"Berhenti! Berhenti!" seru Ayana.
"Kenapa minta berhenti?" tanya Revan sambil terus mengendarai si jeky.
"Pokoknya gue minta berhenti,"
"Emang kita udah nyampe?"
"Bawel Lo, udah berhenti di sini!"
Revan yang berperan sebagai supir ojek pun menggiring si jeky --motornya-- ke tepi jalan. Dengan kecepatan kilat, Ayana turun dan berdiri di pinggir jalan dengan wajah yang merah padam penuh dengan kekesalan.
"Princess, Lo kenapa sih?" tanya Revan yang masih asik duduk di atas jeky.
"Apaan sih! Nama gue Ayana bukan princess,"
"Iyain aja, btw Lo kenapa tiba-tiba minta berhenti?" tanya Revan penasaran.
"Van, pokoknya gue nggak mau dibonceng kayak tadi!"
"Trus? Lo yang mau boncengin gue gitu, emangnya lo bisa bawa motor?"
"Ya enggaklah! Maksud gue kalo kayak tadi, enak di-lo enggak enak di-gue!"
"Maksud lo apaan, sih?" Revan menaikan sebelah alisnya.
"Kan tadi lo udah janji gak modus,"
"Iya terus,"
"Ya masa jalanan halus dan sepi kayak gini masih aja ngerem mendadak. Emangnya gue cewek apaan?!"
Revan pun turun dan menstandarkan motornya. "Terus, lo mau di depan dan gue yang di belakang?"
Ayana terdiam sejenak sambil memikirkan solusi yang terbaik. "Ya gak gitu juga, lagian gue gak bisa bawa motor,"
"Ya udah terserah lo, masih mending gue ajak pulang bareng. Gratis pula gak perlu bayar. Sekarang terserah lo deh mau gue anterin lagi gak, apa lo mau pesen ojol aja?"
Ayana terdiam. Kepalanya tertunduk sedikit dari posisi semula, tetapi raut wajahnya masih ada seberkas kekesalan terhadap Revan. "Enggak bisa, soalnya hp gue mati,"
Revan yang mendengar nada bicara Ayana yang mulai sedu. Akhirnya pun memilih mengalah daripada dia bikin nangis anak orang.
"Ya udah kita duduk dulu aja di situ sambil beli minum," Ajak Revan diikuti Ayana.
Akhirnya mereka duduk di warung kecil dan membeli dua botol air mineral.
"Van,"
"Apaan?"
"Lo gak laper gitu?" tanya Ayana
"Kenapa emangnya?"
"Ya gakpapa lagian kan udah sore trus juga tadi istirahat kedua kepotong sama waktu sholat Dzuhur,"
"Oh, ya udah gue pergi dulu dan Lo diem-diem di sini jangan kemana-mana,"
Revan bangkit dari duduknya dan pergi entah kemana meninggalkan Ayana sendirian bak jomblo akut --ya memang Ayana jomblo--.
Setelah hampir 15 menit, Revan pun kembali dengan dua kantong plastik yang entah isinya apa."Nih ambil!" Ucap Revan sambil memberi satu kantong plastik ke hadapan Ayana.
Ayana mengambilnya. "Ini apaan, Van?"
"Udah makan aja, gue tau lo laperkan," kata Revan sambil duduk di hadapan Ayana.
"Eh, Lo beliin gue makanan?"
"Iya, tapi gue gak tau Lo bakalan suka apa enggak,"
"Emang Lo beli apaan?"
"Udahlah Lo buka aja bungkusnya gue juga laper,"
Ayana agak kesel sebenarnya. Namun, dia harus tahu diri. Ayana pun membuka bungkus makanan yang tadi dikasih oleh Revan.
' Ketoprak' Batin Ayana melihat makanan yang dibelikan Revan.
"Gimana Lo suka gak? Kalo gak suka kasih gue lagi aja,"
"Ih apaan sih, gue suka kok sama ketoprak,"
"Bagus deh kalo gitu, nah sekarang lo makan deh biar gak bawel,"
"Iya nih gue makan lagian nih ya yang bawel itu lo bukan gue," ujar Ayana.
"Oh iya, btw ini Lo beli pake uang siapa?"Revan membatalkan suapan keduanya. "Ya pake uang gue lah, lagian gue inikan kakang prabu yang pastinya punya banyak uang,"
"Halah, iya terserah lo aja,"
"Hahaha gue baru sadar ternyata kalo Lo lagi kesel itu keliatan lucu deh,"
"Makasih gue emang lucu dari lahir," kata Ayana sebelum memasukan lontong ke dalam mulutnya.
"Iya sama-sama,"
Akhirnya mereka pun makan bersama di tempat sederhana. Tak lupa pandangan Revan yang diam-diam mencuri ke arah Ayana.
"Oya, satu lagi,"
Revan mengedipkan matanya karena terlalu fokus menatap wajah Ayana barusan. "Apaan satu lagi?"
"Gue mau bilang makasih atas kebaikan lo hari ini,"
Revan tersenyum, "Hm..... nggak perlu terima kasih kali, Ay"
"Oh, jadi Lo mau minta imbalan?" Dahi Ayana mengkerut.
"Bu-bukan. Maksud gue tolong menolong itukan emang udah kewajiban manusia,"
"Wih keren bahasa lo! Ternyata Lo pinter juga ya,"
"Ya iyalah gue kan mendalami Pancasila kedua,"
"Hahaha bener-bener!"
Mereka pun melanjutkan makan bersama dengan suasana yang adem ayem. Namun, tanpa mereka sadari di dalam hati mereka ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul dengan sendirinya. Jadi kebahagiaan itu sederhana, hanya dengan makan ketoprak saja membuat mereka bahagia.
.
.
.
.
.
.
*14 Maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Couple
Teen FictionMenceritakan kisah yang pernah dialami oleh sepasang remaja yang agak-agak. Namun, tetap ditaburi dengan asam-manisnya cinta mereka berdua. Kisah demi kisah yang mereka lalui semuanya dituang dalam cerita ini dengan Ayana Prasasti Dewi sebagai peme...