Bab 14

11.6K 914 28
                                    

Miranti mengajak Alisya jalan-jalan, ia membelikan anak itu baju dan mainan. Miranti bertekad akan merawat anaknya, biar Yusuf tahu rasa tidak diakui Ayah oleh Alisya. Kalau Alisya tinggal bersamanya otomatis dia bisa meminta uang lebih pada Yusuf sebagai biaya selama merawat Alisya.

Sekalian nanti ia buat drama perselingkuhan antara ia dan Yusuf. Supaya Ratih tahu rasa, bagaimana disakiti. Ibunya Ratih pasti akan terkena stroke saat tahu menantunya berselingkuh.

"Mama aku mau ketemu Papa." Miranti mendengus, sebal ia mendengar permintaan Alisya.

"Nanti, jam segini Papamu belum pulang kerja. Kita jalan-jalan saja dulu, lagi pula sama Papa kamu juga pasti jarang diajak jalan-jalan," ujar Miranti.

"Aku kangen Papa, Ma. Selama tinggal sama om, tante aku sering diomeli." Alisya mengadukan perlakuan Yusuf dan istrinya, Miranti pun geram.

"Kamu diomeli apa saja?"

"Aku dikatai cengeng, aku juga dicubit sama tante Ratih karena aku nangis sewaktu dimandikan, padahal airnya dingin Ma makanya aku nangis." Miranti mengepalkan tangannya, rupanya Ratih jadi Ibu tiri yang kejam sama seperti Sukma memperlakukannya dulu.

"Nanti biar Mama kasih pelajaran wanita ular itu. Kamu lihat bagaimana cara Mama menghajarnya nanti." Alisya mengangguk, melihat Miranti berkelahi, adu mulut, dan saling jambak-jambakan. Itu sudah bukan hal yang baru untuknya.

Miranti pun sengaja membiarkan Alisya melihat perbuatannya. Katanya biar Alisya tahu bagaimana cara mempertahankan harga diri seorang wanita jika tidak ingin diinjak-injak, hajar saja langsung.

*****

Setelah pulang kerja Ryan langsung bertandang ke rumah Rere. Maklum sajalah, mereka kan pacaran. Suka-suka mereka mau ngapain, netizen jangan julid. Ryan tengah berkeluh-kesah mengenai kondisi hatinya saat ini pada sang kekasih. Dan Rere pun selalu menjadi pendengar yang baik, tanpa menyela sedikit pun kalimat yang terucap dari bibir pria itu.

"Alisya sekarang lagi apa ya, Re? Kira-kira Miranti memperlakukannya dengan baik, tidak, ya?" Pertanyaan itu terucap atas dasar kegundahan hati Ryan.

"Miranti kan Ibunya, mana mungkin dia memperlakukan Alisya dengan buruk." Ryan tak tahu, kalau seminggu ini Rere tengah dilanda kegalauan. Mendengar Miranti mantan istri Ryan hadir kembali, membuat Rere sedikit ciut.

Ia khawatir, bagaimana jika cinta lama bersemi kembali. Ryan dan Miranti sudah punya anak. Bagaimana jika wanita bernama Miranti itu sangat cantik? Bukan tidak mungkin Ryan lebih memilih rujuk dengan mantan istrinya, lalu melupakannya begitu saja.

"Aku kangen main dengan Alisya Re," ucap Ryan dengan suara lirih. Makin dipenuhi pikiran negatiflah kepala Rere. Entah mengapa, Rere tidak rela jika hubungannya dengan Ryan yang baru beberapa hari harus kandas di tengah jalan.

*****

Setelah turun dari mobil, Alisya langsung melompat dan berlari menuju rumah Ryan. Tidak ia hiraukan panggilan dari Miranti, dengan semangat anak itu menggedor pintu rumah pria yang selama ini merawatnya.

"Papa buka pintunya!"

"Papa Alisya udah pulang! Aku kangen Papa!"

"Papa mungkin enggak ada di rumah," ucap Miranti. Alisya diam sejenak, bocah perempuan itu lalu berlari ke rumah yang berdekatan dengan rumah Ryan.

Rumah Rere, Alisya mengetuknya. Tidak lama muncullah sang pemilik rumah. "Alisya!" ucap Rere, ia nampak terkejut. Sosok yang mengikuti Rere pun tak kalah terkejut.

