"Ada keributan apa disana?"
"Itu... perkelahian murid kelas tiga. Mereka turun dari atap dan saling dorong ditangga."
"Itu Jungkook hyung kan?"
"Aku kurang tahu tapi sepertinya begitu."
"Gila! Dia kuat juga ternyata."
Kerumunan bertambah banyak seiring perkelahian Jungkook dan dua orang lainnya dikoridor mengundang atensi segala mata. Tidak ada yang berani untuk memisahkan namun hanya memperhatikan dari jarak yang agak jauh sambil berspekulasi tentang permasalahan sebenarnya. Pasalnya, siapa yang tidak mengenal Jungkook? Siswa kelas tiga teladan yang lebih senang menyendiri dan jadi kebanggaan kelas justru mengeluarkan taringnya saat ini. Image nya begitu berbalik.
Tangannya memukul murid berkepala plontos itu tepat pada rahangnya sementara badan Jungkook menindih badan pemuda tadi dari arah atas. Menunggangi seraya mencekik dileher.
"BANGSAT, LEPAS!" teriaknya dengan nafas terengah sementara temannya menarik Jungkook untuk melepas dan mendorongnya, mengikat tangan Jungkook dari arah belakang dengan tenaganya yang tersisa. Ia masih merasa ngilu dan perih pada perutnya karena tindakan Jungkook sebelumnya. Jungkook begitu beringas.
Ia tidak menyangka jika seseorang seperti Jungkook dapat membuatnya merasa sakit dan malu.
Kaki Jungkook menginjak dengan menekan menggunakan bobot tubuhnya sehingga orang dibelakangnya limbung karena merasakan sakit dan pegangan tangannya melemah. Namun, saat berbalik badan, Jungkook merasa badannya ditendang dari arah belakang hingga terpelanting dan tubuhnya terbentur anak tangga. Itu membuatnya meringis memegangi lengan dan pinggangnya karena ia terlempar cukup keras.
"Persetan." gumam Jungkook mengepalkan tangan. Wajahnya terlihat memerah sementara tatapan semua orang tertuju padanya. Ya, ekspresi Jungkook yang tidak pernah diketahui orang lain kecuali orang-orang yang mengenalnya dalam, rekan-rekan kerjanya.
"HENTIKAN!"
Suara pria dengan tegas dan keras terdengar mendekat disusul beberapa orang dewasa dibelakangnya. Itu adalah kepala sekolah dan guru-guru. Beberapa murid yang melihat kejadian itu berbondong-bondong melaporkan karena mereka bertiga telah membuat keributan. Ini bahkan hari ujian pertama sekolah.
Sorot mata Jungkook melemah dan ia berdiri seraya memegangi seragam belakangnya yang keluar dan berantakan. Berjalan dengan tertatih merasakan pinggangnya yang remuk.
"Kalian bertiga, ikut keruangan saya. Sekarang."
🍁🍁🍁
"Kita sudah sampai."
Mobil hitam itu terhenti didepan rumah besar pemilik perusahaan Kang yang dikabarkan menghilang selama lebih dari 24 jam oleh karyawan kantornya.
Taehyung dan Seokjin keluar dari mobil dan berdiri didepan gerbang tinggi menjulang sesekali menoleh ke kanan dan kiri. Melihat aktifitas komplek yang justru terlihat sepi sama seperti yang Taehyung sampaikan.
"Kau masuk kerumah ini?"
"Tidak, ketua. Aku hanya pergi ke halaman." balas Taehyung membuat Seokjin tertawa. Ia membayangkan Taehyung melakukannya dan Taehyung pasti terlihat ceroboh. "Sepertinya aku perlu Suga hyung, ketua Seokjin. Dia begitu terampil dan hebat. Kemana dia sekarang? Aku sudah lama tidak melihat."

KAMU SEDANG MEMBACA
Nevermind [BTS Fanfict]
FanfictionJimin tak menyangka jika Namjoon akan menyerahkan diri ke polisi atas kasus pembunuhan terakhirnya yang terjadi. Membuatnya harus mencari dimana Namjoon saat ini selama berhari-hari. Namun, dalam perjalanannya, seseorang yang pernah menyelamatkannya...