Pingsan

41 3 0
                                    

Namun tiba-tiba seorang laki-laki dengan berlari cepat menghampiri Keyla. Dari jauh Kevin hanya mematung dan menatap pemandangan di depan nya.

Ya, laki-laki yang berlari tadi adalah Dimas. Kevin menghembuskan nafas berat. Dengan berjalan santai, Kevin menghampiri Keyla yang kini di kerumuni banyak orang.

Dimas yang telah lebih dulu tiba di sana hanya tertunduk dan diam menyaksikan Keyla yang tak sadarkan diri. Sementara Icha masih saja menangis histeris.

"Cepat angkat Keyla!!! Bawa ke UKS!!" Teriak Icha pada semua orang yang mengerumuni.

Bola mata Icha masih basah oleh air mata. Namun ekspresi wajahnya nampak geram karena tak satu pun yang mau membantunya membawa Keyla ke UKS. Dimas yang awalnya terlihat panik malah hanya terpaku tanpa berbuat apa-apa.

"Minggir..!!!" Teriak Kevin. Suara teriakan nya tak terlalu keras namun berhasil membuat seluruh mata tertuju pada nya.

Kevin menghampiri Keyla lebih dekat. Dengan hati-hati, Kevin membopong Keyla dan membawanya ke UKS.  Keyla yang tak sadarkan diri, nampak terlihat lesu dengan kepala yang masih menempel di dada bidang Kevin. Semua mata memperhatikan mereka. Tak jarang semuanya berbisik dan membicarakan.

Icha pun tak kalah terkejut, dengan tatapan yang masih tak percaya, Icha mengikuti langkah Kevin dari belakang.

___

Di UKS.

Keyla kini telah di tidurkan di ranjang pasien. Dokter jaga di sekolah tersebut segera memeriksa keadaan Keyla.

Kevin menatap Keyla lirih namun dengan tatapan dingin dan tanpa ekspresi. Dia pun memilih keluar dari UKS tanpa ingin menemani Keyla atau sekedar menunggu hasil pemeriksaan dokter.

"Kemana?" tanya Icha pelan dan gemeteran. Karena ini pertama kalinya ia mengajak bicara makhluk dingin tersebut. Dia tahu ini pertanyaan bodoh.

"Tugas gue sudah selesai." ucap Kevin dingin dan melirik ke arah Keyla yang terbaring lemah dan belum sadarkan diri.

Mungkin maksud Kevin adalah dia tidak ingin terlibat dengan Keyla. Dan bukan tanggung jawab dia untuk tetap bertahan di sana. Kevin pun pergi dengan santainya.

Icha hanya menggelengkan kepala. Ia tahu, bukan Kevin yang menyebabkan Keyla pingsan. Sehingga ia membiarkan Kevin pergi begitu saja.

Selang beberapa menit, Keyla siuman. Dokter pun mengatakan bahwa tidak terjadi hal yang serius. Karena benturan bola nya tidak terlalu keras.

"Cha.. " Panggil Keyla pelan.

"Lo udah bangun Key. Ada yang sakit nggak key"  tanya Icha masih penasaran.

"Gue baik-baik aja, cuma lemes aja Cha" jawab Keyla pelan.

Cekrekkkkk...., suara pintu UKS terdengar terbuka dan seseorang masuk dengan tergesa.

Pria itu menghampiri Keyla. Icha terpaku menatap penampakan pria di depannya ini.

"Maaf, lo pingsan gara-gara gue. Lo gapapa?" Tanya pria itu yang berdiri mematung dan menatap pilu ke arah Keyla.

Keyla melirik Icha.

"Dimas" ucap Icha berbisik ke telinga Keyla.

"Oh iya gapapa, gue gak kenapa-kenapa" Jawab Keyla.

Bel masuk tiba-tiba berbunyi nyaring.

"Maaf gue harus masuk kelas. Cepet sembuh ya." Ucap Dimas tersenyum kecil dan memberikan coklat berukuran sedang kepada Keyla.

Keyla menerimanya begitu saja dan menatap kepergian pria itu.

"OMG... KEYLA!!!! LO BERUNTUNG!!!! TAHU GITU, GUE AJA YANG PINGSAN TADI TUH. " ucap Icha menghentakan kaki nya ke lantai.

Keyla hanya tertawa.

"Jadi itu yang nama nya Dimas." ucap Keyla dalam hati dan menatap coklat pemberian Dimas.

===

IKATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang