"Siapa bilang usia kepala tiga akan menyusutkan pesona seksual seorang pria beranak dua?
Naruto harus segera mencakar-cakar kenaifannya untuk sadar bahwa dia terlalu menarik untuk ditolak. Kendatipun ia seorang 'pria' dewasa, memiliki anak, serampan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Khawatir dan bingung.
Naruto cuma bisa melabeli emosinya sebulan terakhir ini dengan dua kata tersebut.
Tiap kali ia mengambil keputusan, ia akan tersangkut oleh dua kata itu sebelum mampu menjatuhkan ultimatum.
Sebelumnya, selama ia menjabat sebagai CEO Gaiden inc., ia bisa dengan mudah membuat keputusan akhir setelah meraup semua data dan saran dari seluruh jejeran pimpinan divisinya. Tidak mudah, tapi setidaknya tidak sesulit ketika ia harus mengambil keputusan di kondisinya saat ini.
Tepat sebulan yang lalu sebuah fakta yang selama ini Naruto asingkan dari relung pikirannya tiba-tiba diseret ke permukaan.
Ia tidak pernah mempermasalahkan siapa sebenarnya orang tua aslinya, ia merasa tercukupi telah dibesarkan Iruka dan Kakashi selama ini. Ditambah lagi tidak pernah ada tanda-tanda keberadaan orang tua aslinya akan muncul membawanya pergi, maka tidak heran jika Naruto akhirnya menyerah untuk mengusik itu lagi. Kalau pun mungkin orang tuanya muncul, Naruto bersepakat dengan Hinata waktu itu untuk tetap menerima mereka dan mengayomi kedua orang tua asli Naruto dalam nauangan kesuksesannya dan tidak begitu menyudutkan mereka untuk menjelaskan gamblang alasan mengapa ia dulu diterlantarkan. Karena mereka setuju bahwa membuat drama diusia mereka sekarang rasa-rasanya bukan keputusan dewasa untuk dilakukan.
Ia tidak menyangka saja, bahwa setelah fakta orang tua kandungnya akhirnya benar-benar terkuak, Naruto justru tidak mampu mengayomi mereka seperti rencana awal mereka.
Bagaimana tidak? Ayahnya adalah seorang penguasa besar yang bahkan bisa menafkahi separuh penduduk planet Bumi ini sendiri!
Mahluk mana coba, di muka bumi ini, yang bisa begitu arogan dan merasa mampu mengayomi manusia sekelas itu?!
Naruto tak habis membenturkan kepala memikirkannya.
Ditambah ternyata wakilnya selama ini adalah adik kandungnya sendiri! Yang sampai sekarang tidak juga ketemu karena diduga dibawa lari oleh kakak kandung pacar-nya!
Belum lagi pagi ini Darui sudah menyudutkannya kembali dengan berita bahwa Tuan Besar Kurama a.k.a Ayahnya sudah mulai bergerak mencari Kyuubi dengan ratusan pembunuh bayaran yang dipencar ke seluruh negara!
Ini jelas akan jadi drama!
"Naruto?" Suara tegas memecah.
"Huh?!"
"Kau baik-baik saja?"
Alis pirang bertaut tidak ramah, "Apa menurutmu aku terlihat baik-baik saja?" sungut Naruto.
Pria Uzumaki yang tengah duduk di tepi ranjang hanya dengan balutan kemeja putih awut-awutan dan segelas kopi panas di genggaman nampak menoleh dengan wajah suram kepada pria penanya di depan pintu.
Sasuke yang baru saja selesai mandi dan masuk ke dalam kamar mereka tidak mengindahkan ludahan sinis kekasihnya. Ia berjalan masuk sembari menggosoki rambut kelamnya dengan handuk kering. Aura keterpurukan Uzumaki Naruto tersapu seketika oleh aroma jeruk ketika sang Uchiha melintas menuju lemari pakaian.
