Bab 2

19.3K 1.3K 49
                                    

"Papa aku mau susu!" Ucap Alisya, Ryan yang sedang mencuci piring kotor segera menghentikan kegiatannya. Pria itu menghela napas lelah saat susu untuk Alisya ternyata sudah habis.

"Susunya habis sayang, Papa lupa belum beli," kata Ryan, Alisya nampak kecewa mendengar jawabannya.

"Air putih saja kalo begitu, aku haus." Melihat wajah Alisya yang nampak memelas Ryan menjadi tidak tega.

"Kita belinya nanti ya, setelah Papa selesai mencuci piring," kata Ryan, Alisya mengangguk. Dari dulu semua pekerjaan rumah memang Ryan yang mengerjakannya. Baik ada istri ataupun tidak sama saja.

Sementara menunggu Ryan menyelesaikan pekerjaannya Alisya melanjutkan main dengan boneka anak beruang kesayangannya. Bocah yang baru berusia tiga tahun itu sudah lama menantikan kehadiran seorang teman selama ini jika ada anak kecil yang ingin main dengannya pasti dilarang oleh Ibu mereka.

Itu terjadi karena Miranti Ibunya Alisya yang terkenal memiliki tabiat buruk, bukan hanya pada suami tapi juga pada para tetangganya. Mereka menjuluki Miranti sebagai nenek lampir karena mulut rombengnya yang terkenal pedas.

Itulah sebabnya selang dua bulan setelah Miranti meninggalkannya, Ryan memutuskan untuk pindah. Dia perlu lingkungan baru untuk menata hidup.

Setelah selesai mencuci piring kotor, Ryan mengambil jaket dan kunci motornya. "Alisya ayo kita beli susunya." Bocah perempuan itu tersenyum lebar ia segera meninggalkan mainannya untuk pergi bersama Ryan.

Hot Papa itu menyalakan motornya, rencananya Ryan nanti juga mau membeli kebutuhan dapur lainnya. Andai saja dia dulu tidak menaruh simpati pada wanita yang baru dikenalnya mungkin kehidupan tidak akan seperti ini.

Pasti ia masih hidup enak dan bisa melanjutkan pendidikannya sampai selesai. Ayahnya dulu seorang Dokter begitu pun dengan Ibunya. Pertemuan antara Ryan dan Miranti terjadi ketika wanita itu dengan perut besarnya ingin bunuh diri.

Ryan mencegah Miranti untuk melakukan itu. Wanita itu pun curhat mengenai keadaannya, Ryan langsung jatuh kasih saat mendengar ceritanya. Wanita itu diusir keluarganya karena hamil di luar nikah. Bodohnya Ryan mau bertanggung jawab untuk janin yang dikandung wanita itu.

Karena keputusan bodohnya itulah Ryan diusir oleh keluarganya, ia tidak diakui lagi sebagai anak. Mereka mengira kalau Ryan sebagai anak pendosa karena menghamili anak gadis orang di luar nikah.

Ryan terusir tanpa membawa sepeser pun uang. Ryan waktu itu begitu kasihan dengan Miranti, tapi ia tidak kasihan dengan nasibnya sendiri. Padahal waktu itu Miranti mengaku kalau ia tidak tahu siapa Ayah dari bayi yang dikandungnya, karena banyak laki-laki yang menidurinya.

Tapi ketika melihat Alisya entah mengapa Ryan tidak terlalu menyesal. Ia sudah menyayangi bocah perempuan itu dan menganggapnya seperti anak kandung sendiri.

*****

Rere sedang berbelanja di supermarket ketika ada anak kecil yang menggoyang tangannya Rere terkejut. Ia menunduk menatap sosok mungil itu.

"Tante, Papa aku mana?" Rere mengernyit, lah mana dia tahu. Memang dia pelakor yang doyan embat laki orang sehingga anak dari istri sah kehilangan Papanya.

"Tante tidak kenal sama Papa kamu," ujar Rere.

"Tadi aku kesini bareng Papa, tapi sekarang Papaku hilang." Pahamlah Rere apa yang terjadi dengan anak ini.

"Tante bantu cari Papa kamu," kata Rere, anak kecil itu mengangguk raut wajahnya terlihat sedih karena terpisah dari Papanya. Tadi ketika Papanya berbelanja ia asik berjalan ke sana kemari hingga lupa menuju tempat dimana tadi Papanya berada.

"Nama kamu siapa?" tanya Rere.

"Alisya tante," sahut bocah itu, dipanggil tante sama anak kecil Rere jadi berasa tua. Ah Rere memang tua, umurnya saja sudah 28 tahun.

Seharusnya usia seitu dia sudah menikah dan punya anak, tapi sampai sekarang Rere masih saja melajang karena tidak ada pria yang mau mendekati wanita berwajah biasa-biasa saja sepertinya.

*****

Ryan bagai orang kebakaran jenggot saat tahu Alisya menghilang. Sekarang ini lagi marak kasus penculikan anak, apakah mungkin Alisya kini juga menjadi korbannya.

Ryan meminta keamanan setempat untuk membantu mencari gadis kecilnya, hingga kemudian ada wanita yang nampak familier dimatanya datang dengan seorang anak perempuan yang begitu Ryan kenali.

Ryan menghampiri Alisya dan langsung memeluknya, jantungnya hampir copot memikirkan keadaan Alisya tadi. "Alisya Papa sudah bilang jangan jauh-jauh dari Papa. Untung kamu tidak diculik," kata Ryan.

"Maaf Pa," ucap bocah perempuan itu penuh sesal. Ryan lalu menatap wanita yang tadi membawa anaknya.

"Rere," kata Ryan, pantas ia familier ternyata wanita itu tetangga barunya.

"Alisya anakmu? tadi dia kebingungan mencari Papanya. Aku pikir dia anak hilang atau memang sengaja ditinggalkan," ujar Rere, ia menelisik penampilan Ryan. Jadi benar kalau pria ini duda, walau Ryan ganteng Rere tidak tertarik. Rere hanya suka pria yang masih ada label perjakanya.

"Terima kasih sudah mengantarkan Alisya, kamu kesini tadi naik apa? Bagaimana kalau kita pulang bareng." Ryan menawarkan tumpangan untuk Rere sebagai ucapan dari terima kasihnya.

"Tidak perlu, biar aku pulang naik ojol saja," kata Rere, bisa jadi bahan gosip Ibu-ibu kompleks dia kalau pulang bareng Ryan. Yang benar saja ia digosipi sama duda, walau dudanya ganteng tetap Rere tidak mau.






Jodohku Duda PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang