18 : Confession

1.1K 92 37
                                    

Note : typo.... dimana-mana. No edit, mohon bantu tandai yaa. Many thanks.

Happy reading and enjoy!

.

.

.

"Temari!"

Saking terkejutnya, Temari menjatuhkan ponselnya. Di pintu bangsal tampak Shika yang terlihat panik, napas tersengal-sengal, dan wajah yang merah berjalan cepat ke arahnya.

Shikamaru lantas mengambil ponsel yang jatuh tadi lalu mematikan speakernya. Seolah sudah menduga hal ini terjadi, Shika berjalan menjauh.

"Ino, maafkan aku. Kau--"

Otak Temari sangat bingung, percakapan Ino yang tidak terduga serta kedatangan Shika yang mendadak. Temari linglung. Lalu ditengah kebingungan itu matanya menangkap sosok yang nampak terguncang.

Kepala Temari terasa dua kali lipat sakitnya.

Matsuri terlihat sama kagetnya. Tidak ada yang menduga masalah ini sampai sedemikian pelik. Berbagai asumsi terkumpul dibenaknya, apakah benar Gaara pasien Ino? Jika memang begitu, penyakit kejiwaan apa yang diidapnya?

"Ne, Matsuri..."

Pandangan Matsuri linglung.

Yah, Temari terkejut tapi Matsuri pasti lebih terkejut darinya. "Kau baik-baik saja?"

Jika Nenek Chiyo tahu apa yang sudah diperbuat Temari pada pasiennya, dia pasti akan dicincang habis ditempat.

Matsuri hanya menggigit bibir bawahnya. Terlalu bingung dengan perasaan yang teraduk-aduk ini.

Saat Temari hendak mengatakan ucapan pelipur lara, Shikamaru memanggil dari pintu.

"Temari, Matsuri." Katanya seraya masuk ke bangsal lalu mengunci pintu ruangan.

"Apa?"

"Ini hal yang tidak terduga. Kalau kalian ingin mendengarnya, aku minta kalian mempersiapkan mental."

Temari sudah punya gambaran meski tidak tahu detailnya. Sepertinya pancingan Shika membuahkan hasil yang mencengangkan. Seperti hendak memancing ikan mas tapi justru ikan salmon yang tertangkap.

"Terutama kau, Matsuri. Ini tentangmu. Setelah mendengarnya mungkin kau akan berubah pikiran. Tapi aku berharap kau bisa mengambil keputusan dengan bijak, karena bukan hanya mengenai kau dan Gaara, tapi juga Suna."

Temari tidak sanggup mengukur shock level berapa yang dialami Matsuri. Ia sudah cukup terguncang dengan pernyataan Shika yang mengatakan pernikahan mereka jebakan. Bahwa dirinya dijebak Gaara. Lalu ternyata ada yang lebih besar dari itu...

"Kita tidak usah mendengarnya kalau kau tidak sanggup." Usul Temari.

"Tidak." Lirih Matsuri untuk pertama kali dalam seminggu terakhir ia membuka suaranya. "Aku ingin mendengarnya."

Shika dan Temari saling berpandangan.

"Kau dengar itu Ino?"

"Ah, aku benci melakukan ini...tapi karena kau sudah berjanji. Baiklah."

"Jelaskan secara rinci, oke?"

Temari menggenggam tangan Matsuri. Mengusap punggungnya, sembari membisikan kalimat penenang.

"Dari mana ya?" Suara Ino terdengar cukup jelas, lalu perlahan Temari bisa melihat wajah tidak asing itu di layar handphonenya. Ternyata Shika membuat panggilan video call.

All about MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang