GENDIS (Part 1)
Tubuh Gendis terasa kaku, bagaikan patung kayu. Untuk pertama kali dalam hidupnya, berada dalam satu kamar bersama pria yang sejak hari ini telah sah menjadi pasangan halalnya. Sementara menunggu sang kekasih membersihkan diri, ia raih benda pipih hitam yang tak jauh dari tempatnya duduk. Terlihat sebuah pesan dari Ratna, sahabat baiknya.
[Gendis, kamu baik-baik saja, kan? Jangan hiraukan gosip yang beredar, anggap Mona tidak ada. Malam ini kamu fokus saja dengan dia.]
Gendis hanya membaca, tanpa membalas. Seakan berjuta beban jatuh di atas kepalanya.
"Belum tidur, Ndis?" Suara Andaru menyadarkan lamunan. Ia menaruh handuk basah di jemuran sudut kamar sembari memperhatikan Gendis.
"Masih belum ngantuk, Mas," ucap Gendis pelan. Pandangannya menunduk, bercampur dengan rasa canggung.
Ndaru, begitu orang memanggilnya. Umur Ndaru yang terpaut tujuh tahun lebih tua, pas untuk menjadi kepala rumah tangga bagi Gendis. Anak semata wayang Pak Ruly, PNS di Departement Lingkungan Hidup.
Aroma musk menguar dari tubuh Ndaru. Parfum ini memiliki karakteristik yang menenangkan. Membuat Gendis sedikit terbawa suasana. Didukung dengan hiasan kamar penuh bunga mawar dan melati kesukaannya, ditambah dengan iringan suara emas Elvis Presley yang sedang membawakan Can't Help Falling in Love, membuat suasana semakin syahdu.
Ndaru melangkah mendekati wanita itu yang sedang duduk di tepi ranjang. "Kamu masih malu sama aku, Ndis? Bukannya kita sudah lama kenal?" Degup jantung Gendis semakin tidak beraturan. Ia pandang telapak tangannya yang penuh dengan ukiran Henna.
Bukan karena itu yang membuatnya tertarik, melainkan sosok di depannya lah yang hampir menjebol pendirian Gendis.
"Aku tahu mengapa kamu diam, dan aku tahu apa yang akan kamu tanyakan, tentang Mona, kan?" Ndaru menghela napas. Ia mengatur tempat duduk.
Situasi ini membuat Gendis sedikit tidak nyaman. "Bagaimana mungkin lelaki ini tahu yang sedang terlintas dalam pikiranku?" gumamnya. Ia mencoba mengatasi dengan tersenyum.
"Namanya Mona, gadis Malaysia. Aku mengenal dia waktu ada pertukaran mahasiswa di kampus. Seorang dosen memilihku menjadi pendampingnya dengan alasan, keluargaku pernah tinggal di sana, saat ayah bekerja di kedutaan Malaysia." Gendis mendengarkan dengan saksama. "Kami mulai dekat, ketika Mona memintaku mengenalkan budaya Malang. Dengan intensitas tinggi, akhirnya kami tertarik satu sama lain. Suatu hari .... ." Ndaru terdiam sebentar, mengingat akan masa itu dan memandang Gendis.
"Teruskan, aku siap mendengarkan," ujar Gendis.
"Suatu saat tanpa sengaja, aku dan Mona pernah khilaf." Ndaru menggigit bibir bawahnya. Ketir. Lalu diambil jemari Gendis dan menaruh di atas tangan yang lain. Seakan dirinya ingin meminta maaf pada sang pujaan hati.
"Ayah mengetahui kejadian itu, dan tentu saja kecewa. Aku sebagai anak tertua tidak bisa membuat keluarga bangga, malah sebaliknya. Untuk menutupi aib, Mona diberi sejumlah uang agar meninggalkan Indonesia. Saat itu aku hancur, Ndis. Perih."
"Lalu, apa yang Mas Ndaru lakukan? Pernahkah coba mencarinya?"
"Pernah, tapi hasilnya nihil. Mona menghapus semua jejaknya, dan aku tidak berdaya. Sudah hampir tujuh tahun kami tidak bertemu. Namun, kabar yang kudengar saat ini ia sedang berada di Indonesia. Entah benar atau tidak." Kali ini perasaan Gendis yang tak karuan. Ia harus siap dengan kemungkinan yang ada.
"Jangan khawatir, Insya Allah aku tidak akan mengecewakan kamu, Ndis," ujar Ndaru seraya mengelus ujung rambut kekasih hatinya. Seakan tahu apa yang ada dalam benak perempuan 23 tahun itu.
Gendis hanya bisa pasrah, ia akan mengikuti skenario yang Tuhan berikan padanya, dan mencoba tersenyum pada suaminya. Seakan-akan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.
Sejenak hening. Berdua diam bergeming, hanyut dalam pikiran masing-masing. Tiba-tiba sebuah panggilan dari nomor yang tidak dikenal membuat gawai Ndaru berdering. Pukul sebelas malam, entah siapa yang berani mengganggu malam pertama Gendis dan Andaru. Mereka saling pandang.
*Bersambung*
Malang, 07 Februari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
GENDIS
RomanceKisah tentang pasangan baru yang sedang menikmati indahnya mahligai pernikahan. Namun, sosok wanita masa lalu Andaru, sang pengusaha properti, mengusik ketenangan batin Gendis. Perempuan berparas manis. Akankah ia menyerahkan kekasih halalnya dengan...