"Hati kosong gua masih bahagia kok,
tapi kalau perut kosong ya gua suka marah-marah."
-Fenny-
Hari pertama masuk sekolah tak banyak yang dibahas, proses KBM juga belum efektif. Jam istirahat sudah berbunyi beberapa menit lalu. Fenny mengemaskan alat tulis yang sempat ia keluarkan tadi."Ca kantin kuy."
"Gas bayi gue udah gak tahan."
Fenny menoyor kepala Aca gemas, "bayi yang mana juleha."
"Cacing perut gue lah gila, ini gue rawat seperti malika kedelai hitam."
"Kle, terserah ci be." Astaga terserah kamu aja lah.
Aca tertawa gemas sambil menabok Fenny, yang membuat korban melotot tajam.
Ketawa ya ketawa aja kali, pake acara nabok segala.
🌴🌴🌴
Mereka berjalan beriringan menuju kantin, banyak pasang mata yang melirik Fenny dan Aca. Jangan salah Fenny itu punya aura yang bisa memikat lawan jenis, asli.
"Aca lo denger gue ngomong gak sih? Tumben banget kalem, lagi sakit gigi?" Tanya Fenny heran.
Ini bocah kok tumben gak petakilan?
"Ca?"
"..." tak ada sahutan.
Karena kesal Fenny membalikkan tubuhnya. Betapa geramnya Aca tertinggal jauh di belakang yang tengah asik mengobrol dengan laki-laki yang tak lain Agis."Hati kosong gue masih bahagia kok, tapi kalau perut gua kosong suka marah-marah. Astaga itu bocah jadi dari tadi gua ngomong panjang kali lebar gua dikacangin? Pantesan yang lewat natep gue kayak orang aneh," gerutuk Fenny kesal.
Dengan geram Fenny menghentakkan kedua kakinya dan langsung berjalan cepat menuju kantin. Tak peduli orang menatapnya aneh yang jelas disini Fenny tengah kesal!
Baru beberapa langkah sahutan dari orang mampu menghentikan langkah Fenny. "Kalau hati elo kosong sini biar gue isi, kalau perut lo kosong gue beliin tahu isi!"
Suara familiar itu Fenny dapat menebak siapa orang tersebut, siapa lagi kalau bukan Ale? Dengan dongkol Fenny memutar badannya dan mengamati Ale dari atas hingga bawah.
"Sorry, masih enakan pentol," jawab Fenny dan berlalu pergi. Ale selalu begitu tersenyum tipis tat kala mendapatkan jawaban ketus dari Fenny.
Dari kejauhan Aca masih asik mengobrol dengan Agis tanpa ingat dengan Fenny.
Kebiasaan kalo ketemu cogan suka lupa sama temen.
"Eh Aca elo tau gak ibarat lo sama uang?" tanya Agis santai.
"Engga, apa dong?"
"Lo itu ibarat kayak uang Ca, yang selalu pengen gue kejar terus," jawab Agis sambil menatap bola mata Aca lekat.
"Dikejar doang? Ngasi kepastiannya engga?" Jawab Aca sambil mengangkat kedua alisnya.
Percaya deh Aca itu tipe kadal betina.
Agis tersenyum miring sambil menatap Aca yang salah tingkah.
"Jadi ini tandanya elo ngasi lampu ijo?"
"Eh iya Fenny mana ya? Kok gak ada? Aduh gue ditinggal. Agis gue duluan ya pasti sekarang Fenny lagi kesel," pamit Aca sambil berlari kecil.
Agis yang melihat tingkah salting Aca mengibaskan tangannya ke udara sambil memegang dada sebelah kiri.
"Laporan pdkt-an gue berjalan mulus."
🌴🌴🌴
Aca langsung duduk di depan Fenny yang tengah asik minum jus tanpa menghiraukan Aca.
"Udah puas ngobrolnya?" sindir Fenny tanpa menatap Aca sama sekali.
Aca nyengir kuda dan langsung mencubit pipi Fenny gemas. "Aduh Fenn sorry ya gue tadi lagi ngobrol sama Agis," jawab Aca malu-malu.
"Yaudah sana lo ngomong terus gak usah samperin gue. Asik sendiri aja noh."
"Gue traktir pentol deh gimana?" Tawar Aca sambil menaik turunkan alisnya.
Fenny berdehem singkat, menatap Aca garang.
"Pinter juga nyogok gue pake pentol."
"Yaudah kalo gak mau, gue beli sendiri aja."
"Jangan," Fenny berseru keras sambil menatap Aca horor.
"Pulang sekolah traktir gue pentol pokoknya."
Aca mengacungkan jempolnya dan meminum jus milik Fenny.
"Ahh seger banget."
~~~
Update chapter 04
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendek Vs Tinggi
Teen FictionA wattpad fiksi ramaja Tinggi usia 17 dan 18 tahun mencapai tinggi yang matang. Rata-rata anak laki-laki setahun sesudahnya. ---------------------------------------------------- Seorang gadis remaja bernama Fenny memiliki tinggi badan terbilang buk...