Ryan langsung menghambur memeluk Alisya. Ia menciumi wajah bocahnya itu. "Ya ampun Alisya. Papa kangen kamu!" Tatapan Rere mengarah pada wanita yang datang bersama Alisya. Ia menelan ludah, jadi ini mantan istri Ryan. Sangat seksi, dan menantang. Rere mengakui itu.

Ryan dan Alisya saling berinteraksi, selayaknya orang yang sudah lama tidak bertemu. Beda dengan Rere dan Miranti yang kini saling pandang, dengan tatapan canggung.

*****

Miranti menyampaikan maksud dan tujuannya, mengapa dia menemui Ryan kembali. Miranti berkata pada Ryan kalau ia ingin membuat hubungan Ryan dan keluarganya menjadi  baik seperti sedia kala. Meski dengan keraguan memenuhi rongga dadanya, Ryan akhirnya pergi bersama Miranti ke rumah orang tuanya yang sudah empat tahun tak ia kunjungi.

Ryan nampak menarik napas dalam berkali-kali, pria itu sekarang sedang mengumpulkan keberaniannya. Sementara Miranti, wanita itu nampak santai saja. Sudah biasa baginya dicaci dan diperlakukan dengan kasar.

Kalau pun orang tua Ryan berlaku seperti itu padanya nanti. Miranti tentu tidak terlalu terkejut. Masih bagus ia tidak jadi kacang lupa kulitnya, mau membantu memperbaiki hubungan keluarga itu.

Kedatangan mereka pertama kali disambut oleh ART yang sudah lama bekerja dengan keluarga Ryan. Betapa Ryan kini sangat minder dengan keadaan dirinya yang sekarang. Dua saudaranya pasti sudah sukses semua, lah dia cuma kerja jadi pegawai toko doang.

Ryan mematung ketika menatap sosok sang Ayah. Pak Surya, pria berkumis, dari tampangnya orang sudah bisa menilainya sebagai pria galak.

"A-ayah....." ucap Ryan terbata, lidahnya kelu.

"Untuk apa datang kemari? Bukankah waktu itu pernah kukatakan, kalau kamu menikahi wanita itu. Maka kamu jangan pernah menginjakkan kakimu ke rumah ini!" Ucap Surya penuh penekanan. Ryan sampai harus menelan ludah berkali-kali, tenggorokannya terasa sakit. Tapi lebih sakit lagi hatinya.

"Biar aku jelaskan apa yang sebenarnya terjadi di antara kami." Miranti kini angkat suara. Ia melirik Ryan yang kini matanya terlihat memerah.

"Apa yang ingin kamu jelaskan? Kamu ingin mengatakan kalau kamu begitu puas sudah menghancurkan masa depan putraku!" Miranti tak gentar dengan suara Surya yang menggelegar bagaikan sambaran petir. Dari kecil Miranti sudah biasa mendapatkan perlakuan kasar. Perlakuan Surya kini bukanlah apa-apa baginya.

"Jadi begini...." mulai mengalirlah cerita yang keluar dari mulut Miranti, ia menceritakan semuanya tanpa ada yang dikurangi ataupun ditambahkan.

Surya tentu amat terkejut, mengetahui fakta yang sesungguhnya. Pria paruh baya itu memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa sakit, beruntung ia tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Ryan anak bungsu dari tiga bersaudara, sebagai anak bungsu tentu dia dimanja. Surya tak menyangka, kalau anak manjanya ternyata memiliki hati sebaik itu.

*****

Miranti memilih untuk segera pulang setelah menjelaskan semuanya pada Surya. Tidak ada kesalah pahaman lagi di sini. Ryan sudah diterima kembali dalam keluarganya.

Widya, Ibunya Ryan menyambut anak bungsunya itu dengan tangan terbuka. Walau sebenarnya ia kecewa. Karena kasihan pada orang lain, Ryan harus mengorbankan pendidikannya.

Ghea Kakak pertama Ryan yang usianya terpaut lima tahun kini sudah jadi seorang Dokter yang sukses. Sementara Daffa yang usianya dua tahun di atas Ryan kini sudah menjadi pengusaha sukses. Sedangkan Ryan si anak bungsu, Widya hanya mengelus dada setelah tahu semuanya.

Menjadi duda. Sedangkan si wanita melenggang dengan enteng seperti tak memiliki rasa terima kasih. Pekerjaan Ryan pun, sungguh tidak menjamin untuk masa tuanya nanti.








Jodohku Duda PerjakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang