7 years ago…
“Psst…”
“…”
“Hei‚ Luhan. Bangun.”
Luhan mengernyit. Mendengar suara teman sebangkunya‚ membuat Luhan membuka mata seraya mengerjap mendengar namanya dipanggil dalam bisikan. Kemudian‚ Luhan menggosok sebelah mata‚ menegakkan tubuh‚ dan menguap. Serasa bangun di pagi hari kala itu. Luhan masih menutup mata karena mengantuk‚ namun tak sampai satu detik berikutnya‚ Luhan tersentak keras. Suara pukulan tongkat rotan di mejanya membuat Luhan terkejut. Matanya melebar dan―Oh. Sepertinya Luhan akan terkena masalah.
“Ya! Luhan!” suara berat milik Han seosangnim menggelegar‚ seperti petir di siang bolong.
Luhan terkesiap kecil mendengar suara berat itu menyebutkan namanya dengan marah. Ia menunduk‚ tak berani melihat bagaimana wajah mengerikan pria bertubuh tambun yang selalu memakai dasi kupu-kupu di kemejanya itu.
“Sejak kapan kau berani tidur di kelasku‚ hah?!”
Luhan menelan ludah kasar. Diliriknya teman-teman yang lain sedang menunduk ketakutan dibangkunya masing-masing. Mereka sama sekali tak berani melihat ke arah Luhan. Sebab saat ini‚ harimau sekolahan mereka sedang mengamuk.
“Ini baru jam pertama‚ Luhan! Baru setengah jam yang lalu masuk ke kelas!” seru Han seosangnim dengan marah. Pria itu menyebat meja Luhan dengan rotan lagi. Membuat seluruh isi kelas tersentak karena suaranya. “Aku tidak ingin tahu alasan kenapa kau sebagai siswi yang pintar bisa tidur di jam pertama ini. Keluar sekarang!”
Luhan melirik takut-takut pada Han seosangnim. Ujung tongkat rotannya menunjuk luar kelas dan wajah Han seosangnim yang berpaling. Dengan patuh‚ Luhan bangkit. Diliriknya Kyungsoo‚ teman sebangkunya‚ yang kini ikut pula menunduk takut. Luhan mengutuk dalam hati tentang dirinya sendiri sembari melangkah keluar kelas. Mengapa ia bisa tidur nyenyak di jam pelajaran Han seosangnim yang mengerikan itu?
Luhan berdiri menghadap pintu kelasnya yang terbuka dengan sebelah kaki yang terangkat. Han seosangnim tetap mengawasinya dan tak akan melepaskannya begitu saja. Luhan masih menunduk. Begitu dirasanya pria bertubuh tambun itu tak lagi mengawasinya‚ Luhan menempelkan alas sepatunya yang terangkat pada dinding pembatas setinggi pinggang itu‚ dan mendesah lega.
Beruntung Han seosangnim memberinya ruang untuk bernapas sekarang.
Baru beberapa detik Luhan menempelkan alas sepatunya‚ Luhan kembali menjauhkan kakinya pada dinding pembatas. Baru saja ia mendengar suara derap sepatu seseorang yang menaiki tangga. Luhan menunduk lagi. Di lantai keramik yang ia pijaki sekarang‚ dapat Luhan lihat bayang seorang lelaki yang berjalan mendekat. Luhan meliriknya‚ dan membeku.
Astaga. Lelaki itu. Mengapa lelaki itu baru saja datang setelah setengah jam yang lalu bel masuk sekolah berbunyi? Dengan santai pula gayanya.
Luhan tak habis pikir dengan lelaki itu. Mengapa ia bisa sesantai itu? Apa ia tak ditegur guru piket atau siapa begitu? Dan kenapa pula Luhan menyukai lelaki semacam itu?
Ck ck. Mungkin otak cantikmu sedang tidak beres‚ Luhan.
Luhan masih meliriknya‚ mengikuti gerak-gerik lelaki itu. Lelaki itu sempat meliriknya dengan seringai meremehkan sebelum ia masuk ke dalam kelas Luhan. Mereka berada di satu kelas yang sama. Dan sebentar lagi‚ harimau yang baru saja jinak itu―
“Ya! Oh Sehun! Kenapa pula kau baru saja datang?!”
―kembali mengamuk.
Luhan memejamkan mata tak berani melihat wajah Han seosangnim yang kembali marah. Meskipun begitu‚ telinganya masih tetap mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky One
FanfictionHUNHAN GENDERSWITCH FANFICTION [RE-UPLOAD + REVISI FROM FANFICTION.NET] Sehun hanya merasa bahwa dunia ini begitu kejam padanya. Seseorang membunuh keluarganya, membuatnya kesakitan dan memiliki gangguan psikis. Namun, Luhan datang, menawarkan dunia...