18 : long time no see.

976 64 0
                                    

Warn: part ini drama banget.

◦•●◉✿ sɪ ᴄᴇɴᴛɪʟ. ✿◉●•◦

Gue kaget. Sama apa yang gue liat. Ada haechan disitu. Sama orang tuanya.

"Eh? Kalian saling kenal?" Tanya Nyokap nya haechan. "Iya jeng, mereka temen satu sekolah." Jawab mama gue.

"Loh? Mama kok tau?" Tanya Bokap penasaran. "Haechan kan pernah kerumah kita pa, Nganterin somi." Jelas nyokap semuanya.

Yang lainnya cuman ngangguk-ngangguk aja.

"Eh ayo, duduk-duduk." Ajak Kepala keluarga Lee. Duduk lah kita semua.

"Ayo, dimakan. Keburu dingin makanannya." Ajak Ibu Lee. "Iya jeng, santai aja." Jawab nyokap.

Kita semua makan. Gue duduk perpapasan sama haechan. Dan mba oyon berpapasan sama abangnya haechan. Lee Taeyong.

"Oiya jeng, jadi kita diajak makan ada acara apa ya?" Tanya Nyokap gue. Nyokap emang penyelamat rasa penasaran gue.

Gue bisa liat gerak-gerik ibu lee yang kode nyuruh suaminya angkat bicara. Tuan Lee cuman ngangguk doang.

"Hm. Tuan Jeon sudah tahu kan, alasan saya mengajak keluarga anda makan bersama?" Jawab Tuan Lee. Sontak Seluruh mata nengok kearah Papa.

"Jadi gini, Papa cuman mau bilang sama kalian, anak-anak papa," Papa menggantungkan kata-katanya sambil menengok kearah Gue dan Mba oyon.

"Kenapa pa?" Tanya Gue heran. Bokap senyum. "Sebelumnya, Papa mau bilang. Papa sama Tuan Lee udah sepakat kalau kita akan–menjodohkan salah satu diantara kalian." Jelas papa.

Gue speechless. Gue ngga berhenti natap bokap. "Awalnya Papa sama Tuan Lee udah sepakat buat jodohin Mba oyon sama Taeyong. Tapi–" Lagi-lagi papa menggantungkan kata-katanya.

"–tapi mereka berdua udah punya pasangan masing-masing. Taeyong udah sama Jennie. Dan mba Oyon juga udah sama Wooseok. Jadi–"

"–kamu, somi sama haechan yang bakal papa jodohin." Jelas papa.

Tring

Gue shock, speechless. Gue refleks jatuhin sendok sama garpu diatas piring. Otomatis semua nengok kearah gue.

"Hm, maaf. Lanjutin aja." Jawab Gue. Sementara haechan ngelirik gue terus nanya, kenapa? Tanpa mengeluarkan suara, Gue geleng.

"Jadi–gimana keputusan kalian?" Tanya Tuan Lee sambil ngelirik gue dan haechan.

Haechan buka suara, "Kalau itu yang terbaik, Haechan bakal usahain." Jawab Haechan. Gue ngangguk, "Sama." Jawab gue.

"Sudah, Deal?" Tanya Bokap gue dan Tuan Lee. Gue sama haechan ngangguk aja.

Mba Oyon berbisik, "Tuhkan! Apa yang gue bilang." Saut mba Oyon. Gue ngangguk aja.

Gue gatau, Harus seneng atau kesel. Disatu sisi gue emang suka dia. Tapi keinget kejadian dia sama nancy di mall, rasanya gue mau nyerah aja.

"Ekhm, Pah, Om haechan izin pinjem sominya sebentar. Ngobrol diluar." Izin Haechan, Gue mendongak. Dia ngode suruh ikutin dia. Gue ngangguk aja.

Gue berdiri, ikutin haechan dari belakang.

Gue sama dia sekarang udah di taman. Duduk aja.

"Kenapa?" Tanya Gue memecahkan keheningan. "Kenapa apanya?" Tanya dia bingung,

"Kenapa nerima perjodohan ini?" Tanya Gue. Dia geleng. "Kenapa lo nerima perjodohan ini sedangkan lo ngga ada rasa sama gue?" Tanya gue. Dia diem membeku.

[✓] SI CENTIL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang