menggunakan seragam yang sama. Kususuri seisi rumah. Sepatu masih melekat pada dua kakiku.

Sesampainya pada kamar ibu –yang pintunya terbuka, aku melihatnya sedang berkaca sambil menyisir rambut panjangnya yang sedikit pirang.

"Ibu mau ke pasar. Tolong nanti jemput adikmu. Dia baru ibu antar ke pak Ustaz Ridwan untuk mengaji. Bilang juga ke Ayah, dari pasar, ibu mau ke rumah teman ibu dulu. Kamu, jaga adikmu ya.."

Aku diam dan mataku nanar. Aku ingat, ini adalah kejadian satu tahun yang lalu. Saat ibu pergi dari rumah dan hingga kini belum juga kembali.

"Kemana ibu bakal pergi?"

Dia berhenti dari kegiatan menyisirnya. Dan menatapku penuh tanya.

"Jawab Bu!!! Jawab! Kemana ibu bakal pergi! Ninggalin ayah?! Ninggalin kami semua?!!!"

Mataku hampir saja menjatuhkan air kesedihan. Aku berusaha tegar. Bertanya padanya, mengapa dia meninggalkan kami. Mengapa dengan begitu tega, memutuskan rasa kasih sayang seorang ibu pada anak yang masih berusia sembilan tahun.

Dia menarik napas, lalu berkata,

"Ibu capek. Capek sama sifat ayah kamu yang selalu tidak mau mengalah. Keras kepala dan tidak pernah tanya, apa maunya ibu..."

Setahuku, kala itu aku tidak bertanya demikian. Dan tidak ada jawaban seperti ini. Apakah ini mimpi yang nyata?

"Semua bisa dibicarakan baik-baik bu, nggak perlu begini..."

Aku pun kalah. Air mataku berhasil jatuh membasahi pipi.

"Suha, kamu tidak mengerti. Kamu akan mengerti ketika masanya telah tiba. Ibu titip Kamil ke kamu ya. Jaga adikmu sebaik mungkin. Ibu tahu, nantinya dia akan dendam pada Ibu. Tapi ibu mohon, jangan sampai dia lupain ibu."

***

"Hei! Bangun!"

Teriakan seseorang membangunkanku dari bunga tidur. Aku kembali, kembali pada dunia yang sebenarnya. Berada di bawah pohon rindang yang kini langit sudah mulai terlihat gelap dan sedikit oranye di arah barat.

"Kamu mau nginap di sekolah ini?"

Lanjut seseorang itu yang adalah Pak Firman –petugas keamanan sekolah.

"Maaf pak, saya ketiduran."

Aku beranjak bangun dan menepuk-nepuk celana bagian belakang yang sedikit kotor. Dan menggendong tasku kembali. Pamit pada Pak Firman dan pergi pulang.

Sepanjang perjalanan di senja hari, aku memikirkan mimpi yang baru saja kualami. Apa maksud dari mimpi tersebut? mengapa berbeda dengan kejadian satu tahun yang lalu. Apakah itu sebuah jawaban? atau aku sedang merindukannya.

Tapi, untuk apa aku merindu pada orang yang salah. Dia telah pergi begitu saja tanpa rasa bersalah. Hilang dan entah kemana. Bahkan aku sempat memiliki rasa benci yang teramat sangat padanya.

Pernah suatu ketika saat usai solat subuh, aku berkata pada hati: Aku membencimu ibu! Tidak ada ruang di hatiku untukmu! Kau bajingan yang tidak layak kusebut sebagai ibu. Dan aku bisa sukses tanpa doa darimu! Camkan itu.

***

--------------------------

Lelaki keturunan sunda bernama Fahmy Ramadhan, yang menuliskan kisah ini.

Bisa kalian follow instagramnya

Jangan lupa vote, komen dan share ya.

Terima kasih.

NASUHA (relakan aku pergi tuk ciptakan jati diri yang lebih baik lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang